Liputan6.com, Jakarta - Kabar gempar dari markas Arsenal mengungkap bahwa Andrea Berta, direktur olahraga anyar The Gunners, telah menetapkan Matheus Cunha, penyerang berbakat Wolverhampton Wanderers, sebagai target utama bursa transfer musim panas.
Klub London Utara tersebut sempat mengalami guncangan besar saat Edu mengundurkan diri dari jabatan direktur olahraga pada November lalu setelah mengabdi lebih dari lima tahun di Emirates.
Kontribusi Edu sangat signifikan dalam transformasi Arsenal. Dia dianggap sebagai arsitek utama pembentukan skuad yang membawa Mikel Arteta mengangkat klub dari keterpurukan menjadi penantang gelar konsisten.
Kepergiannya bertepatan dengan meningkatnya ketidakpuasan pendukung terhadap strategi transfer klub. Selain upaya mendadak merekrut Ollie Watkins, Arsenal terkesan pasif. Kegagalan memperkuat skuad ini memberi ruang bagi Liverpool membangun keunggulan 15 poin di puncak klasemen.
Namun kini, menurut laporan Fichajes, Berta bertekad membuat gebrakan dengan mendatangkan Matheus Cunha ke London. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk membantu Arteta akhirnya meraih gelar Liga Premier yang selama ini sulit digapai.
Bersinar dalam Perjuangan Wolves
Meski Wolverhampton Wanderers terpuruk di posisi ke-17 klasemen dengan hanya 23 poin, Matheus Cunha tampil sebagai cahaya di tengah kegelapan. Penyerang Brasil ini memperlihatkan kualitas luar biasa meskipun klubnya berada dalam masa sulit.
Statistik Cunha musim ini berbicara banyak tentang pengaruhnya. Dengan 13 gol dan empat assist di liga, pemain 25 tahun ini bertanggung jawab atas hampir separuh (45%) dari total gol Wolves. Pencapaian ini menegaskan statusnya sebagai salah satu penyerang paling produktif di Premier League.
Yang menarik, Cunha bukanlah striker konvensional. Ia memiliki karakteristik permainan yang lebih dinamis, dengan preferensi beroperasi di sayap kiri atau sebagai gelandang serang.
Namun, kemampuan Cunha bergerak lincah di antara garis pertahanan lawan menawarkan dimensi berbeda bagi skema taktis Arteta. Kecerdasan posisional dan kemampuan teknisnya berpotensi menjadi kunci pembuka ketika The Gunners menghadapi pertahanan rapat lawan.
Jika transfer ini terealisasi, Andrea Berta akan mendapatkan pemain serbaguna yang dapat memperkaya opsi serangan Arsenal dengan fleksibilitas posisional dan kejelian melihat peluang.
Tanda Tanya di Balik Pesona Cunha
Meski Matheus Cunha tampil gemilang bersama Wolves, kekhawatiran muncul terkait aspek disiplinnya. Catatan merahnya terlihat dari dua kali larangan bermain karena kartu merah dan konfrontasi dengan petugas keamanan, menjadi pertimbangan serius bagi Arsenal.
Statistik gol Cunha juga menimbulkan pertanyaan. Dengan 13 gol dari nilai xG kurang dari tujuh, ada indikasi kuat bahwa tingkat penyelesaian akhirnya saat ini mungkin tidak berkelanjutan jangka panjang.
Masalah Arsenal sendiri terletak pada kreativitas tim. Dengan xG terbanyak hanya kesembilan di liga (43,8), lebih rendah dari Brentford dan Crystal Palace, kehadiran Cunha akan lebih berdampak jika disertai rekrutan yang fokus pada penciptaan peluang.
Sebagai tambahan kedalaman skuad, Cunha menawarkan fleksibilitas posisional yang menarik. Namun, apakah ia mampu menggantikan peran krusial Martin Odegaard di lini tengah atau menggeser Gabriel Martinelli dari posisi sayap kiri masih menjadi pertanyaan besar.
Tantangan terbesar bagi Andrea Berta dan Mikel Arteta adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan kemampuan Cunha sambil tetap mengatasi kelemahan struktural tim dalam menciptakan peluang berkualitas.