CNN Indonesia
Selasa, 15 Apr 2025 04:09 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan kawasan ASEAN mempunyai kekuatan ekonomi besar namun harus berani mengambil langkah proaktif sesuai kemampuan untuk menggerakkannya.
Hal itu dilontarkan Anwar menyikapi ketegangan global karena perang Rusia-Ukraina hingga perang tarif global yang diinisiasi Amerika Serikat (AS) di bawah kepresidenan Donald Trump.
Anwar menyinggung visi menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai regional yang damai dan aman berhasil dicapai namun kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN belum kuat, kondisi itu menjadi kelemahan atau celah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mustahil dengan kekuatan kita 649 juta orang ASEAN, dengan Produk Domestik Bruto lebih dari 3 triliun dolar AS tak ada kemampuan. Ada. Tetapi itu dapat terjadi sekiranya kita membangun kekuatan internal di antara kita," kata Anwar saat berbicara di depan sekitar 700 jajarannya dalam Pertemuan Bulanan Kementerian Keuangan Malaysia di Putrajaya, Senin (14/4) seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan ruang perdagangan antara negara-negara ASEAN yang besar belum dimaksimalkan. Meskipun sudah ada kerja sama awal seperti penggunaan mata uang lokal lewat Inisiatif Chiang Mai, dan mulai menerapkan 20 persen dari nilai perdagangan dengan Indonesia, Thailand, dan negara-negara luar.
Anwar menjelaskan hal itu yang juga menjadi penekanan dalam pertemuan menteri-menteri keuangan dan ekonomi negara-negara ASEAN baru-baru ini di Kuala Lumpur. eElain itu juga dibahas kaidah dan turunan kerja sama baru yang dapat membantu memperkuat kerja sama ekonomi ASEAN.
"Termasuk di bidang bea cukai dan keimigrasian yang diperbaiki sehingga dapat mendukung penguatan kerja sama ekonomi regional," kata Anwar.
Ia juga mengatakan pariwisata intra-ASEAN juga dapat didorong untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan ke regional Asia Tenggara. Keindahan gunung, pantai, hutan hingga durian turut disebutkan sebagai daya tarik pariwisata regional.
Anwar mengatakan pertemuan menteri-menteri ekonomi dan keuangan di Kuala Lumpur tersebut sangat penting bukan hanya karena Malaysia sedang memimpin ASEAN, tetapi juga untuk menyelesaikan persoalan internasional, termasuk isu tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS).
"Ada hal yang tak terkendali, tidak bisa kita selesaikan. Perang Rusia dan Ukraina, ketegangan ekonomi Amerika dengan China. Kita bisa bersuara tapi tidak bisa menyelesaikannya. Tapi isu internal kita, isu intra-ASEAN, itu mampu kita kelola," kata Anwar.
(antara/kid)