Liputan6.com, Jakarta Kekalahan Juventus dari Como 1907 pada akhir pekan lalu seolah menjadi lonceng peringatan bagi Igor Tudor. Pelatih asal Kroasia itu kini berada dalam tekanan besar setelah Bianconeri melewati enam laga tanpa kemenangan di semua ajang.
Kekalahan pertama musim ini bukan hanya memukul moral tim, tapi juga mengguncang kepercayaan manajemen terhadap proyek yang ia bangun.
Juventus saat ini tertahan di peringkat ketujuh klasemen sementara Serie A dengan 12 poin, hanya terpaut tiga poin dari zona Liga Champions. Namun, performa mereka yang menurun membuat situasi di Turin terasa genting.
Pertandingan melawan Real Madrid di Liga Champions, lalu dua laga liga berikutnya kontra Lazio (26 Oktober) dan Udinese (29 Oktober), bisa menjadi ujian terakhir bagi Tudor untuk menyelamatkan posisinya.
Media-media besar Italia seperti Gazzetta dello Sport, Tuttosport, dan Sky Sport Italia melaporkan bahwa Juventus belum membuat keputusan final, tetapi berbagai nama calon pengganti sudah mulai dibicarakan di ruang rapat manajemen.
Mulai dari sosok berpengalaman seperti Luciano Spalletti dan Roberto Mancini, hingga figur muda seperti Raffaele Palladino dan bahkan kemungkinan kembalinya Thiago Motta.
Spalletti dan Mancini: Dua Opsi Berpengalaman
Nama Luciano Spalletti disebut paling realistis untuk mengambil alih Juventus. Pelatih yang membawa Napoli juara Serie A musim lalu itu dianggap memiliki gaya bermain modern dan kemampuan membangun tim dari dasar.
Namun, kendala utama adalah gaji tinggi serta kontrak Tudor dan Thiago Motta yang masih aktif hingga 2027, yang membuat langkah ini tidak sederhana secara finansial.
Roberto Mancini juga masuk radar. Ia dikenal memiliki afiliasi emosional dengan Juventus sejak masa muda, meski reputasinya di Turin masih terbelah karena masa lalu sebagai pelatih Inter Milan di era Calciopoli.
Meski begitu, pengalamannya memimpin Italia meraih Euro 2020 dan gaya kepelatihannya yang disiplin tetap membuatnya jadi kandidat serius untuk proyek jangka pendek Bianconeri.
Palladino, Thiago Motta, dan Kejutan dari Comolli
Raffaele Palladino menjadi sosok yang dinilai paling mudah diakses oleh Juventus. Ia punya hubungan dekat dengan direktur teknik François Modesto, yang pernah bekerja bersamanya di Monza.
Palladino dipandang cocok untuk memimpin proyek transisi Juventus dengan gaya menyerang yang segar dan kemampuan mengorbitkan pemain muda, dua hal yang kini jadi fokus klub.
Menariknya, nama Thiago Motta juga kembali muncul ke permukaan. Meski sudah meninggalkan kursi pelatih Juventus, kontraknya masih berlaku dua musim lagi, sehingga kembalinya Motta bukan hal yang mustahil secara administratif.
Namun, semuanya bisa berubah jika Damien Comolli, yang akan resmi menjabat CEO bulan depan, memilih jalur berbeda. Dengan kewenangan baru yang ia miliki, Comolli bisa saja membuat langkah mengejutkan dengan menunjuk sosok di luar radar publik sepak bola Italia.
Sumber: Football Italia