Krisis Manchester United: Ruben Amorim Catat Persentase Kemenangan Terburuk Sejak Perang Dunia II

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Manchester United kembali berada dalam sorotan setelah catatan mengecewakan dari sang pelatih, Ruben Amorim, mencuat ke publik. Sejak ditunjuk pada November lalu, eks pelatih Sporting Lisbon itu kesulitan menemukan konsistensi bersama Setan Merah.

Kekalahan 0-3 dari Manchester City akhir pekan lalu semakin mempertebal tekanan yang dihadapinya. Dalam 47 laga, Amorim hanya mampu membawa MU meraih 17 kemenangan, hasil yang jauh dari ekspektasi klub sebesar United.

Dengan persentase kemenangan hanya 36,17 persen, Amorim kini tercatat sebagai manajer permanen dengan rekor terburuk di Old Trafford sejak era Perang Dunia II. Situasi ini membuat masa depannya semakin dipertanyakan.

Amorim Catat Rekor Buruk di Old Trafford

Sejak kedatangannya dari Sporting Lisbon, Ruben Amorim mencatat 17 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 18 kekalahan. Persentase kemenangannya hanya 36,17 persen, lebih rendah dibanding Wilf McGuinness yang mencatat 36,78 persen.

Sebagai perbandingan, sejumlah pelatih sebelumnya memiliki catatan jauh lebih baik. Louis van Gaal mencatat 52,43 persen, David Moyes 52,94 persen, Ole Gunnar Solskjaer 54,17 persen, dan Erik ten Hag 54,69 persen.

Angka ini memperlihatkan betapa beratnya tantangan Amorim di Manchester United. Dengan standar tinggi klub, catatan buruk tersebut menjadi alarm keras bagi masa depannya.

Kekalahan dari City Jadi Pukulan Berat

Dalam laga kontra Manchester City, United tak mampu mengimbangi rival sekotanya. Erling Haaland memborong dua gol, sementara Phil Foden turut mencatatkan namanya di papan skor.

Hasil itu membuat MU kini hanya mengoleksi empat poin dari empat laga, menempatkan mereka di peringkat ke-14 klasemen sementara Premier League. Situasi ini menambah tekanan yang sudah berat di pundak Amorim.

Amorim sendiri mengakui bahwa gol-gol City seharusnya bisa diantisipasi lebih baik. “Jika Anda melihat golnya, kami bisa menghindari jenis gol seperti itu,” ujarnya. Ia menyoroti kurang agresifnya tim dalam menjaga ruang dan koordinasi yang buruk saat menghadapi serangan City.

Tetap Bertahan dengan Filosofi Bermain

Meski disorot tajam, Amorim menegaskan dirinya tidak akan mengubah filosofi bermain maupun formasi 3-4-3 andalannya.

“Ini bukan rekor yang seharusnya dimiliki Manchester United. Tapi saya tidak akan berubah. Jika saya ingin mengubah filosofi saya, saya akan lakukan. Jika tidak, maka Anda harus mengganti orangnya,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa dirinya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk klub. “Pesan saya adalah saya akan memberikan segalanya. Saya akan melakukan yang terbaik, selalu memikirkan apa yang terbaik untuk klub. Sampai saya di sini, saya akan berusaha semaksimal mungkin,” lanjut Amorim.

Namun, hasil buruk berikutnya bisa jadi menentukan. Laga melawan Chelsea akhir pekan depan dipandang sebagai ujian penting, dan kegagalan meraih poin bisa mempercepat akhir perjalanan Amorim di Old Trafford.

Read Entire Article
Bisnis | Football |