Liputan6.com, Jakarta Panggung Ballon dOr 2025 semakin memanas. Setelah final Liga Champions berakhir, dengan PSG yang tampil sebagai juara, nama Ousmane Dembele diyakini bakal menjadi kandidat utama pemenang Ballon d'Or edisi 2025.
Kompetisi pada level klub diyakini bakal jadi penentu peraih gelar Ballon d'Or 2025. Sebab, pada musim 2024/2025, tidak ada turnamen mayor antarnegara yang digelar dan bisa memberi dampak kecuali UEFA Nations League.
Vinicius Junior, yang jadi kandidat utama Ballon d'Or 2024, tidak masuk calon peraih gelar. Dia hanya berada di peringkat ke-17 dalam Power Ranking. Jude Bellingham, sesama pemain Real Madrid, ada satu tingkat di bawahnya.
Pemain PSG sangat dominan dalam kandidat peraih Ballon d'Or 2025, berdasarkan pada Power Rangkin, salah satunya yang dibuat oleh GOAL. Desie Doue memberi kejutan dan Ousmane Dembele punya peluang terbesar untuk meraihnya.
Berikut adalah daftar lengkap 12 besar Ballon d'Or 2025 Power Ranking:
12. Gianluigi Donnarumma (PSG)
Donnarumma sekali lagi mengukuhkan statusnya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Dengan torehan 13 clean sheet dan kontribusi vital dalam perjalanan PSG merengkuh trofi Liga Champions, Ligue 1, Coupe de France, dan Trophee des Champions, kiprah Donnarumma tak bisa dipandang sebelah mata.
Meski peran kiper jarang disorot dalam perburuan Ballon d'Or, Donnarumma menunjukkan bahwa posisinya tak bisa diabaikan. Aksinya melawan Aston Villa dan Arsenal di fase gugur Liga Champions menjadi penentu keberhasilan PSG.
11. Robert Lewandowski (Barcelona)
Lewandowski menunjukkan bahwa usia hanyalah angka. Di usia 36 tahun, striker Polandia ini tampil tajam dengan mencetak 44 gol dan lima assist untuk membantu Barcelona merebut La Liga, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana. Bersama Hansi Flick, Lewy menemukan kembali performa terbaiknya dan jadi jantung serangan Blaugrana.
Meski tidak lagi secepat dulu, efisiensi dan insting predatornya tetap terjaga. Ia mungkin kalah pamor dari bintang-bintang muda Barca, namun kontribusinya tetap besar. Dengan performa ini, Lewandowski layak kembali masuk dalam perbincangan 10 besar Ballon d'Or.
10. Harry Kane (Bayern Munchen)
Akhirnya, penantian panjang Harry Kane berbuah manis. Setelah bertahun-tahun berpuasa gelar, sang kapten Inggris sukses mempersembahkan trofi Bundesliga untuk Bayern Munich. Dengan catatan 43 gol dan 13 assist, Kane tetap menjadi salah satu striker paling produktif di Eropa.
Walau Bayern gagal menembus semifinal Liga Champions, Kane tetap menunjukkan permainan komplet sebagai penyerang: klinis di depan gawang, cerdas dalam pergerakan, dan kreatif saat membangun serangan. Ia mungkin belum Ballon d'Or-ready, tapi musim ini membuktikan bahwa ia tetap di antara yang terbaik.
9. Pedri (Barcelona)
Pedri akhirnya tampil bebas dari jerat cedera, dan hasilnya sungguh luar biasa. Enam gol dan sembilan assist bukanlah statistik yang mencolok, namun permainan dan pengaruhnya di lini tengah Barcelona sangat terasa. Ia mengontrol tempo, menciptakan peluang, dan menjadi pusat kreativitas tim Hansi Flick.
Puncak penampilannya terjadi di final Copa del Rey, di mana ia disebut sebagai pemain terbaik lapangan. Kegagalan menembus final Liga Champions mungkin menghambat peluangnya naik lebih tinggi di klasemen Ballon d’Or, tapi penampilan musim ini menegaskan bahwa Pedri adalah gelandang kelas dunia sejati.
8. Achraf Hakimi (PSG)
Hakimi menunjukkan mengapa ia patut disebut sebagai bek kanan terbaik dunia saat ini. Dengan 10 gol, 15 assist, dan kontribusi defensif dalam 20 clean sheet PSG, pemain asal Maroko ini tampil komplet di kedua sisi lapangan. Ia bukan hanya pelari cepat di sisi kanan, tetapi juga pemain yang bisa mengubah jalannya laga.
Yang membuatnya lebih spesial, Hakimi mencetak gol di perempat final, semifinal, dan final Liga Champions, bukti bahwa ia tak hanya bermain bagus, tetapi juga menentukan di momen-momen besar. Performa seperti ini jelas layak mendapat pengakuan lebih luas.
7. Khvicha Kvaratskhelia (PSG)
Meski statistiknya tampak lebih "tenang", pengaruh Kvaratskhelia di dua tim juara sangat besar. Ia membantu Napoli meraih Serie A sebelum hijrah ke PSG dan langsung menjadi sosok penting dalam perjalanan Les Parisiens menjuarai Liga Champions.
Dengan 14 gol dan 11 assist, winger asal Georgia ini mencetak beberapa gol penting, termasuk gol spektakulernya ke gawang Aston Villa yang menjadi sorotan di babak gugur UCL. Ini adalah musim di mana Kvaratskhelia membuktikan bahwa musim sensasionalnya di Napoli bukan kebetulan semata.
6. Desire Doue (PSG)
Nama Desire Doue mungkin belum sepopuler rekan setimnya, tetapi musim debutnya bersama PSG berjalan luar biasa. Dengan 15 gol dan 16 assist, pemain 19 tahun ini selalu memberikan dampak ketika dimainkan, dan tampil sebagai salah satu bintang utama di babak akhir Liga Champions.
Doue tampil brilian di final Eropa, serta memberikan dua assist di final Coupe de France. Ia telah menjelma menjadi pemain besar untuk laga besar, dan jika performa ini berlanjut, bukan tidak mungkin Doue akan masuk lima besar dalam waktu dekat.
5. Kylian Mbappe (Real Madrid)
Kedatangan Mbappe ke Real Madrid tidak semulus yang dibayangkan, namun ia tetap menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu penyerang terbaik dunia. Dengan torehan 43 gol, termasuk hat-trick sensasional ke gawang Manchester City, Mbappe tetap menjadi ancaman menakutkan di lini depan.
Namun, kegagalan Madrid menutup musim dengan gelar besar—Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey semuanya meleset—membuat peluang Ballon d'Or-nya tahun ini sedikit meredup. Meski begitu, Sepatu Emas Eropa sepertinya sudah pasti menjadi miliknya.
4. Mohamed Salah (Liverpool)
Mo Salah kembali menjadi jantung permainan Liverpool, kali ini di bawah komando Arne Slot. Dengan catatan luar biasa: 36 gol dan 24 assist, Salah memimpin The Reds meraih gelar Liga Inggris. Ia tampak segar dan berbahaya, seperti versi terbaiknya di era Jurgen Klopp.
Sayangnya, momen buruk datang di Liga Champions ketika Liverpool tersingkir di babak 16 besar. Gagal tampil di final Piala Carabao juga membuat momentumnya sedikit berkurang. Namun, tidak diragukan lagi, Salah tetap layak diperhitungkan sebagai salah satu kandidat terkuat dari Afrika sejak era George Weah.
3. Raphinha (Barcelona)
Tak banyak yang menjagokan Raphinha pada awal musim, namun ia justru menjadi pemain paling berpengaruh dalam perjalanan treble domestik Barcelona. Mantan winger Leeds United itu mencetak 39 gol dan 25 assist, dan menjadi tumpuan utama di lini serang Blaugrana.
Ketika peluang transfernya sempat dibuka musim lalu, Raphinha menjawabnya dengan performa luar biasa. Ia bermain dengan determinasi tinggi, teknik ciamik, dan naluri tajam di depan gawang. Tak berlebihan jika ia kini duduk di podium tiga kandidat Ballon d’Or.
2. Lamine Yamal (Barcelona)
Usianya baru 17 tahun, tapi cara Lamine Yamal bermain seperti seorang veteran lapangan. Ia mencetak 19 gol dan menciptakan 26 assist dalam musim penuh pertamanya, menjadi motor serangan Barcelona dan menghadirkan ancaman konstan dari sisi kanan.
Yamal tampil luar biasa di La Liga, tetapi performanya di Liga Champions—terutama saat melawan Inter di semifinal—membuatnya benar-benar mendapat sorotan global. Jika ia terus berkembang seperti ini, bukan hanya akan memenangi Ballon d’Or, tetapi bisa memecahkan banyak rekor dalam satu dekade ke depan.
1. Ousmane Dembele (PSG)
Inilah musim pembuktian bagi Ousmane Dembele. Setelah bertahun-tahun tampil inkonsisten di Barcelona, pemain sayap Prancis ini menjelma menjadi sosok tak tergantikan di PSG. Ia mencetak 35 gol dan 15 assist, dan menjadi penggerak utama keberhasilan tim dalam meraih quadruple musim ini.
Dari Anfield hingga Allianz Arena, Dembele selalu hadir di momen-momen penting, dengan gol dan assist yang menentukan. Dua assist-nya di final Liga Champions menjadi bukti bahwa ia akhirnya menyatu dengan potensi besar yang dulu hanya menjadi janji. Jika ada musim terbaik dalam karier Dembele, inilah dia, dan ini bisa menjadi musim saat ia menyabet Ballon d’Or pertamanya.