Trump Pede Bakal Ada Negara Arab Baru Normalisasi Relasi dengan Israel

13 hours ago 5

CNN Indonesia

Sabtu, 18 Okt 2025 13:40 WIB

Presiden AS Donald Trump percaya diri bahwa akan ada negara Arab dan mayoritas Muslim baru yang bergabung dengan Abraham Accords termasuk Arab Saudi. Presiden AS Donald Trump percaya diri bahwa akan ada negara Arab dan mayoritas Muslim baru yang bergabung dengan Abraham Accords termasuk Arab Saudi. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump merasa percaya diri bahwa akan ada negara-negara Arab dan mayoritas Muslim baru yang akan bergabung dengan Abraham Accords, perjanjian menormalisasi hubungan dengan Israel.

Trump bahkan besar berharap Arab Saudi, salah satu sekutu dekat AS di Timur Tengah, dapat bergabung dalam perjanjian ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berharap Arab Saudi akan bergabung, dan saya juga berharap negara-negara lain akan ikut serta. Saya rasa ketika Arab Saudi bergabung, semuanya akan ikut bergabung," ujar Trump dalam wawancara yang disiarkan pada Jumat (17/10) oleh Fox Business Network.

Dikutip Reuters, Trump bahkan bercerita dirinya baru-baru ini, tepatnya pada Rabu lalu, telah melakukan "beberapa percakapan yang sangat baik" dengan sejumlah negara yang menyatakan kesediaannya untuk bergabung dengan Abraham Accords.

"Saya pikir mereka semua akan bergabung dalam waktu dekat," kata Trump.

Selama ini, negara Arab dan mayoritas Muslim kebanyakan tidak mengakui Israel sebagai negara lantaran riwayat perang di Timur Tengah hingga solidaritas terhadap Palestina.

Namun, sejumlah negara Arab dan mayoritas Muslim seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain menandatangani perjanjian Abraham Accords pada 2020, dibantu dorongan dari Trump saat masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

Langkah itu memutus tabu yang telah lama berlaku dan menjadikan keduanya negara Arab pertama yang mengakui Israel dalam kurun 25 tahun. Maroko dan Sudan kemudian mengikuti langkah serupa.

Trump yang terus mendorong negara-negara ikut Abraham Accords ini pun sempat memicu kecaman lantaran dirinya mengubah status quo dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Trump bahkan membuat AS memindahkan kedubesnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Padahal, Yerusalem selama ini menjadi salah satu titik panas konflik Israel-Palestina.

Saat KTT Gaza Peace Summit di Mesir berlangsung awal pekan ini, Trump juga menuturkan bahwa perjanjian Abraham Accords justru menjadi salah satu cara agar kawasan Timur Tengah damai dari konflik hingga peperangan.

Dalam kesempatan itu, Trump bahkan mengemukakan kemungkinan tercapainya kesepakatan damai antara dua musuh bebuyutan di Timur Tengah, Iran dan Israel. Kepada parlemen Israel, Trump mengatakan ia percaya Iran menginginkan perdamaian.

"Bukankah itu akan menjadi sesuatu yang indah?" ujarnya.

(rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Bisnis | Football |