Liputan6.com, Jakarta - Victor Lindelof siap mengambil babak baru dalam kariernya melalui pengakuan mengejutkan. Bek berkebangsaan Swedia itu membiarkan pintu terbuka untuk kembali ke Benfica, klub yang pernah menjadi tempat tumbuhnya sebagai pemain menjanjikan.
Di ambang penghujung kontraknya dengan Manchester United, pemain berusia 30 tahun ini berada di persimpangan karier yang menentukan. Kontraknya akan berakhir pada 30 Juni, dengan peluang perpanjangan nyaris mustahil di Old Trafford.
Musim ini, Victor Lindelof hanya mencatat 14 penampilan, sebagian besar disebabkan deretan cedera yang menghambat laju kariernya. Di bawah komando pelatih baru Ruben Amorim, posisinya semakin terjepit dengan melimpahnya opsi bek tengah.
Namun, dalam dua pertandingan terakhir Liga Premier melawan Arsenal dan Leicester City, Lindelof memperlihatkan kilau permainan terbaiknya. Dua penampilan memukau di lini pertahanan seolah menjadi surat terakhir cintanya kepada Setan Merah.
Totalitas perjalanannya di Manchester United sungguh mengesankan, dengan 273 pertandingan sejak didatangkan dari Benfica pada 2017 dan catatan empat gol serta tujuh assist. Kini, fokusnya tersisa pada misi terakhir adalah membawa Manchester United menjadi juara Liga Europa.
Antara Kenangan, Keluarga, dan Impian Lindelof
Dalam pengakuan mengharukan, Victor Lindelof membuka ruang untuk kisah masa depannya yang penuh teka-teki. Bek berkebangsaan Swedia itu mengungkapkan hubungan mendalam dengan Benfica, klub yang telah membentuk karakternya sebagai pemain profesional.
"Benfica bukan sekadar klub, mereka adalah rumah pertamaku dalam dunia sepakbola," ungkapnya kepada para wartawan. "Saya tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi, tetapi ini adalah klub yang sangat saya cintai."
Keputusan kariernya kini tidak lagi sekadar urusan pribadi, melainkan sebuah keputusan keluarga. "Saya sudah tidak lagi memikirkan diri sendiri," tegasnya. "Setiap langkah karier selalu saya diskusikan bersama istri, mempertimbangkan apa yang terbaik untuk keluarga."
Ambisi profesionalnya masih membara. "Saya yakin masih memiliki level tinggi dalam diri," ujarnya penuh percaya diri. "Tujuan saya sederhana: bermain di level tertinggi."
Namun, musim ini tidak semudah yang dibayangkan. Deretan cedera telah menghadirkan tantangan berat. "Ini sangat sulit," akunya. "Saya terbiasa bermain rutin, namun rehabilitasi membuat segalanya berbeda. Ini bukan proses menyenangkan."
Masa Depan Victor Lindelof
Victor Lindelof berada di persimpangan karier yang menentukan. Dengan kepergian Jonny Evans sebagai pemain bebas transfer dan cedera serius Lisandro Martinez hingga akhir tahun, sekilas terlihat ada peluang untuk perpanjangan kontrak di Manchester United.
Namun, realitas sepak bola modern menunjukkan gambaran yang berbeda. Manchester United dipastikan akan merekrut bek tengah baru pada jendela transfer mendatang, sehingga posisi Victor Lindelof semakin terjepit.
Meskipun demikian, perjalanannya di Old Trafford memang penuh tantangan, karena pemain asal Swedia ini kesulitan menampilkan performa terbaiknya secara konsisten.
Namun, bakat sepak bolanya masih menyimpan potensi besar. Kembali ke Benfica bukan sekadar pilihan nostalgia, melainkan peluang strategis baik dari perspektif olahraga maupun pertimbangan keluarga.