Bantahan Moody's di Tengah Badai Kredit Macet: Satu Kecoa Bukan Berarti Tren, Perbankan AS Tetap Kuat

3 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran pasar yang memuncak atas serangkaian kredit macet di bank-bank menengah AS dan pasar kredit swasta dianggap berlebihan. Menurut analis senior Moody’s Ratings, Marc Pinto, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya masalah sistemik di seluruh sistem perbankan.

Dalam wawancara di CNBC’s "Squawk Box", Pinto, Kepala Kredit Swasta Global Moody's, mengakui memang ada kekhawatiran tentang standar pinjaman yang longgar (loose lending standards). Namun, ia menegaskan bahwa ketika melihat sistem secara keseluruhan, risiko penularan (contagion) yang dapat memicu krisis keuangan yang lebih luas tidak terlihat.

"Ketika kami menggali lebih dalam di sini dan mencari apakah ada titik balik dalam siklus kredit—yang secara efektif menjadi fokus pasar saat ini—kami tidak menemukan buktinya," kata Pinto dikutip dari CNBC, Sabtu (18/10/2025). 

"Jika kita melihat angka kualitas aset yang kami lihat selama beberapa kuartal terakhir, kami melihat sangat sedikit penurunan sama sekalil," tambah dia. 

Menepis Keresahan Jamie Dimon

Komentar Pinto ini muncul setelah saham-saham perbankan anjlok tajam pada hari Kamis. Penurunan tersebut dipicu oleh pengungkapan kerugian pinjaman bermasalah oleh bank Zions Bancorp dan Western Alliance Bancorp terkait kebangkrutan dua perusahaan pembiayaan mobil.

Kekhawatiran ini diperparah dengan pernyataan CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, pekan ini yang mengatakan, "ketika Anda melihat satu kecoa, kemungkinan ada lebih banyak lagi."

Pinto, seolah merespons langsung, memberikan perspektif yang lebih tenang: "Satu kecoa tidak menciptakan sebuah tren."

Faktanya, Pinto menyoroti bahwa tingkat gagal bayar (default rates) pada utang berimbal hasil tinggi (high-yield debt) tahun ini relatif rendah, berada di bawah 5%, dan bahkan diperkirakan akan turun di bawah 3% pada tahun 2026.

Angka ini jauh berbeda dengan krisis keuangan 2008, di mana tingkat gagal bayar utang berimbal hasil tinggi mencapai dua digit rendah.

Perekonomian AS Tunjukkan Resiliensi

Pinto menambahkan bahwa perekonomian AS terbukti lebih kuat dari perkiraan, di tengah kekhawatiran yang gigih mengenai pasar tenaga kerja dan potensi dampak tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.

"Salah satu kata yang terus saya dengar [di antara para bankir] adalah resiliensi," ungkap Pinto, yang menghadiri konferensi dengan sekitar 2.000 bankir.

"Sehubungan dengan pertumbuhan PDB, kinerja kita jauh lebih baik daripada yang diperkirakan banyak orang enam bulan lalu. Jadi, melihat kondisi kredit, pertumbuhan PDB, serta perkiraan penurunan suku bunga, kami merasa kualitas kredit berada di tempat yang cukup baik hari ini dan berpotensi membaik," tutupnya.

Sentimen pasar tampaknya mulai pulih pada Jumat. Saham-saham bank regional menunjukkan peningkatan setelah aksi jual masif sehari sebelumnya.

Sebagai contoh, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) SPDR S&P Regional Banking, yang melacak pemimpin pasar menengah, sempat anjlok 6,2% pada Kamis tetapi kemudian naik 2% dalam perdagangan premarket Jumat.

Read Entire Article
Bisnis | Football |