Liputan6.com, Jakarta - Manchester City mengintensifkan langkah strategis klub dengan mengincar maestro lini tengah AC Milan, Tijjani Reijnders, menjelang bursa transfer 2025.
Klub ini sedang mempersiapkan regenerasi besar di lini tengah tim. Situasi semakin mendesak dengan kepergian legenda klub Kevin De Bruyne yang kontraknya akan berakhir, dengan masa depan Bernardo Silva pun tengah digantung tanda tanya besar.
Perubahan struktural juga terjadi di balik layar, di mana Hugo Viana kini telah resmi mengemban tugas sebagai direktur olahraga baru. Ia berkolaborasi dengan pendahulunya Txiki Begiristain yang juga akan hengkang, dengan berfokus pada misi besar rekonstruksi skuad menjelang musim mendatang.
Nama-nama besar memenuhi daftar incaran The Citizens. Florian Wirtz (Bayer Leverkusen) dan Morgan Gibbs-White (Nottingham Forest) menempati posisi utama dalam agenda transfer mereka. Bahkan, tersiar kabar bahwa klub telah hampir mencapai kesepakatan verbal dengan Wirtz.
Namun, fokus paling menarik tertuju pada Reijnders. Gelandang internasional Belanda berusia 26 tahun ini muncul sebagai target premium yang diprioritaskan oleh Pep Guardiola. Sumber terpercaya mengungkapkan bahwa negosiasi telah mencapai kemajuan signifikan untuk mendatangkan pemain berkualitas tinggi tersebut.
Manchester City Memasuki Fase Krusial dalam Perburuan Reijnders
Kabar dari The Athletic mengungkap bahwa Manchester City telah melangkah lebih jauh dalam misi mendatangkan gelandang idaman Tijjani Reijnders. Mereka dilaporkan telah membuka komunikasi resmi dengan AC Milan untuk menyatakan keseriusan.
Meski demikian, proses negosiasi masih berada dalam tahap awal. Sumber terpercaya menegaskan bahwa The Citizens belum mengirimkan tawaran resmi, dengan pertimbangan untuk menghormati fokus Milan yang sedang mempersiapkan diri menghadapi Bologna di final Coppa Italia, Kamis (15/5/2025) dini hari WIB.
Kubu Pep Guardiola dikabarkan optimis bahwa dialog yang berlanjut antara kedua klub akan mengarah pada kesepakatan untuk memboyong Reijnders ke Etihad Stadium. Sebuah misi transfer yang diprediksi akan menciptakan sensasi di bursa transfer musim panas.
Yang menarik, Reijnders telah ditetapkan sebagai target prioritas untuk mengisi posisi gelandang nomor 8, terlepas dari ketertarikan mereka pada Florian Wirtz dan Morgan Gibbs-White. Hal ini menunjukkan keseriusan tim teknis Manchester City dalam memetakan kebutuhan spesifik mereka.
Sementara itu, AC Milan dikabarkan tidak akan melepas pemain bintangnya dengan mudah. Klub Italia tersebut diperkirakan akan mematok harga rekor, bahkan melebihi 57 juta poundsterling yang diterima dari penjualan Kaka kepada Real Madrid pada tahun 2009.
Manchester City Buru Reijnders di Tengah Ikatan Kontrak Baru AC Milan
Langkah berani Manchester City memburu Tijjani Reijnders menimbulkan gelombang kejutan di dunia sepak bola. Keputusan ini datang hanya dua bulan setelah sang gelandang menandatangani perpanjangan kontrak jangka panjang dengan AC Milan hingga Juni 2030.
Reijnders telah menjelma menjadi pilar utama Rossoneri sejak kepindahannya dari AZ Alkmaar dengan nilai transfer yang terbilang terjangkau, sekitar 17 juta poundsterling, pada musim panas 2023. Adaptasi gemilangnya di sepak bola Italia berhasil membuktikan kualitas pemain berdarah Belanda ini.
Dalam debutnya di Serie A, gelandang box-to-box ini mencatatkan performa mengesankan dengan empat gol dan empat assist dari 50 penampilan di semua kompetisi. Kontribusinya vital dalam membantu raksasa Italia tersebut meraih posisi runner up pada liga domestik.
Musim ini, kakak pemain timnas Indonesia Eliano Reijnders ini semakin menunjukkan kelasnya di bawah arahan Sergio Conceicao. Statistiknya melonjak drastis dengan 15 gol dan lima assist dari 51 pertandingan, termasuk 10 gol dan lima assist dalam 35 laga Serie A.
Ironis bahwa di tengah performa individu yang gemilang, AC Milan justru berada dalam posisi terancam. Klub bersejarah tersebut saat ini tengah terseok di peringkat kesembilan klasemen Serie A, tertinggal empat poin dari Juventus di posisi keempat dengan hanya dua pertandingan tersisa. Situasi ini membuat Milan terancam gagal meraih tiket Liga Champions musim depan.