Saat Pembiayaan BTPN Syariah Bantu Pelaku Usaha di NTB

6 days ago 8

Liputan6.com, Jakarta - BTPN Syariah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 328 miliar kepada lebih dari 90 ribu nasabah hingga kuartal I 2025 di Nusa Tenggara Barat (BTN). Pembiayaan ini membantu pelaku usaha terutama perempuan di NTB untuk meningkatkan usahanya.

Salah satu nasabah BTPN Syariah yang mendapatkan manfaat pembiayaan yakni Sukarni (51), perajin dan penjual aksesoris mutiara. Sukarni yang ikut menjual perhiasan Mutiara dengan sang suami Sadri sejak 2012 telah memiliki tiga toko perhiasan mutiara yakni dua di daerah Senggigi dan satu di wilayah Gili.

Sukarni awalnya terjun menjual perhiasan mutiara sejak 2012 karena ikut suami yang telah lebih dulu menjual perhiasan mutiara.  Awalnya sang suami mendapatkan modal 100 euro atau sekitar Rp 1,82 juta (asumsi kurs satu euro terhadap rupiah di kisaran 18.375) untuk membuka usaha perhiasan mutiara.

Sang suami menjual perhiasan mutiara keliling di sekitar hotel daerah Senggigi. Kemudian usaha berkembang, Sukarni pun ikut suami untuk menjual perhiasan mutiara pada 2012. Usaha perhiasan tersebut dilakukan Sukarni bersama sang suami, anak dan saudara ipar.

Sukarni mengajukan pembiayaan BTPN Syariah untuk modal usaha seperti membeli mutiara laut yang harganya lebih mahal ketimbang air tawar. Awalnya Sukarni mendapatkan pembiayaan Rp 3 juta kemudian meningkat menjadi Rp 10 juta.

"Pembiayaan (red), ini untuk menambah modal. Awalnya Rp 3 juta sekarang dapat Rp 10 juta," kata Sukarni, ditulis Minggu (18/5/2025).

Ia mengatakan, dengan pembiayaan yang didapatkan meningkatkan keuntungan seiring pembelian mutiara yang lebih banyak terutama mutiara laut. Saat mengajukan pinjaman, Sukarni mengaku tidak sulit untuk mengajukan pembiayaan untuk menambah modal usaha perhiasan mutiara. Usaha Sukarni dan sang suami pun berkembang hingga memiliki tiga toko.

Omzet yang didapatkan bisa mencapai Rp 2 juta-Rp 5 juta dalam sehari dari toko di Senggigi, NTB. "Kalau untuk grosirnya sehari Paling sedikit saya dapat Rp 2 juta. Itu 2 juta sehari, kalau ramai sampai Rp 4 juta-Rp 5 juta," tutur dia. 

Harumnya Bisnis Kopi Maryati

Selain itu, salah satu nasabah BTPN Syariah lainnya yang mendapatkan manfaat pembiayaan yakni Maryati (41). Ari, panggilan akrab Maryati menceritakan awal membuka usaha lantaran ketika pindah ke Lombok pada 2004 masih belum tahu pekerjaan yang dilakukan dan belum ada penghasilan. Sebelum memulai usaha kopi, ia juga pernah jualan mutiara.

Awalnya ia terjun menjual minuman kopi ketika membawa kopi dari Lombok sebagai oleh-oleh saat mudik Lebaran ke Jawa banyak diminati. Kemudian tercetus ide untuk membuat usaha kopi setelah oleh-oleh kopi yang dibawanya saat mudik diminati. Ari pun membuka usaha kopi sejak 2015.

”Mudik ke Jawa bawa kaos dan kopi, tapi minatnya banyak di kopi. Minta lagi, minta lagi. Melihat potensi banyak di kopi, kemudian saya memilih usaha kopi pada 2015, dan membuat brand kopi,” ujar Ari.

Ari memulai usaha minuman kopi dengan modal sekitar Rp 3 juta. Saat itu ia memakai sistem preorder atau (PO). Jadi pembeli memesan dan membayar barang yang dipesan kemudian barang itu akan dikirimkan setelah pembayaran. Ari menuturkan, awal usaha mendapatkan pesanan kopi sekitar 1 kg-2 kg. Kemudian usaha kopi berkembang hingga dapat stok bijih kopi hingga ratusan kilogram ketika panen.

Ia mendapatkan bijih kopi tersebut dari wilayah Sembalun hingga Lombok Utara. Produk kopi yang dijual ada kopi robusta, arabica hingga jantan dengan harga Rp 25 ribu-Rp 50  ribu. Selain kopi, ia juga menjual wedang rempah. “Dari 10 kg, 100 kg, 300 kg kalau lagi panen, dan bisa 500 kg,” kata Ari yang sudah menjadi nasabah BTPN Syariah sejak lima tahun lalu.

Untuk membuka usaha kopi ini, Ari mengaku pelan-pelan untuk mengurus izin hingga legalitas. Ia juga dibantu dinas perdagangan NTB hingga dinas koperasi. Ia pun membuat merek yani Asyraf Coffee untuk produk kopi-nya.

"Kalau BPOM urus sendiri. Waktu itu, saya tidak punya legalitas. Saya juga tidak tahu UKM. 2014 sudah sudah jualan tapi tanpa izin apapun saya tidak mengerti. 2015 mulai serius dibimbing oleh dinas. BPOM juga urus sendiri dan dipermudah. Pelan-pelan diminta perbaiki,” kata Ari.

Awal mulai usaha kopi ini, Ari meminjam modal dari BTPN Syariah sekitar Rp 3 juta. Setelah usaha kopi makin maju, Ari mendapatkan pembiayaan sekitar Rp 10 juta, dan bertambah menjadi Rp 15 juta. Dengan tambahan modal usaha ini, Ari menuturkan bisa meningkatkan usaha untuk stok hingga kemasan kopi. “Jadi binaan BTPN Syariah kemudian usaha maju. Dulu stok kopi 10 kg menjadi 100 kg," kata dia.

Ari juga menjual kopi tidak hanya di supermarket di wilayah Mataram NTB, tetapi juga memasarkan melalui e-commerce. Seiring usaha kopi makin berkembang, Ari menuturkan, bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 30 juta per bulan. “Rezeki tidak bisa diubah. Musim liburan Rp 30 juta itu kotor sebulan. Potong modal, gaji karyawan dan akomodasi, yang penting cukup,” kata dia.

Cita-Cita BTPN Syariah

Sementara itu, Pimpinan Wilayah NTB BTPN  Syariah Saenah Farida menuturkan, pihaknya tidak hanya memberikan pembiayaan kepada nasabah. Namun, ada sejumlah pengukuran yang dilakukan untuk melihat pembiayaan yang diberikan berdampak positif atau tidak.

"Jadi untuk mengukur apakah pembiayaan kami, access to finance, access to knowledge ini memberikan manfaat, kami ada yang dilakukan secara regular. Namanya itu PPI. Indeks untuk mengukur tingkat kesejahteraan nasabah kami. Jadi dari sanitasinya seperti apa, berapa banyak yang sudah sanitasinya menjadi lebih baik. Kemudian penggunaan kayu bakar menjadi gas, kemudian kepemilikan barang seperti kulkas, kemudian anak sekolahnya seperti apa,” kata dia.

Saenah mengatakan, pengukuran-pengukuran itu yang dilakukan berkala untuk mengukur apakah pembiayaan tersebut berdampak positif atau tidak. Saenah mengatakan, hal ini tidak hanya sekadar pembiayaan tetapi juga mengukur dari peningkatan usaha.

"Ketika kami melakukan pendampingan juga mengukur apakah dari usahanya ini meningkat. Jadi yang kami lihat itu misalnya packagingnya nggak bagus, sekarang packagingnya sudah bagus atau enggak,” kata dia.

BTPN Syariah ini mendampingi nasabah dari awal hingga dapat menjadi inspiratif buat masyarakat. "Jadi kami BPTN Syariah itu cita-citanya mendampingi nasabah dari 0 sampai nanti nasabah ini sukses menjadi inspiratif buat masyarakat sekitarnya,” ujar Saenah.

Read Entire Article
Bisnis | Football |