Alasan Benjamin Sesko Belum Bisa Dinilai Sukses atau Gagal: Gara-gara MU Absen dari Kompetisi Antarklub Eropa!

Liputan6.com, Jakarta Manchester United menggelontorkan dana besar untuk Benjamin Sesko, berharap mendapat ujung tombak masa depan. Namun, sampai sejauh ini, performa striker asal Slovenia itu belum benar-benar mencuri perhatian.

Dibeli dengan harga £73,7 juta dari RB Leipzig, Sesko baru mencetak dua gol dari 11 penampilan, angka yang masih jauh dari ekspektasi publik Old Trafford.

Kehadiran Sesko awalnya diharapkan bisa menjadi solusi lini depan United yang kesulitan mencetak gol secara konsisten. Namun adaptasinya di Premier League tak berjalan mulus.

Minimnya kontribusi gol dan kepercayaan diri membuatnya belum menunjukkan sentuhan mematikan seperti ketika membela Leipzig.

Kini, pandit sepak bola Inggris, Alan Pardew, menyoroti akar persoalan performa Sesko yang belum maksimal. Absennya Manchester United di kompetisi Eropa menjadi salah satu faktor utama mengapa sang striker sulit berkembang.

Alan Pardew menilai situasi Benjamin Sesko saat ini belum bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai kualitasnya secara penuh. Dalam pandangan Pardew, frekuensi bermain yang terbatas di level tertinggi membuat publik sulit menentukan apakah Sesko adalah pemain spesial atau biasa saja.

"Para juri masih belum bisa menentukan pilihannya," ujar Pardew dalam program The Final Word di talkSPORT.

"Saya belum cukup melihatnya untuk memujinya dan berkata, 'Wow, orang ini akan hebat'. Rasanya seperti periode adaptasi striker yang biasa saja, ya? Kapan pun dia masuk, dia keluar, dia tidak benar-benar mendapat waktu bermain yang cukup."

"Masalah dengan Manchester United tentu saja adalah ketika Anda punya skuad yang dibangun untuk kompetisi Eropa, Anda tidak punya Eropa. Jadi, dia tidak punya jumlah pertandingan yang mungkin dia inginkan," imbuh eks manajer Newcastle tersebut.

Situasi ini menjelaskan mengapa Sesko belum bisa menunjukkan versi terbaiknya di Old Trafford. Tanpa kompetisi Eropa, jam terbangnya terbatas hanya di Premier League dan beberapa laga domestik.

Akibatnya, striker 22 tahun itu kehilangan kesempatan berharga untuk beradaptasi dengan intensitas pertandingan besar yang bisa mengasah mental dan nalurinya di depan gawang.

Di sisi lain, Ruben Amorim masih berupaya menemukan peran ideal bagi Sesko dalam sistem taktik barunya di United. Amorim disebut ingin memberi waktu lebih banyak bagi sang striker untuk berkembang secara bertahap, alih-alih memaksanya menjadi mesin gol instan.

Sumber: talkSPORT