Kemenangan Lawan Pacific Caesar Dibatalkan IBL, Begini Tanggapan Borneo Hornbills

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta Borneo Hornbills harus menerima kenyataan pahit, kemenangan atas Pacific Caesar Surabaya di laga IBL 2025 11 April lalu dibatalkan. IBL akhirnya memutuskan mengubah hasil pertandingan dengan memberikan kemenangan kepada Pacific.

Pertandingan IBL 2025 antara Pacific melawan Borneo yang berlangsung di GOR Pacific berakhir penuh drama. Borneo sebenarnya menang 87-96 atas Pacific, tapi laga diwarnai kesalahan teknis pada shot clock.

IBL kemudian mengumumkan pada 16 April 2025 bila Borneo Hornbills kalah 95-96 dari Pacific. Dalam laman resmi IBL dijelaskan bahwa keputusan baru itu terjadi karena menindaklanjuti protes resmi yang dilayangkan Pacific Caesar Surabaya setelah laga selesai.

Menanggapi keputusan IBL membatalkan kemenangan ini, manajemen Borneo mengaku tidak menerima pemberitahuan sebelum kabar tersebut dirilis pada situs resmi IBL. Borneo tak terima dengan keputusan IBL ini karena menilai proses pengambilan keputusan tidak transparan dan bertentangan dengan regulasi.

"Bagaimana mungkin hasil pertandingan bisa berubah setelah beberapa hari, tanpa ada surat resmi atau komunikasi terlebih dahulu kepada kami? Ini bukan sekadar soal hasil pertandingan, tapi soal kredibilitas kompetisi," demikian keterangan resmi Manajemen Borneo Hornbills, Kamis (17/4/2025).

Menurut manajeman Borneo Hornbills, insiden kesalahan teknis pada shot clock tersebut seharusnya tidak cukup untuk membatalkan keputusan wasit yang telah memanfaatkan Instant Replay System (IRS) dan menyatakan tembakan terakhir sah.

Alasan Borneo

Borneo keberatan dengan dibatalkannya kemenangan atas Pacific dengan beberapa alasan. Pertama, secara regulasi, mereka merujuk pada Pasal C.4 FIBA yang menyatakan keputusan atas pertandingan harus diambil maksimal 24 jam setelah laga. Di sisi lain, regulasi IBL Pasal 16 menyebutkan bahwa keputusan wasit bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat lewat protes.

Selain itu, Borneo menilai kesalahan teknis di kandang Pacific bukan hal baru. Human error serupa pernah terjadi sebelumnya dan tidak pernah berdampak hingga sejauh ini.

“Keputusan ini mencederai sportivitas, merugikan tim kami, dan menjadi preseden buruk untuk dunia basket Indonesia. Kami akan menempuh langkah lanjutan melalui jalur yang tersedia, baik di internal liga maupun ke level yang lebih tinggi di bawah naungan federasi, agar hal seperti ini tidak kembali terjadi,” tegas manajemen Boreno Hornbills seperti dilansir dari Antara.

Kekhawatiran Borneo

Borneo juga menilai bahwa pengubahan hasil pertandingan pascapertandingan selesai dapat menciptakan ketidakpastian baru dalam sistem kompetisi.

Mereka khawatir jika langkah ini dibiarkan, maka klub manapun bisa mengajukan protes terhadap hasil pertandingan, bahkan setelah keputusan akhir telah dibuat dan disahkan oleh wasit dengan bantuan teknologi.

Di sisi lain, keputusan ini dianggap Manajeman Hornbills dapat melemahkan posisi wasit dan perangkat pertandingan di lapangan.

"Jika keputusan mereka dapat dibatalkan begitu saja beberapa hari setelah laga, maka independensi dan kredibilitas ofisial pertandingan pun dipertaruhkan," ungkapnya.

"Kami berharap keputusan ini dapat ditinjau ulang secara objektif demi kepentingan bersama," pungkasnya.

Kronologi Dibatalkannya Kemenangan Borneo

Kronologis di quarter empat pada dua detik akhir dimana kejadian bola diterima oleh Xavier Ford, yang kemudian melakukan gerakan pivot dan percobaan tembakan dua angka. Tembakan tersebut gagal. Namun yang menjadi permasalahan, game-clock tetap berada di angka 2,0 detik hingga bola menyentuh ring, baru kemudian waktu mulai berjalan kembali. Yang artinya terjadi keterlambatan waktu dari seharusnya dimulai saat bola in bound sebelum Xavier melakukan tembakan.

Kemudian, bola berhasil di-rebound oleh Steven Orlando, yang langsung melakukan percobaan tembakan dua angka di bawah ring dan berhasil mencetak poin. Hal ini menjadikan posisi berbalik unggul bagi Borneo dengan skor 97-96.

Berdasarkan berita acara pertandingan, di saat waktu tersisa dua detik sebelumnya dan in-bound dilakukan, petugas meja sempat menekan alat untuk menjalankan waktu namun alat tersebut baru merespons ketika sudah ditekan sebanyak tiga kali. Hal ini berdasarkan laporan yang dikumpulkan dari pengawas pertandingan, Referee Assessor dan perangkat pertandingan dari panitia pelaksana yang bertugas di lokasi.

Wasit sempat melakukan melakukan Instant Replay System (IRS) review hanya untuk melihat apakah shot sebelum atau sesudah buzzer, dan jika sebelum berapa waktu yang tersisa saat terjadi bola masuk dan memutuskan bahwa sisa waktu adalah 0.3 detik. Kemudian pertandingan dilanjutkan dengan bola penguasaan Pacific dan upaya lemparan jarak jauh namun tidak berhasil.

Read Entire Article
Bisnis | Football |