Kalah Telak 2 Kali Beruntun, Juventus Terpental dari 4 Besar Liga Italia

16 hours ago 16

Liputan6.com, Jakarta- Juventus mengalami nasib kelabu sejak pertengahan Maret 2025. I Bianconeri menderita dua kekalahan memalukan beruntun. Akibatnya posisi Juve terus merosot di klasemen sementara Liga Italia Serie A musim 2024/2025.

Semalam Juventus secara memalukan kalah 0-3 ketika dijamu Fiorentina. Sedangkan pada pekan sebelumnya Federico Gatti dan kawan-kawan dipermalukan Atalanta 0-4 di Allianz Stadium.

Dengan dua kekalahan ini, Juventus terpuruk di urutan lima klasemen sementara Liga Italia dengan koleksi 52 poin. Juve digusur Bologna yang merangsek ke urutan empat dengan raihan 53 poin.

Dua pertandingan terakhir menunjukkan bobroknya lini belakang dan lini depan Juventus. Juve tak pernah membuat gol dalam dua laga terakhir dan kemasukkan total tujuh gol.

Praktis sepanjang Maret 2025, Juventus cuma menang sekali saat menekuk Hellas Verona 2-0. Ketika itu gol-gol Juventus di cetak oleh dua pemain tengahnya, Khéphren Thuram dan Teun Koopmeiners.

Catatan buruk di dua laga terakhir ini semakin mempersulit posisi pelatih Juventus Thiago Motta. Eks pemain Inter Milan itu dalam sorotan tajam karena gagal mengangkat prestasi tim musim ini meski sudah dibekali pemain-pemain keinginannya selama bursa transfer.

Promosi 1

Analisis Kepemimpinan Motta

Banyak pengamat sepak bola, termasuk Antonio Cassano, menilai kepemimpinan Motta sebagai bencana. Cassano bahkan secara terang-terangan mengkritik keputusan Juventus menunjuk Motta. "Kepemimpinan Motta adalah bencana," kata Cassano, mengungkapkan kekecewaannya terhadap performa Juventus saat ini. Pernyataan tersebut tentu saja menambah tekanan pada Motta dan manajemen Juventus.

Meskipun demikian, direktur klub masih menyatakan kepercayaan kepada Motta. Namun, kepercayaan tersebut tentu saja disertai dengan tuntutan untuk segera memperbaiki performa tim. Kepercayaan tersebut bukan tanpa batas, mengingat tekanan dari para pendukung dan media semakin meningkat.

Juventus yang mendatangkan beberapa pemain baru atas permintaan Motta juga belum menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini semakin mempertanyakan efektifitas strategi dan taktik yang diterapkan Motta selama ini. Apakah pemain-pemain baru tersebut belum mampu beradaptasi dengan baik, atau memang strategi Motta yang kurang tepat?

Pertanyaan ini masih menjadi perdebatan di kalangan pengamat sepak bola. Namun, satu hal yang pasti, Juventus membutuhkan perubahan signifikan untuk keluar dari krisis ini. Apakah perubahan tersebut akan datang dari Motta sendiri, atau dari pergantian pelatih, masih menjadi tanda tanya besar.

Masa Depan Motta di Juventus

Masa depan Thiago Motta di Juventus masih menjadi tanda tanya besar. Meskipun direktur klub masih menyatakan kepercayaan, tekanan untuk meraih hasil positif semakin meningkat. Kegagalan untuk membalikkan keadaan dalam waktu dekat dapat berujung pada pemecatan. Motta harus segera menemukan solusi untuk memperbaiki performa tim dan mengembalikan kepercayaan para pendukung Juventus.

Juventus, dengan sejarah dan reputasinya yang gemilang, tidak boleh terpuruk dalam waktu lama. Mereka membutuhkan pelatih yang mampu membawa tim kembali ke jalur kemenangan, dan mampu bersaing di level tertinggi kompetisi Eropa. Apakah Motta adalah orang yang tepat untuk tugas tersebut, hanya waktu yang dapat menjawabnya.

Kondisi ini tentu menjadi tantangan besar bagi Motta. Ia harus mampu membuktikan kemampuannya dalam memimpin tim sebesar Juventus dan keluar dari bayang-bayang kegagalan yang telah terjadi. Kepercayaan dari manajemen dan pendukung Juventus harus segera ia raih kembali melalui prestasi di lapangan.

Secara keseluruhan, musim ini menjadi musim yang penuh dengan kekecewaan bagi Juventus dan para pendukungnya. Semoga ke depan, Juventus dapat bangkit dan kembali bersaing di papan atas klasemen Serie A.

Read Entire Article
Bisnis | Football |