Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya bertemu dengan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi pada Rabu kemarin. Pertemuan ini membahas peluang kerja sama pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis koperasi sehingga bisa menciptakan lapangan kerja.
“Kami ingin mengakselerasi peran ekonomi kreatif sebagai new engine of growth dan memastikan sektor ini tidak tertinggal. Bappenas menetapkan target untuk menciptakan 27 juta lapangan kerja ekraf dan dibutuhkan kolaborasi untuk bisa mencapainya,” ujar Ekraf Teuku Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (17/4/2025).
Teuku Riefky mengatakan kunjungannya ke Kemenkop ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mendukung ASTA EKRAF yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas. Adapun 8 pilar utama ASTA EKRAF yaitu:
- EKRAF KARYA untuk penguatan kekayaan intelektual (KI)
- EKRAF DATA untuk kerja sama dengan BPS dalam memperkuat data statistik ekraf, khususnya menjelang Sensus 2026
- EKRAF PASAR untuk peningkatan akses pasar domestik
- SINERGI EKRAF untuk mendorong kolaborasi hexalix (pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, media, dan lembaga pembiayaan)
- TALENTA EKRAF untuk peningkatan kapabilitas SDM ekraf
- INFRA EKRAF untuk pengembangan infrastruktur wilayah kreatif
- DANA EKRAF yang fokus pada akses pendanaan kreator
- EKRAF BIJAK dalam bentuk penguatan kebijakan berbasis riset dan data.
Koperasi sebagai Agregator
Dalam pertemuan, Menteri Ekraf Teuku Riefky dan Menkop Budi Arie turut membahas sejumlah inisiatif strategis termasuk pendampingan dan kolaborasi dalam pembentukan koperasi subsektor ekraf, fasilitasi pembiayaan melalui skema Dana Bergulir LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir), hingga pengembangan infrastruktur ruang kreatif berbasis koperasi.
Selain itu mereka membahas peluang kerja sama pelatihan dan pendampingan usaha, termasuk pelatihan manajemen, digital marketing, legalitas usaha (NIB, sertifikasi halal, dan HKI), dan penyusunan proposal bisnis.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menekankan pentingnya koperasi sebagai agregator pembiayaan pelaku ekraf, khususnya melalui fasilitasi dana bergulir LPDB. Sedangkan di sisi promosi, lanjut Menteri Ekraf Teuku Riefky, kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi pelaku ekraf untuk lebih aktif dalam berbagai pameran nasional maupun internasional serta memperkuat eksistensi di marketplace digital.
Sementara itu Menkop Budi Arie menyambut baik inisiatif kolaborasi ini. Dia mengungkapkan saat ini terdapat lebih dari 130 ribu koperasi di seluruh Indonesia termasuk koperasi sektor fesyen, kriya, film, makanan, dan musik yang relevan dengan subsektor ekraf.
Pemerintah sendiri mendorong penguatan koperasi ekraf sebagai pusat produksi dan distribusi terpadu, serta pengembangan desa kreatif melalui penyediaan infrastruktur pendukung berbasis koperasi.
“Kami melihat koperasi sebagai bentuk kerja sama yang kuat. Setiap produk pasti melibatkan banyak orang, dan koperasi hadir untuk menyatukan kekuatan itu,” ujar Menkop Budi Arie.
Koperasi Perfilman
Selain itu Menkop Budi Arie mengungkapkan rencana pengembangan skema koperasi perfilman. Rencana itu disebut Menkop Budi Arie dalam rangka mendukung produksi film nasional.
“Segala hal yang mendukung ekonomi rakyat harus kita dukung bersama,” kata Menkop Budi Arie.
Turut hadir dalam kunjungan ini, Sekretaris Kementerian Dessy Ruhati, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, serta sejumlah pejabat tinggi madya dan pratama lainnya. Sedangkan dari Kemenkop turut hadir Sekretaris Kementerian Ahmad Zabadi, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus, Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Destry Anna Sari, serta sejumlah pejabat lainnya.