Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk (kode saham JSMR) menjelaskan soal merosotnya laba bersih di 2024 sebesar 33,24 persen, dari sebelumnya Rp 6,79 triliun di 2023 menjadi Rp 4,53 triliun.
Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan, kinerja perseroan pada tahun lalu sebenarnya masih tumbuh positif. Namun, ada perbedaan penghitungan akuntansi yang membuat laba bersih JSMR menyusut di 2024.
"Jadi memang angkanya terlihat tinggi (di 2023). Ketika ini sudah disesuaikan tahun 2024, laba non-cash itu sudah tidak ada. Jadi, yang kita sampaikan itu laba core profit. Terlepas dari aksi korporasi itu, laba core profit kami itu naik 36 persen," terangnya di Kantor Kementerian PU, Jakarta, ditulis Selasa (18/3/2025).
Laporan Keuangan Perseroan
Menilik laporan keuangan Jasa Marga di 2024, penurunan laba bersih pada tahun itu akibat adanya perbedaan kontribusi laba non cash dari aksi korporasi perseroan.
Itu berasal dari aksi konsolidasi PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) yang jumlahnya sekitar Rp 4,1 triliun.
Jika tidak memasukan komponen laba non cash tersebut, maka diperoleh kenaikan laba inti JSMR 36 persen pada 2024 dibandingkan periode tahun sebelumnya.
"Jadi itu penjelasannya. Jadi bukan labanya turun atau kinerjanya tidak tumbuh, sebenarnya tumbuh, tapi hanya ada perbedaan accounting treatment terhadap catatan laba non cash di tahun sebelumnya," imbuh Lisye.
Kinerja 2024
Adapun pada 2024, JSMR mencatat peningkatan pendapatan usaha sebesar 20,32 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 18,73 triliun. Didorong oleh kontribusi utama dari pendapatan tol sebesar Rp 17,19 triliun dan pendapatan usaha lain sebesar Rp 1,54 triliun.
Sementara itu, EBITDA perseroan melonjak 27,3 persen yoy menjadi Rp 12,62 triliun. Atas seluruh kinerja perseroan yang positif selama tahun 2024, laba inti perseroan (Core Profit) tumbuh sebesar 36,0 persen yoy atau mencapai Rp 3,7 triliun.
Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Ari Wibowo mengungkapkan, EBITDA Margin Perseroan juga menguat menjadi 67,38 persen, didukung strategi konsolidasi tiga ruas tol (Semarang-Batang, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono) melalui pembelian kembali unit Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
"Pada tahun 2024, Jasa Marga melakukan aksi korporasi melalui equity financing PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dengan menggandeng mitra strategis. Perseroan tetap menjadi pengendali utama PT JTT dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen," jelasnya beberapa waktu lalu.
Tingkat Solvabilitas Membaik
Efek positif dari strategi perseroan untuk melakukan penguatan kapasitas keuangan dapat dilihat dari tingkat solvabilitas yang semakin membaik di 2024. Dengan Interest Bearing Debt to Total Equity (DER) menjadi 1,04x dan Interest Coverage Ratio (ICR) meningkat menjadi 3,13x.
"Dengan kemampuan perseroan untuk dapat menjaga rasio covenant di tengah kebutuhan ekspansi bisnis dan ditopang EBITDA Perseroan yang selalu bertumbuh dengan baik, maka kinerja Debt to EBITDA menguat dari 6,9x di tahun 2023 menjadi 4,7x di tahun 2024," ujar Ari.
Jasa Marga mencatatkan pertumbuhan total volume transaksi di jalan tol sejumlah 0,8 persen yoy atau sebesar 1,3 miliar kendaraan pada 2024, dengan lalu lintas harian rata-rata (LHR) mencapai 3,56 juta kendaraan.
Hingga akhir 2024, perusahaan menguasai 43 persen pasar tol nasional dengan total jalan tol beroperasi 1.286 km dan konsesi 1.736 km.