Aksi Mogok Massal Berlangsung di Tepi Barat untuk Solidaritas Gaza

8 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi mogok massal terjadi di kota-kota, desa-desa, hingga kamp pengungsi di wilayah Tepi Barat, Palestina sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza.

Mereka yang berada wilayah pendudukan Yerusalem Timur juga melakukan aksi yang sama untuk menekan langkah genosida Israel tersebut.

Mengutip dari Aljazeera, toko-toko hingga institusi pemerintahan ditutup di Tepi barat sebagai bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza yang setidaknya telah menewaskan 50 ribu rakyat Palestina sejak Oktober 2023 silam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini di Hebron terjadi aksi mogok massal oleh seluruh warga Arab sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza," kata seorang warga Hebron, Midhat abu Rmeileh.

"Sejujurnya, seluruh warga Arab dan dunia harus bersatu. Kami melihat pemandangan anak-anak yang tak terlukiskan."

Hebron adalah salah satu kota Palestina di Tepi Barat bagian selatan.

Mengutip dari Anadolu, selain mogok massal, para warga di Tepi Barat juga bersiap menggelar aksi unjuk rasa massal.

Salah satu warga di Tepi Barat, Atil dari desa Zanuta, mengatakan ketika Israel melakukan agresi ke Gaza bukan tak mungkin hal sama bakal dilakukan di wilayah tersebut juga.

Selain itu, dia mengatakan ada pula ancaman dari para pemukim ilegal Israel yang telah menyerang desa-desa Palestina selama bertahun-tahun. Dan, sambungnya, eskalasi perbuatan kriminal pemukim ilegal Yahudi itu makin menjadi setelah agresi Israel ke Gaza sejak 2023 lalu.

"Setiap hari dan setiap malam, para pemukim ilegal itu mencoba untuk mencuri domba kami atau merusak desa kami dengan menghancurkan properti dan kendaraan-kendaraan kami," kata Atil seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu pada Senin ini, tentara Israel dilaporkan menangkap dan menahan sejumlah warga Palestina di Tepi Barat.

Israel telah melakukan serangkaian penggerebekan dan penangkapan semalam di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki. Mengutip dari kantor berita Wafa, tentara Israel menangkap tujuh warga Palestina, dua bersaudara di kota Qalqilya, dan dua orang--termasuk anak di bawah umur--di Hebron dan kota Beit Ula.

Sebelumnya, Israel kembali menggencarkan serangan mematikan di Gaza sejak 18 Maret lalu. Aksi jahat rezim Zionis itu menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak Januari 2025.

Pekan lalu, pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan meningkatkan serangan ke Gaza, bersamaan dengan upaya pelaksanaan rencana Presiden AS saat itu, Donald Trump, untuk mengusir warga Palestina dari wilayah kantong tersebut.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.700 warga Palestina telah tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang mereka lancarkan di wilayah tersebut.

(kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Bisnis | Football |