Sentuhan Tangan Dingin Oliver Glasner Ubah Peruntungan Crystal Palace, Berpeluang Rebut Gelar Piala FA

10 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Crystal Palace, klub sepak bola asal London, berhasil mencapai final Piala FA 2024/2025 setelah kemenangan telak 3-0 atas Aston Villa. Kemenangan ini diraih berkat brace Ismaila Sarr dan satu gol Eberechi Eze.

Keberhasilan ini tak lepas dari tangan dingin Oliver Glasner, manajer asal Austria yang membawa perubahan besar bagi The Eagles sejak bergabung pada Februari 2024.

Sebelum kedatangan Glasner, Crystal Palace mengalami musim yang buruk dan terpuruk di papan bawah klasemen Liga Primer Inggris. Namun, dengan filosofi dan strategi baru, Glasner berhasil membangkitkan semangat dan performa tim. Perubahan ini terlihat jelas dalam performa tim di lapangan, yang kini tampil lebih percaya diri dan efektif dalam menyerang.

Glasner tidak hanya mengubah strategi permainan, tetapi juga mentalitas pemain. Ia menerapkan filosofi Jerman, "Nicht In Problemen, Sondern In Loesungen Denken" (berpikir bukan dalam masalah, melainkan dalam solusi), yang mendorong pemain untuk fokus pada solusi ketimbang meratapi kesalahan. Hal ini terbukti efektif dalam membangkitkan mentalitas juang tim.

Transformasi Crystal Palace di Bawah Glasner

Pada awal kedatangannya, Glasner menghadapi situasi yang sulit. Crystal Palace sedang dalam performa buruk, dan kepergian pemain kunci seperti Michael Olise dan Joachim Andersen semakin memperberat tantangan.

Namun, Glasner tetap tenang dan menerapkan pendekatan yang membangun kepercayaan diri pemain. Dukungan penuh dari manajemen, terutama Chairman Steve Parish, juga sangat penting dalam menjaga stabilitas tim.

Glasner menerapkan filosofi permainan yang menekankan intensitas tinggi dan struktur taktis yang solid. Ia meningkatkan volume sprint dan kecepatan lari pemain, terbukti dengan peningkatan 10 persen lari kecepatan tinggi dan 24 persen jarak sprint dibandingkan musim lalu. Strategi ini menempatkan Crystal Palace di peringkat empat dan enam terbaik di liga dalam kategori tersebut.

Secara taktis, Glasner menggunakan formasi 3-4-2-1 dengan gaya bermain direct, cepat, dan agresif. Kecepatan transisi menjadi prioritas, dengan rata-rata durasi serangan yang menghasilkan gol hanya 7,3 detik dan 2,2 umpan, tercepat di Premier League musim ini. Perubahan ini mengubah Crystal Palace menjadi tim yang berani menekan dan menyerang dengan intensitas penuh.

Peningkatan Performa Individu Pemain

Glasner juga berhasil meningkatkan performa individu pemain. Jean-Philippe Mateta menjadi contohnya, mencetak 27 gol di Premier League sejak Februari 2024. Ismaila Sarr juga menunjukkan peningkatan signifikan setelah diposisikan sebagai gelandang serang. Adam Wharton pun tampil solid di lini tengah.

Peningkatan ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari pendekatan Glasner yang sistematis dan detail. Ia memperhatikan setiap pemain dan memberikan arahan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka. Hal ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan mengembangkan pemain.

Keberhasilan Glasner membawa Crystal Palace ke final Piala FA merupakan bukti nyata transformasi yang telah ia lakukan. Ia telah membangun kepercayaan kolektif antara pemain dan manajemen, menciptakan budaya kerja yang positif dan berorientasi pada solusi.

Glasner: Legenda Baru Crystal Palace?

Jika berhasil memenangkan Piala FA, Glasner akan mengukir namanya dalam sejarah Crystal Palace. Ia akan disejajarkan dengan legenda seperti Steve Coppell yang membawa The Eagles ke final Piala FA pada 1990. Namun, terlepas dari hasil akhir, Glasner telah membawa Crystal Palace ke level yang lebih tinggi.

Perubahan yang dilakukan Glasner bukan hanya tentang strategi di lapangan, tetapi juga tentang membangun kepercayaan, struktur, dan identitas baru bagi klub. Ia telah membuktikan bahwa perubahan yang signifikan dapat dicapai dengan pendekatan yang tepat dan konsisten.

Kemenangan atas Aston Villa menjadi bukti nyata transformasi Crystal Palace di bawah arahan Oliver Glasner. Mereka kini menjadi tim yang lebih percaya diri, solid, dan mampu bersaing di level tertinggi. Apapun hasil di final Piala FA nanti, Glasner telah meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah klub.

Read Entire Article
Bisnis | Football |