Indonesia Harus Siap Jadi Negara Penghubung Energi di ASEAN

22 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung meminta Indonesia harus siap berperan sebagai negara penghubung (hub) energi di kawasan ASEAN.

Demi menunaikan komitmen untuk menyukseskan kerja sama interkoneksi kelistrikan antar negara anggota, alias ASEAN Power Grid (APG).

Di sela gelaran 43rd ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) & Associated Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia, Yuliot melihat integrasi antar grid di Asia Tenggara bisa dilakukan. Lantaran kebutuhan energi untuk negara-negara ASEAN ke depan akan terjadi peningkatan.

"Dengan peningkatan signifikan, Indonesia harus siap menjadi hub energi untuk ASEAN," ujar Yuliot dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).

Indonesia sebenarnya sudah melakukan kerja sama interkoneksi kelistrikan dengan Malaysia. Impor listrik dari Malaysia sudah dilakukan untuk daerah di Pulau Kalimantan yang berdekatan dengan perbatasan kedua negara.

Yuliot mengatakan total impor energi listrik dari Malaysia sekitar 200 megawatt (MW). "Ini kan sudah berjalan dan juga ini lagi perpanjangan perizinan dan itu juga kita lakukan fasilitasi," terangnya.

Proyek 48 Ribu Kms Jaringan Transmisi

Integrasi kelistrikan di negara ASEAN akan didukung melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Dalam 10 tahun ke depan akan dibangun 48.000 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi.

Untuk kerja sama Power Grid, Pemerintah Indonesia telah memetakan peluang investasi sebesar Rp 600 triliun, yang tidak hanya datang dari sektor Pemerintah namun juga sektor swasta.

"Kebutuhan investasi kita sudah petakan, total investasi yang dibutuhkan sekitar 600 triliun rupiah. Itu tentu bukan hanya dari Pemerintah tetapi juga bagaimana kita mendorong swasta untuk bisa berinvestasi juga di national grid dan juga bagaimana integrasi antar ASEAN. Jadi ini kita membuka peluang investasi untuk itu," urainya.

Transisi Energi di ASEAN Wajib Adil dan Inklusif

Pada intervensi Indonesia di 43rd AMEM, Yuliot menyampaikan bahwa transisi energi di kawasan Asia Tenggara harus dijalankan dengan adil, teratur, dan inklusif, dengan mempertimbangkan kondisi nasional negara-negara anggota ASEAN.

"Indonesia juga mendorong upaya transisi energi yang terus memprioritaskan ketahanan dan keterjangkauan energi, di samping keberlanjutan. Sehingga tidak ada negara anggota yang tertinggal," sambungnya.

Untuk diketahui, di bawah kepemimpinan Malaysia AMEM ke-43 telah berhasil mencapai berbagai Capaian Prioritas ekonomi 2025, termasuk sejumlah inisiatif penting. Seperti, Pengesahan Nota Kesepahaman yang disempurnakan tentang Jaringan Listrik ASEAN (APG), bertujuan memperkuat interkoneksi regional.

Read Entire Article
Bisnis | Football |