Liputan6.com, Jakarta - Real Madrid terperangkap dalam pusaran skandal disiplin pasca kemenangan dramatis melawan Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions. Kuartet bintang Los Blancos, yakni Kylian Mbappe, Vinicius Junior, Antonio Rudiger, dan Dani Ceballos, kini berada di bawah pengawasan ketat UEFA.
Pertarungan sengit yang berakhir dengan kemenangan 4-2 melalui adu penalti di Wanda Metropolitano rupanya tidak berakhir di sisi positif. Perayaan yang semula dipenuhi euforia kini berubah menjadi ancaman serius bagi para pemain Real Madrid.
Sang mantan bek Chelsea, Antonio Rudiger, diduga melakukan gestur provokatif dengan gerakan menggorok leher ke arah pendukung Atletico. Sementara Kylian Mbappe tersandung kontroversi akibat gerakan kontroversial memegang selangkangannya saat melakukan selebrasi.
UEFA melalui pernyataan resmi mengonfirmasi pembukaan penyelidikan terhadap keempat pemain tersebut atas dugaan perilaku tidak pantas. Inspektur Etika dan Disiplin UEFA kini tengah mengusut detail insiden tersebut.
Pertarungan di luar lapangan ini kini menjadi tantangan baru bagi Real Madrid jelang perempat final Liga Champions melawan Arsenal. Sebuah drama di luar sepakbola yang berpotensi memberikan konsekuensi serius bagi tim kebanggaan Spanyol tersebut.
Drama Disipliner Mengintai Real Madrid Jelang Laga Krusial dengan Arsenal
UEFA resmi membuka investigasi terhadap empat bintang Real Madrid, yaitu Antonio Rudiger, Kylian Mbappe, Daniel Ceballos, dan Vinicius Junior, setelah pertandingan dramatis melawan Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions.
"Seorang Inspektur Etika dan Disiplin telah ditunjuk untuk menyelidiki dugaan perilaku tidak senonoh," bunyi pernyataan resmi UEFA yang mengagetkan. Potensi sanksi menggantung di atas kepala para pemain Los Blancos jelang pertarungan penting melawan Arsenal.
Jadwal pertandingan melawan Arsenal telah ditentukan, di mana leg pertama akan digelar di Emirates pada 8 April dan leg kedua akan berlangsung di Bernabeu beberapa hari kemudian. Pertanyaan yang menimbulkan ketegangan adalah apakah penyelidikan akan rampung sebelum pertandingan tersebut.
Kuartet tersebut menghadapi konsekuensi potensial yang sangat serius. Jika terbukti bersalah, mereka berisiko dilarang tampil di Liga Champions. Dampak paling terasa akan dirasakan pemain seperti Mbappe dan Vinicius Junior.
Pelatih Carlo Ancelotti sudah menyiapkan skenario cadangan. Endrick, pemain muda berusia 18 tahun, berpotensi menggantikan Mbappe di lini depan. Sementara Brahim Diaz siap menggantikan Vinicius di posisi sayap.
Ceballos diprediksi tak akan masuk starting eleven melawan mantan klubnya. Raul Asencio, David Alaba, dan Aurelien Tchouameni bersiap menggantikan Rudiger di lini pertahanan.
Pertarungan di luar lapangan ini membuat panggung Liga Champions semakin menarik. Sebuah drama yang membuktikan bahwa di dunia sepakbola, segalanya bisa terjadi di luar dugaan.
Arsenal Hadapi Real Madrid di Tengah Badai Sanksi
Arsenal berdiri di persimpangan harapan dan keraguan menjelang pertarungan perempat final Liga Champions melawan Real Madrid. Prospek menghadapi Los Blancos tanpa kehadiran Kylian Mbappe dan Vinicius Junior memang terasa menggiurkan, namun para Gooners diimbau untuk tidak terlalu euforia.
Sejarah sepak bola membuktikan kompleksnya proses pemberian sanksi. Kasus-kasus sebelumnya menunjukkan adanya kemungkinan bagi pemain untuk lolos dari hukuman.
Bukti teranyar terlihat dari rekan setim Jude Bellingham yang berhasil menghindari sanksi pasca insiden kontroversial di Euro 2024. Bahkan pelatih Diego Simeone pernah terhindar dari larangan bermain melalui kasus serupa di Liga Champions 2019.
Namun, secercah kabar menggembirakan datang dari kubu Arsenal. Bukayo Saka mengunggah foto latihan pada Kamis, menandakan pemulihan pasca operasi hamstring berjalan mulus. Kehadiran pemain kunci ini berpotensi menjadi senjata rahasia Mikel Arteta menghadapi raksasa Spanyol.
Pertarungan di Emirates Stadium dan Bernabeu bukan sekadar soal nama besar, melainkan tentang ketangguhan dan strategi. Meskipun Real Madrid terpojok dan Arsenal haus prestasi, pertandingan ini menjadi pertemuan epic yang nyaris tak tertandingi. Kini tersisa pertanyaan siapa yang akan menulis sejarah.