Liputan6.com, Jakarta - Penjaga gawang Real Madrid, Thibaut Courtois, melontarkan kritik keras terhadap performa dan strategi tim setelah secara mengejutkan disingkirkan Arsenal dari Liga Champions 2024/2025 di perempat final.
Courtois mengungkapkan kekecewaan mendalam melalui wawancara pasca pertandingan, di mana ia menyampaikan pandangannya tentang apa yang salah dan perlu diperbaiki di masa mendatang.
Dalam leg kedua di Santiago Bernabeu tengah pekan lalu, Real Madrid harus mengakui keunggulan Arsenal dengan skor 1-2, yang secara agregat membuat mereka kalah 1-5.
Arsenal, yang tampil sangat impresif sepanjang kompetisi, mencatat sejarah sebagai tim pertama yang memenangkan dua kunjungan berturut-turut ke Santiago Bernabeu di Liga Champions sejak 2006.
Gol pembuka dicetak Bukayo Saka, meski sebelumnya gagal mengeksekusi penalti. Setelah itu, Vinicius Junior menyamakan kedudukan bagi Madrid dengan memanfaatkan kesalahan William Saliba. Namun, pada masa tambahan waktu, Gabriel Martinelli memastikan kemenangan Arsenal dengan gol indah.
Real Madrid Salah Taktik
Dalam wawancara pasca pertandingan, Courtois mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap strategi dan mentalitas Real Madrid. Ia menyoroti bahwa terlalu banyak umpan silang yang dilakukan tanpa adanya penyerang murni yang mampu memenangi duel udara.
Musim lalu mereka punya Joselu, tapi sang pemain kemudian dijual ke klub Qatar Al Gharafa.
"Kami terlalu bergantung pada umpan silang, padahal kami tidak punya striker yang benar-benar bisa memenangkan duel udara. Kalau tidak ada penyerang seperti itu, sulit untuk menciptakan peluang dari situasi set-piece atau crossing," ujar Courtois.
Statistik menunjukkan bahwa Madrid melakukan 42 umpan silang dalam pertandingan. Namun hanya tujuh yang berhasil mengarah ke peluang nyata. Data ini menunjukkan bahwa strategi tersebut tidak efektif dan tidak sesuai dengan kekuatan skuad saat ini.
Real Madrid Harus Kembali Tegakkan Kepala
Courtois juga mengkritik pendekatan taktis yang diambil oleh pelatih Carlo Ancelotti, yang dinilai terlalu konservatif dan tidak cukup inovatif untuk mengatasi kekuatan Arsenal. Ia menegaskan bahwa tim terlalu bergantung pada permainan individu dan kurang bermain sebagai sebuah tim yang solid.
"Kita harus mulai bermain sebagai tim, bukan sebagai individu. Kita perlu lebih jujur pada diri sendiri dan mengakui bahwa kita tidak cukup baik. Kita harus belajar dari kekalahan ini dan memperbaiki kelemahan kita," ungkap Courtois.
Ia menambahkan bahwa Real Madrid kerap tidak berkutik ketika lawan melakukan pengawalan ganda terhadap Vinicius Junior atau Kylian Mbappe. Courtois menegaskan bahwa keberhasilan di level tertinggi membutuhkan kerja sama tim yang lebih baik dan strategi yang lebih variatif.
Courtois juga menyoroti pentingnya mentalitas dan tanggung jawab kolektif. Ia mengingatkan bahwa para pemain harus lebih dewasa dan fokus dalam menghadapi tekanan, terutama di kompetisi sebesar Liga Champions.
"Kami harus lebih dewasa dan bertanggung jawab. Tidak cukup hanya mengandalkan kualitas individu, tapi harus bermain sebagai satu kesatuan. Kalau tidak, kita akan terus gagal di kompetisi ini," tegasnya.
Selain itu, Courtois menyampaikan bahwa kekalahan ini harus menjadi pelajaran penting untuk masa depan Madrid. Ia menegaskan bahwa tidak ada yang perlu disalahkan secara individu, melainkan seluruh tim harus introspeksi dan memperbaiki kekurangan.