Kemlu RI Beber Kondisi WNI Korban Scam Kamboja usai Diteror Sindikat

3 hours ago 5

CNN Indonesia

Senin, 27 Okt 2025 09:43 WIB

Kemlu RI pastikan telah berkomunikasi intens dengan keluarga dan memastikan WNI inisial F korban scam Kamboja dalam kondisi aman. Kemlu sebut WNI korban online scam Kamboja yang diteror sindikat, kini dalam kondisi aman. Ilustrasi. Foto: CNNIndonesia/Riva Dessthania Suastha

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memastikan warga negara Indonesia (WNI) korban scam di Kamboja aman usai mendapat ancaman dari sindikat.

Direktorat Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu RI menyatakan kasus WNI berinisial F itu saat ini sedang dalam penanganan KBRI Phnom Penh. F sebelumnya dikabarkan kabur dari pusat online scam Kamboja usai diculik dan dipekerjakan paksa.

"Selama proses tersebut berlangsung, KBRI tetap melakukan pemantauan terhadap kondisi yang bersangkutan dan berupaya memastikan yang bersangkutan dalam keadaan aman," demikian pernyataan Direktorat PWNI Kemlu RI kepada CNNIndonesia.com, Senin (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemlu menyampaikan saat ini KBRI telah berkomunikasi intens dengan pihak keluarga untuk memberikan penjelasan terkait proses yang sedang berjalan. Keluarga disampaikan dapat menerima dan menunggu penyelesaian prosedur yang saat ini tengah dijalani.

Pemerintah juga akan memberikan bantuan pembiayaan apabila yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berdasarkan hasil pendalaman oleh aparat penegak hukum. Selama proses pendalaman tersebut, Kemlu akan memastikan keamanan korban.

Sebelumnya, ayah korban, Firman, menyampaikan bahwa anaknya telah menjadi korban penculikan dan eksploitasi oleh sindikat penipuan di Kamboja. Peristiwa itu terjadi usai F mendapat tawaran bekerja sebagai customer service di Singapura dari teman masa kecilnya.

Firman mengatakan pada September lalu, F berangkat untuk bekerja di Singapura. Selama sebulan, ia benar bekerja sebagai customer service di Negeri Singa.

Namun, pada 17 Oktober, F mendadak tak bisa dihubungi. Saat itu, F diajak rekannya berlibur dengan naik pesawat.

"Anak saya belum sadar sampai dia sampai di sebuah toko, dan besoknya dia diculik di depan toko itu dan disandera, dan dijadikan pekerja paksa untuk penipuan online," kata Firman kepada awak media, Sabtu (25/10).

Menurut keterangan Firman, F dibawa ke Bavet, sebuah kota di Kamboja yang berbatasan dengan Vietnam. F dipaksa bekerja sebagai scammer oleh para penculiknya.

F kemudian merencanakan untuk kabur dengan memanfaatkan waktu ketika diperintah membeli makanan melalui aplikasi ojek online. Ia dan rekannya berhasil kabur dari pusat online scam tersebut pada 21 Oktober saat pesanan makanan datang pada pukul 05.00 pagi.

Setelah kabur, F dan rekannya memesan mobil untuk menuju KBRI Phnom Penh. Mereka kini telah di bawah perlindungan KBRI, namun masih mendapat teror pesan ancaman dari sindikat.

Oleh sebab itu, Firman berharap KBRI dapat membantu proses pemulangan F. Selain karena khawatir, Firman juga mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan anaknya selama di Kamboja. F masih membutuhkan biaya untuk penginapan hotel dan makan sehari-hari yang ternyata tidak ditanggung KBRI.

(blq/dna)

Read Entire Article
Bisnis | Football |