Nostalgia: Ketika Paul Pogba Menjadi Raja di Ruang Mesin Juventus

2 months ago 13

Liputan6.com, Jakarta Paul Pogba berpisah dengan Juventus pada November 2024. Ini bukan perpisahan yang manis, padahal Pogba dan Juventus pernah seperti pasangan yang serasi. Ia pernah menjelma jadi salah satu gelandang terbaik dunia di sana.

Periode 2012 hingga 2016 adalah masa ketika Pogba bukan sekadar bintang muda berbakat, tapi hampir sempurna. Ia memberi trofi, pertunjukan magis, dan rasa percaya pada Bianconeri.

Kini, setelah tahun-tahun suram menghantui, kenangan itu menjadi tempat terbaik untuk bernostalgia. Mengenang Pogba saat masih menjadi raja di ruang mesin Juventus.

Pogba Datang, Dunia Mulai Melihat

Pogba datang ke Juventus pada 2012 dengan status bebas transfer dari Manchester United. Sir Alex Ferguson sempat kesal karena sang pemain menolak perpanjangan kontrak.

Namun, keputusan Pogba pindah ke Turin terbukti tepat. Ia langsung mendapat menit bermain dan kesempatan berkembang bersama Andrea Pirlo, Claudio Marchisio, dan Arturo Vidal.

Musim pertamanya ditandai dengan gol ke gawang Napoli dan Bologna. Media Italia memuji bakatnya, dan Juventus langsung meraih scudetto di musim debut Pogba.

Kilau Anak Emas Eropa

Musim 2013/14 jadi tonggak pengakuan Eropa untuk Pogba. Ia memulai musim dengan gol di Supercoppa Italia dan menutupnya dengan 9 gol dari 51 penampilan.

Gelar Golden Boy 2013 dan Bravo Award 2014 jadi simbol betapa ia sedang menuju puncak. Pogba juga mulai mengisi lini tengah Juventus secara reguler.

Di musim itu, Juventus hampir sempurna di Serie A dan menembus semifinal Liga Europa. Pogba bukan lagi talenta mentah, tapi pondasi utama permainan tim.

Final Liga Champions dan Nomor 10 Warisan Legenda

Musim 2014/15 dan 2015/16 jadi dua fase emas Pogba di Juventus. Ia jadi otak serangan, pencetak gol, dan penentu di laga-laga besar.

Pogba membantu Juventus mencapai final Liga Champions 2015, menyingkirkan Real Madrid di semifinal. Di final, mereka kalah dari Barcelona, tapi Pogba tampil percaya diri di level tertinggi.

Musim berikutnya, ia mengenakan nomor 10 warisan Del Piero, Tevez, dan Platini. Pogba membalas dengan 8 gol, 12 assist, dan scudetto keempat beruntun.

Harga Tertinggi, tapi Juventus Tetap Kehilangan

Performa cemerlang itu membuat Manchester United menebus Pogba kembali pada 2016. Transfer senilai €105 juta (sekitar Rp1,87 triliun saat itu) memecahkan rekor dunia.

Namun, kepergiannya meninggalkan lubang besar di lini tengah Juventus. Pogba adalah simbol, bukan sekadar pemain.

Pogba kemudian kembali ke Turin pada 2022, tapi cedera dan skorsing akibat doping membuat kisah itu tak berlanjut manis. Yang tersisa adalah nostalgia akan masa ketika Pogba menjadi raja muda di Italia.

Read Entire Article
Bisnis | Football |