Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia bakal segera melanjutkan perjuangan mereka dalam merebut tiket ajang sepak bola bergengsi dunia lewat putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Jay Idzes dan kawan-kawan dijadwalkan bertamu ke markas Australia pada 20 Maret, lalu kembali ke Tanah Air untuk menjamu Bahrain lima hari berselang.
Duel ini bakal jadi momen penting, mengingat skuad Garuda tengah memepet Socceroos di klasemen sementara grup C. Timnas Indonesia menduduki peringkat 3 dan tercatat telah mengumpulkan 6 poin dari 6 laga yang dilakoni, dengan Australia cuma unggul 1 angka usai memperoleh 7 poin di urutan kedua.
Menariknya lagi, berbeda dari pertemuan Indonesia vs Australia di leg pertama, pasukan Merah Putih kini bakal didampingi arsitek baru.
PSSI pada awal tahun resmi mempekerjakan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala menggantikan Shin Tae-yong yang sebelumnya menduduki jabatan di kursi panas sejak akhir 2019.
Perbandingan prestasi juru taktik Timnas Indonesia dengan pelatih Australia Tony Popovic pun mau tak mau jadi sorotan jelang debut Kluivert yang bakal jadi ajang pembuktian kualitasnya.
Lantas jika dilihat dari rekam jejak duo pelatih, manakah yang lebih bersinar sejauh ini? Simak ulasan lengkapnya pada halaman berikut.
Jelang laga lanjutan babak kualifikasi grup C Piala Dunia kontra Australia, pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert akhirnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta.
Karier Sepak Bola Tony Popovic
Tony Popovic mengawali karier sebagai bek tangguh di era 1980-an akhir. Dia sempat memperkuat Sydney United dan tampil dalam 162 pertandingan disertai kontribusi 14 gol sepanjang periode 1989 hingga 1997 di klub tersebut.
Setelahnya, pria kelahiran 4 Juli 1973 berlabuh di Jepang bersama Sanfrecce Hiroshima. Kariernya di negeri Sakura pun cukup panjang, dengan dia tercatat membela tim selama lima tahun serta menyumbangkan 13 gol dalam 87 pertandingan yang dimainkan.
Panggung Liga Inggris pun coba dijajal Popovic setelah pisah dari klub Jepang. Dia hijrah ke Crystal Palace pada 2001 dan kembali mencatatkan tiga digit pertandingan, yakni 123, sebelum pindah ke Al-Arabi SC di Qatar lima tahun berselang.
Selepas itu, Popovic kembali ke tanah kelahirannya dan bergabung dengan Sydney FC sampai gantung sepatu pada 2008. Sepanjang menjadi penggawa, dia juga sempat menorehkan 59 caps untuk Timnas Australia, menurut situs Transfermarkt, diiringi sumbangsih 8 gol.
Tangan Dingin saat Jadi Pelatih
Berbekal pengalaman bermain yang cukup mentereng, Tony Popovic memberanikan diri menjajal karier sebagai pelatih di usia cukup muda, yakni 35 tahun pada 2008.
Ketika itu dia lebih dulu diangkat sebagai asisten pelatih di klub lamanya Sydney FC lalu sempat berpindah ke Crystal Palace berdasarkan catatan di Transfermarkt.
Setelahnya, Popovic diberi kepercayaan menjadi arsitek Western Sydney Wanderers hingga 2017, di mana dia mulai menunjukkan tangan dinginnya dengan menyumbangkan trofi AFC Champions League pada 2014 serta memenangkan A League Premiership dengan klub yang sama.
Popovic berpindah-pindah dari Karabukspor ke Perth Glory, menuju AO Xanthi, hingga Melbourne Victory usai menuntaskan kebersamaan dengan Western Sydney Wanderers. Sepanjang petulangan itu, dia juga sempat kembali meraih trofi, di antaranya Australian Cup dengan Melbourne pada 2022.
Adapun Popovic akhirnya beralih peran ke pelatih tim nasional usai mendapat kepercayaan dari federasi sepak bola Australia pada September 2024. Dia bertugas menggantikan Graham Arnold dan belum tersentuh kekalahan dalam 4 laga dengan Socceroos.
Patrick Kluivert Gacor Jadi Pemain
Tak kalah dari Tony Popovic, Patrick Kluivert begit gacor saat menjadi pemian. Dia mengawali karier profesionalnya bersama Ajax Amsterdan dan sukses jadi bagian dari generasi emas klub di era 1990-an.
Kluivert bahkan sempat menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah final Liga Champions usai mencetak gol kemenangan melawan AC Milan pada ajang edisi 1995 di usia 18 tahun.
Setelahnya, dia bergabung dengan Barcelona pada 1998 dan menikmati puncak kejayaan dengan mencetak 124 gol dalam 249 pertandingan sepanjang enam musim kariernya, sekaligus memenangkan gelar LaLiga 1998/1999.
Selain dengan dua klub tersebut, Kluivert juga pernah menjajal karier bersama AC Milan, Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, hingga Lille. Di ranah internasional, Kluivert bermain untuk Timnas Belanda sejak 1994 sampai 2004.
Dia sempat menyandang status pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk negaranya berkat torehan 40 gol dalam 79 laga, sebelum rekor itu dipatahkan oleh Robin van Persie.
Sebagai Pelatih, Kluivert...
Sayangnya saat menjajal karier manjerial, Patrick Kluivert belum sempat mempersembahkan trofi. Dia hanya pernah membantu Louis van Gaal membawa Belanda finis sebagai peringkat tiga Piala Dunia 2014.
Di samping itu, pria berusia 48 tahun tersebut menyambangi peran lain sebagai Direktur Akademi La Masia di Barcelona pada 2019, pelatih striker di AZ Alkmaar dan NEC Nijmegen, hingga manajer tim kelompok umur FC Twente serta Ajax.
Adapun sebagai pelatih kepala skuad senior, Kluivert hanya sempat memegang jabatan di Timnas Curacao dan Adana Demirspor, sebelum dipekerjakan oleh PSSI per 8 Januari 2025.