Harimau Malaya Rasa Amerika Latin: Jalan Revolusi Timnas Malaysia Lewat Program Naturalisasi

3 months ago 17

Liputan6.com, Jakarta Ada yang berbeda dari Timnas Malaysia saat ini. Harimau Malaya tak lagi tampil dengan hanya mengandalkan bakat lokal. Mereka datang dengan kekuatan baru, lebih berani, dan penuh determinasi. Hal itu terlihat pada duel lawan Vietnam, Selasa (10/6) lalu.

Dalam bayang-bayang kritik dan keraguan, revolusi sedang berjalan di sepak bola Negeri Jiran dan hasil pertama dari revolusi itu mengejutkan Asia Tenggara: kemenangan telak 4-0 atas Vietnam di Stadion Bukit Jalil.

Hasil ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah pernyataan. Malaysia kini tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Mereka baru saja membuat juara Piala AFF 2024 tak mampu berbuat banyak dan harus mengakui kekalahan.

Transformasi besar ini tidak mungkin terjadi tanpa kehadiran figur kuat di balik layar: Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Sang Sultan Johor yang kini menjabat sebagai Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Pasukan dari Amerika Selatan Jadi Pilar Revolusi

Punya visi tajam dan keberanian untuk mengambil risiko, Tunku Ismail menginisiasi apa yang disebut sebagai Revolusi Harimau Malaya. Sebuah proyek besar yang melibatkan masuknya pelatih asing berkelas.

Selain itu, yang menjadi tulang punggung kekuatan baru Malaysia, ada proyek naturalisasi pemain keturunan dari Amerika Selatan seperti Argentina, Brasil, hingga Kolombia.

"Ini seperti sebuah revolusi. Kami mencoba membawa sepak bola Malaysia ke tingkat yang lebih baik. Apa pun yang kita bangun tidak ada artinya jika tidak ada hasil atau prestasi,” ujar Tunku Ismail dalam sebuah video emosional di ruang ganti jelang laga melawan Vietnam.

Nama-nama seperti Facundo Garces kini menjadi sorotan. Bek asal Argentina itu tampil dominan saat Malaysia membungkam Vietnam. Rodrigo Holgado, Jon Irazabal dan Joao Figueiredo juga membawa dampak yang besar bagi Malaysia.

Kemenangan Lawan Vietnam Lebih dari Sekadar Skor

Malaysia juga punya pemain berbakat pada diri Arif Aiman dan Nooa Laine yang makin matang ditempa kompetisi domestik. Mereka jadi bagian dari peruaban besar yang sempat memunculkan skeptisisme, tetapi seperti yang ditekankan Tunku Ismail, perubahan besar memang tak selalu diterima dengan mudah.

“Ada yang tidak percaya, tidak apa-apa. Kita ini melakukan hal baru dan mereka belum terbiasa," kata Tunku Ismail.

“Biarkan penampilan kalian berbicara lebih keras dari apa yang mereka kira. Inilah saatnya bagi kita untuk membuktikan siapa diri kita sebenarnya. Jika kita mengubah sepak bola di negeri ini, itu semua karena kalian," tegas bos klub Johor Darul Takzim tersebut.

Read Entire Article
Bisnis | Football |