Liputan6.com, Jakarta - Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam kembali cetak rekor tertinggi pada Sabtu, (12/4/2025). Harga emas Antam menyentuh rekor tertinggi di Rp 1.904.000 per gram.
Mengutip laman logammulia.com, harga emas Antam naik Rp 15.000 menjadi Rp 1.904.000 per gram dari perdagangan kemarin di Rp 1.889.000 per gram. Seiring kenaikan harga emas Antam tersebut, total kenaikan harga emas Antam mencapai Rp 92 ribu dalam tiga hari.
Demikian juga harga emas Antam buyback. Harga emas Antam Buyback menguat Rp 15.000 menjadi Rp 1.754.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 1.754.000 per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Perlu diingat harga emas dapat bervariasi tergantung pada penjual dan lokasi, dan PPh 22 juga berlaku untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal lebih dari Rp 10 juta.
Daftar Harga Emas Antam:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 1.002.000.
- Harga emas 1 gram: Rp 1.904.000.
- Harga emas 2 gram: Rp 3.752.000.
- Harga emas 3 gram: Rp 5.608.000.
- Harga emas 5 gram: Rp 9.324.000.
- Harga emas 10 gram: Rp 18.570.000.
- Harga emas 25 gram: Rp 46.262.500.
- Harga emas 50 gram: Rp 92.405.000.
- Harga emas 100 gram: Rp 184.690.000.
- Harga emas 250 gram: Rp 461.337.500.
- Harga emas 500 gram: Rp 922.375.000.
- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.844.600.000.
Harga Emas Dunia Melesat
Sebelumnya, harga emas menguat menyambut akhir pekan. Harga emas naik melewati posisi USD 3.200 pada Jumat, 11 April 2025. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan perang dagang AS-China memicu kkehawatiran resesi yang mendorong investor berbondong-bondong mencari emas.
Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), harga emas spot naik hampir 2% menjadi USD 3.232,89 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.245,28 pada awal sesi perdagangan. Harga emas batangan telah naik lebih dari 6% pada pekan ini. Di sisi lain, harga emas berjangka AS naik 2,1% menjadi USD 3.244,6.
Sementara itu, harga perak spot naik 2,7% menjadi USD 32,05 per ounce, sedangkan platinum bertambah 0,2% menjadi USD 939,80. Paladium bertambah 0,6 persen menjadi USD 913,65.
“Emas jelas terlihat sebagai aset safe haven yang disukai di dunia yang kacau akibat perang dagang Trump. Dolar AS telah terdepresiasi dan obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran, karena kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan telah berkurang,” ujar Commodities Strategist WisdomTree, Nitesh Shah.
Sementara itu, China menaikkan tarif impor AS menjadi 125% pada Jumat pekan ini sehingga meningkatkan taruhan dalam konfrontasi antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Selain itu, sejumlah faktor juga mendukung reli harga emas pada 2025. Faktor itu mulai aksi beli oleh bank sentral, harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), ketidakstabilan geopolitik dan lonjakan arus investor ke ETF.
Sentimen Lainnya
Sentimen lainnya yang pengaruhi harga emas yakni data makro ekonomi AS. Harga produsen bulanan AS secara tak terduga turun 0,4 persen pada Maret, tetapi tarif impor akan mendorong inflasi lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang. Pelaku pasar sekarang bertaruh the Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada Juni, dan melihat penurunan 90 basis poin pada akhir 2025.
“Koreksi kecil untuk emas tidak akan mengejutkan, tetapi jalan ke depan adalah naik, dan consumer price index (CPI) dan producer price index (PPI) memberi the Fed lebih banyak ruang untuk memangkas dan akan terus menekan dolar AS,” ujar Independent Metals Trader, Tai Wong.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil yang merupakan lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian global dan inflasi, juga cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Namun, berdasarkan catatan analis UBS, perkembangan tertentu dapat membatasi kenaikan harga emas termasuk meredanya keteganan geopolitik, kembalinya hubungan perdagangan yang lebih kooperatif atau peningkatan signifikan di makro dan fiskal AS.