Bodo/Glimt vs Juventus: Akhirnya Ada Senyum Bahagia di Wajah Pemain Bianconeri

1 week ago 15

Liputan6.com, Jakarta Juventus akhirnya meraih kemenangan perdana yang krusial di Liga Champions usai menundukkan Bodo/Glimt secara dramatis. Luciano Spalletti melihat perubahan besar pada bahasa tubuh dan mentalitas anak asuhnya pasca laga tandang tersebut.

Tekanan berat sempat menghantui skuad Si Nyonya Tua sebelum peluit akhir berbunyi di Norwegia. Kemenangan tipis 3-2 ini seolah melepas beban psikologis raksasa yang selama ini mereka pikul di kancah Eropa.

Sempat tertinggal satu gol di babak pertama, Bianconeri bangkit lewat aksi heroik para pemain pengganti yang mengubah dinamika permainan. Wajah-wajah tegang di ruang ganti kini berganti menjadi senyuman lega yang dirindukan sang pelatih.

Spalletti mengakui secara terbuka bahwa timnya sangat membutuhkan hasil positif ini untuk keluar dari periode sulit. Tiga poin ini menjadi bukti sahih bahwa karakter kuat para pemain masih ada di tengah badai kritik.

Lepasnya Beban Psikologis di Ruang Ganti Juventus

Suasana ruang ganti Juventus terasa jauh berbeda setelah mereka memastikan kemenangan sulit di markas lawan. Spalletti menangkap ekspresi kelegaan yang luar biasa dari para pemainnya yang selama ini bermain di bawah tekanan kritik tajam.

Spalletti menegaskan bahwa skuadnya bukanlah kumpulan pemain yang tidak peduli dengan hasil buruk. Kemenangan ini didedikasikan untuk membangkitkan kepercayaan diri mereka sendiri serta para suporter setia yang hadir jauh-jauh ke Norwegia.

"Saya senang malam ini karena di ruang ganti saya melihat wajah-wajah bahagia, atau setidaknya lebih santai," kata Luciano Spalletti kepada Sky Sport Italia.

"Pemain juga manusia dan mereka menderita ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik. Tidak seperti anggapan orang-orang yang menyebut mereka masa bodoh," lanjut Spalletti.

Tantangan Lapangan Sintetis

Tantangan di Norwegia bukan hanya soal lawan yang agresif, melainkan juga lapangan sintetis yang kerap memakan korban tim-tim besar. Bodo/Glimt dikenal mampu bermain dengan kecepatan berpikir dan operan kilat yang memanfaatkan kondisi medan tempur mereka sendiri.

Sejarah mencatat banyak tim elit Eropa yang hancur lebur di stadion ini, termasuk kekalahan telak AS Roma beberapa tahun lalu. Namun, Juventus berhasil selamat dan membawa pulang poin penuh meski sempat kewalahan menghadapi adaptasi iklim serta kecepatan tuan rumah.

"Tim memainkan permainan terbuka dan menyerang yang terkadang menyulitkan karena Bodo/Glimt bermain dengan operan dan kecepatan berpikir yang sangat mengesankan di lapangan ini, yang sempat mengintimidasi kami jika melihat laga kandang mereka sebelumnya," ujar Spalletti.

"Semua orang kesulitan di sini, mereka semua bilang kepada kami bahwa tuan rumah seperti bermain dua kali lebih cepat dan bisa bernapas lebih mudah di iklim ini, sehingga ada begitu banyak kesulitan," tambah eks pelatih Napoli tersebut.

Dampak Krusial Pergantian Pemain

Keputusan taktik Spalletti sempat mengundang tanda tanya besar saat starting line-up diumumkan ke publik. Namun, masuknya Kenan Yildiz dan Jonathan David dari bangku cadangan terbukti menjadi game changer yang memberikan energi baru bagi lini serang.

Pelatih berkepala plontos itu menegaskan bahwa rotasi pemain bukan sekadar pilihan strategi semata, melainkan kebutuhan tim. Ia ingin memastikan seluruh elemen skuad berkembang dan siap berkontribusi memberikan solusi saat situasi buntu.

"Kami tidak memaksimalkan beberapa situasi yang cukup mudah di babak pertama, lalu setelah jeda mereka menggandakan usaha dan menekan keras," terang Spalletti.

"Ini bukan soal pilihan pemain, tapi juga soal memastikan seluruh skuad berkembang," tegasnya lagi.

Mengusir Awan Kelabu Mediokritas

Kemenangan ini diharapkan menjadi titik balik penting untuk menyeret Juventus keluar dari standar medioker yang belakangan melekat. Spalletti menyadari ada "awan gelap" berupa opini publik yang membuat pemain ragu-ragu dan tidak bebas dalam mengambil keputusan di lapangan.

Ke depannya, mentalitas petarung dan keberanian mengambil risiko harus lebih diasah lagi dalam setiap sesi latihan. Intensitas pertandingan sesungguhnya sangat dibutuhkan untuk memulihkan kebugaran dan ketajaman berpikir pemain yang belum mencapai level terbaiknya.

"Tim memang merasakan adanya awan gelap di atas mereka dari semua hal yang dibicarakan orang, mereka tidak punya kebebasan untuk mengambil keputusan dan memainkan permainan mereka," ungkap Spalletti.

"Para pemain perlu tumbuh dalam hal keyakinan dan keberanian, kami butuh langkah ekstra itu baik dalam mentalitas maupun latihan kami, karena kami belum punya tempo yang tepat saat latihan," pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |