Selebrasi Emosional TAA Isyaratkan Penolakan ke Real Madrid?

20 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Drama transfer Trent Alexander-Arnold mengalami perkembangan mengejutkan setelah mantan bek Inggris, Paul Parker, mengemukakan teori menarik. Sang pemain dipercaya sedang mempertimbangkan kembali keputusannya untuk bergabung dengan Real Madrid.

Berbeda dengan rekan bintangnya Mohamed Salah dan Virgil van Dijk yang telah mengamankan masa depan di Anfield dengan kontrak baru dua tahun, status Alexander-Arnold masih diliputi tanda tanya. Spekulasi menunjukkan bahwa pemain berusia 26 tahun itu sudah mengarahkan pandangannya ke ibu kota Spanyol.

Namun, momen krusial terjadi saat bek kanan dinamis tersebut mencetak gol penentu kemenangan dalam pertandingan melawan Leicester City dengan skor tipis 1-0 akhir pekan lalu. Selebrasi penuh emosi Alexander-Arnold membangkitkan harapan di kalangan penggemar Liverpool bahwa ia mungkin masih memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Merseyside.

Situasi kontra kedua klub semakin memperkuat spekulasi. Liverpool hanya membutuhkan satu kemenangan untuk mengangkat trofi Liga Premier, sementara Real Madrid tertinggal dari Barcelona dalam perebutan gelar LaLiga setelah disingkirkan Arsenal dari Liga Champions dan dikabarkan akan berpisah dengan Carlo Ancelotti musim panas mendatang.

Parker, mantan pemain internasional Inggris dan bek Manchester United, memberikan komentar menohok kepada Sports Mole: "Sungguh, ini sangat dramatis," katanya.

Trent Menimbang Ulang Masa Depan?

"Seandainya itu gol melawan Manchester United, final Piala Liga, atau gol penentu gelar liga, saya bisa memahaminya. Tapi ini membuat banyak orang kebingungan. Selebrasi itu tidak masuk akal," lanjut Paul Parker.

Mantan bek Manchester United ini menggali lebih dalam tentang implikasi dari selebrasi ekspresif tersebut. "Apakah ini akan menjadi headline besar di mana-mana? Bahwa dia menolak Real Madrid? Apakah Liverpool tiba-tiba lebih besar dari Real Madrid karena keputusan Trent Alexander-Arnold?"

Parker mengembangkan teori menarik tentang psikologi di balik keputusan sang bek. "Mungkin Alexander-Arnold melihat kondisi Real Madrid setelah kekalahan dari Arsenal dan berpikir, 'Saat ini bukan waktu yang tepat untuk pergi ke sana'. Mereka membutuhkan rekonstruksi. Dia mungkin ingin bergabung dengan mereka saat menjadi juara Eropa, bukan ketika dipermalukan Arsenal dan bersiap kehilangan pelatihnya."

Di tengah spekulasi yang memanas, Alexander-Arnold tetap konsisten menjaga keheningan soal masa depannya. Sementara itu, pelatih Arne Slot tegas membela integritas wakil kaptennya, menyatakan "komitmen wakil kapten terhadap The Reds tidak dapat dipertanyakan sama sekali."

Pada salah satu kesempatan langka ketika Alexander-Arnold membuka suara tentang ambisinya, pemain timnas Inggris itu mengungkapkan "keinginan kuat untuk memenangkan Ballon d'Or", sebuah penghargaan yang secara historis lebih mudah diraih bersama Real Madrid.

Dilema Antara Zona Nyaman dan Panggilan Real Madrid

Dominasi Real Madrid dalam ajang Ballon d'Or memang tak terbantahkan yaitu 12 gelar dari delapan pemain berbeda, jauh meninggalkan Liverpool yang hanya pernah sekali mengukir sejarah melalui Michael Owen pada 2001. Fakta ini menguatkan argumen Paul Parker bahwa Alexander-Arnold tak boleh melewatkan kesempatan bersejarah mewakili raksasa Spanyol.

"Saya masih berpendapat bahwa jika Anda mendapat tawaran dari Real Madrid, Anda harus menerimanya," tegas pria berusia 61 tahun tersebut. "Kesempatan seperti ini tidak datang dua kali. Dia sendiri telah mengungkapkannya. Bahkan ia meyakinkan dirinya bahwa peluang memenangkan Ballon d'Or akan terbuka dengan kepindahan ke sana."

Parker kemudian menganalisis tantangan yang menanti Alexander-Arnold di Madrid. "Memang terdengar aneh bagi seorang bek sayap, tapi itulah faktanya. Jika ia bergabung dengan Los Blancos, ia akan menghadapi persaingan ketat dengan Carvajal,  seorang bek sayap sejati yang selalu siap bertarung."

"Jika Trent menginginkan tantangan sejati, bergabunglah dengan Real Madrid. Namun jika ia memilih tetap dalam zona nyaman dan menyenangkan semua orang, bertahanlah di Liverpool."

Alexander-Arnold telah mencatatkan kontribusi luar biasa sepanjang kariernya di Anfield dengan 113 keterlibatan gol dalam 350 penampilan, terdiri dari 23 gol dan 90 assist. Ia kini berpeluang menambah koleksi trofi dengan medali juara Liga Premier kedua yang bisa diraih secepat hari Rabu jika Arsenal tumbang melawan Crystal Palace.

Read Entire Article
Bisnis | Football |