Liputan6.com, Jakarta - Carlo Ancelotti merupakan nama yang identik dengan kesuksesan tak terbatas dalam jagat sepak bola modern. Pelatih berkebangsaan Italia ini tidak hanya dikenal karena kemampuannya meramu taktik yang fleksibel, tetapi juga karena karismanya dalam mengelola ego para pemain bintang di ruang ganti. Setelah mendominasi kancah klub Eropa selama dekade terakhir, dunia kini menyaksikan transisi besar sang maestro dari level klub menuju panggung internasional yang jauh lebih menantang.
Perjalanan karier seorang Carlo Ancelotti adalah cermin dari ketekunan dan kecerdasan intelektual. Dari lapangan hijau sebagai pemain hingga kursi kepelatihan di klub-klub raksasa seperti AC Milan, Chelsea, PSG, Bayern Munchen, hingga Real Madrid, ia telah memenangkan segalanya.
Namun, pada akhir 2025 ini, sorotan tertuju pada peran barunya sebagai nahkoda Timnas Brasil, sebuah langkah berani yang menandai babak baru dalam sejarah sepak bola Amerika Selatan dan karier pribadinya sendiri. Salah satu yang tak kalah mencuri perhatian adalah pertandingan uji coba Timnas Brasil dan Timnas Tunisia yang mengungkap taktik baru sosok Carlo Ancelotti.
Transisi Berani: Mengapa Meninggalkan Real Madrid?
Keputusan Carlo Ancelotti untuk meninggalkan Real Madrid pada akhir musim 2024–2025 mengejutkan banyak pihak, namun sekaligus terasa sebagai akhir dari sebuah siklus yang sempurna.
Setelah mempersembahkan gelar Liga Champions kelimanya bagi Los Blancos dan mengukuhkan dominasi di La Liga, Ancelotti merasa telah mencapai puncak pencapaian di level klub. Keinginannya untuk mencari tantangan baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya melatih tim nasional menjadi alasan utama di balik keputusannya.
Real Madrid, di bawah kepemimpinan Ancelotti, telah bertransformasi menjadi mesin juara yang stabil. Namun, tawaran dari Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) yang telah mendekatinya sejak tahun 2023 sulit untuk ditolak. Bagi Ancelotti, Brasil bukan sekadar tim nasional; mereka adalah simbol sepak bola indah yang sesuai dengan filosofi "tenang" yang selalu ia usung.
Debut yang Menantang: Pertandingan Brasil vs Tunisia
Ujian nyata bagi Carlo Ancelotti terlihat jelas pada pertandingan persahabatan FIFA Matchday tanggal 19 November 2025. Bertanding melawan Tunisia, Brasil harus puas dengan skor imbang 1:1. Hasil ini memicu diskusi hangat di kalangan pengamat sepak bola mengenai bagaimana adaptasi taktik Eropa ala Ancelotti diterapkan pada gaya bermain Joga Bonito Brasil yang bebas.
Dalam pertandingan tersebut, Brasil sempat unggul terlebih dahulu melalui skema serangan balik yang rapi, namun Tunisia berhasil menyamakan kedudukan di menit-menit akhir akibat celah di lini pertahanan.
Hasil imbang ini menunjukkan bahwa Ancelotti masih dalam tahap eksperimen untuk menemukan keseimbangan antara disiplin taktik Italia dan kreativitas individual pemain Brasil. Meski skor berakhir 1:1, publik melihat adanya perubahan struktur bermain yang lebih terorganisir dibandingkan era sebelumnya, memberikan harapan besar untuk Piala Dunia 2026.
Prestasi Tak Tertandingi: Rekor Lima Gelar Liga Champions
Berbicara tentang Carlo Ancelotti tidak lengkap tanpa membahas lemari trofinya yang penuh sesak. Ia adalah satu-satunya pelatih di dunia yang berhasil menaklukkan "The Big Five" atau lima liga top Eropa. Keberhasilannya meraih gelar juara di Serie A (Milan), Premier League (Chelsea), Ligue 1 (PSG), Bundesliga (Bayern), dan La Liga (Madrid) adalah bukti bahwa taktiknya bersifat universal dan dapat diterapkan di budaya sepak bola mana pun.
Lebih dari itu, rekor lima gelar Liga Champions UEFA miliknya menjadikannya pelatih paling sukses dalam sejarah kompetisi elit tersebut. Kemampuannya untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman dan munculnya pelatih-pelatih muda dengan taktik gegenpressing atau tiki-taka menunjukkan bahwa pendekatan manusiawi dan manajemen pemain (man-management) milik Ancelotti adalah kunci sukses yang abadi.
Pendekatan "L'Uomo Calmo"
Rahasia kesuksesan Carlo Ancelotti terletak pada ketenangannya. Ia sering dijuluki sebagai pelatih yang "tidak banyak menuntut" namun mendapatkan hasil maksimal. Berbeda dengan pelatih otoriter, Ancelotti membangun hubungan emosional dengan para pemainnya. Di Real Madrid, ia dianggap sebagai sosok ayah oleh Vinícius Júnior dan Jude Bellingham.
Filosofi ini kini ia bawa ke ruang ganti Brasil. Menangani talenta-talenta besar yang tersebar di klub-klub elit Eropa membutuhkan sentuhan diplomatis. Ancelotti tidak mencoba mengubah identitas pemain Brasil, melainkan memberikan kerangka kerja yang membuat talenta tersebut bersinar tanpa mengorbankan pertahanan tim.
Target Piala Dunia 2026
Dengan hasil imbang 1:1 melawan Tunisia sebagai bahan evaluasi, Carlo Ancelotti kini fokus penuh pada kualifikasi Piala Dunia. Targetnya jelas: mengakhiri puasa gelar juara dunia bagi Brasil yang telah berlangsung lebih dari dua dekade. Kehadirannya memberikan wibawa baru bagi tim Samba yang sempat kehilangan arah dalam beberapa tahun terakhir.
Dunia akan terus memperhatikan bagaimana "Don Carlo" meramu strategi. Apakah ia akan menjadi pelatih asing pertama yang membawa Brasil mengangkat trofi emas di panggung dunia? Hanya waktu yang akan menjawab, namun dengan rekam jejaknya, taruhan terbaik selalu ada di tangan Ancelotti.
FAQ Seputar Carlo Ancelotti
Berapa jumlah gelar Liga Champions yang dimenangkan Carlo Ancelotti?
Ia telah memenangkan 5 gelar Liga Champions sebagai pelatih (2 dengan AC Milan, 3 dengan Real Madrid).
Kapan Carlo Ancelotti resmi melatih Timnas Brasil?
Ia resmi menjabat sebagai pelatih kepala Brasil pada 26 Mei 2025.
Apa hasil pertandingan Brasil melawan Tunisia di bawah Ancelotti?
Pertandingan berakhir dengan skor imbang 1:1 pada 19 November 2025.
Apa alasan Ancelotti meninggalkan Real Madrid?
Ia mencari tantangan baru di level internasional setelah memenangkan semua trofi di level klub bersama Real Madrid.
Siapa pengganti Ancelotti di Real Madrid?
Posisi pelatih kepala Real Madrid diambil alih oleh Xabi Alonso.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421553/original/097890700_1763948376-selebrasi_pemain_ac_milan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456033/original/041580600_1766784565-Manchester-United-Newcastle-patrick-dorgu.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318603/original/069217300_1755490450-sesko.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5294428/original/073096800_1753386837-joao_mario.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4722331/original/091524700_1705843777-000_34G39PJ.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5423827/original/008250900_1764104462-chelsea-vs-barcelona.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421520/original/009270300_1763930835-Real_Madrid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4587148/original/047948400_1695607176-20230925-Chelsea-Vs-Aston-Villa-AP-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4962236/original/063560900_1728298410-000_36JC2YQ.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4689589/original/030359800_1702863228-20231218-Arsenal-Vs-Brighton-AP-7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2803261/original/056375000_1557678266-000_1GD94T.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4142688/original/061686600_1661988454-AP22243682880122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385290/original/054749400_1760922223-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317824/original/088078900_1755407355-000_69PR8AH.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5445239/original/041105200_1765836869-AP25349753680041__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5439983/original/063247600_1765418469-kenan_yildiz_juventus_pafos_fabio_ferrari_lapresse_via_ap.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4933255/original/077537200_1725112127-000_36F63AA.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5451705/original/004889100_1766337022-AP25355602277987.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348565/original/078661000_1757838080-000_74EN677.jpg)











:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348714/original/082796600_1757861526-alexis_mac_allister_tekel_burnley_liverpool_ap_jon_super.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5055639/original/087067700_1734489642-AP24352772510200.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5140124/original/089237000_1740145452-Matthijs_de_Ligt.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3909609/original/053420000_1642668386-WhatsApp_Image_2022-01-06_at_7.01.59_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318315/original/024874100_1755472074-AP25229710562393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4387954/original/096726800_1681010960-2_AP23098555784404.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355223/original/044899700_1758279020-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_17.15.56.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2263780/original/020625500_1530268577-Bank-Indonesia9.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5353014/original/059305500_1758164868-1000076312.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3149803/original/032801800_1591853666-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355984/original/085333600_1758401391-christian_pulisic_selebrasi_udinese_ac_milan_andrea_bressanutti_lapresse_ap.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5045495/original/004340000_1733898938-1733894017386_tujuan-dana-pensiun.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4216913/original/034690500_1667792516-Wall-Street-2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342889/original/075179100_1757402957-20250908-Pelantikan-Istana_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4513879/original/022701400_1690279822-PGE_-_Foto_PLTP_Area_Kamojang.jpeg)