Chatib Basri: Ekonomi RI Perlu Belajar saat Jatuh Agar Bisa Tahan Krisis

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Anggota Dewan Ekonomi Nasional, Chatib Basri mengatakan bahwa Indonesia perlu mempersiapkan perekonomiannya tak hanya untuk tumbuh di tengah ketidakpastian global, tetapi juga bertahan dengan risiko keruntuhan.

(Jika ekonomi) dihubungkan dengan balap sepeda motor, jatuh itu tidak terhindarkan, maka situasi global yang tak pasti juga terhindarkan,” kata Chatib dalam Grab Business Forum di Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025).

“(Yang penting) bagaimana kita terlatih untuk terbiasa jatuh dan tetap selamat,” lanjutnya.

Chatib menyoroti kisah pembalap MotoGP ternama asal Spanyol, Marc Marquez yang telah mengalami insiden jatuh sebanyak 27 kali sepanjang karirnya sejak tahun 2017.

“Tetapi apa yang dia lakukan? Dia melakukan latihan paling banyak itu adalah bagaimana jatuh dengan selamat. Hal ini mungkin juga yang harus kita pelajari ketika mengelola ekonomi atau mengelola perusahaan,” sambungnya.

Chatib melanjutkan, di tengah ketidakpastian global menyusul perang dagang dan geopolitik, mengambil keputusan yang just in time (satu waktu) sangat berisiko.

“Karena kalau ada supply chain disruption, tiba-tiba barangnya tidak ada lagi. Jadi kita harus mulai berubah berpikir dari just in time (satu waktu) ke just in case (jaga-jaga). Misal Ketika terjadi covid-19, di mana kita sebelumnya menjaga stok untuk kurun waktu 3 bulan. Tetapi begitu covid terjadi, China tutup. Pada saat itu kita kemudian tau bahwa yang lebih penting itu adalah just in case (berjaga-jaga mempertahankan ketersediaan pasokan),” paparnya.

Strategi Indonesia Jaga Pertumbuhan Ekonomi saat Ketidakpastian Global Meningkat

Indonesia menjadi salah satu negara yang mengawali perundingan dengan Amerika Serikat usai diumumkannya kebijakan tarif resiprokal oleh Presiden Donald Trump.

Dalam perjalanan negosiasi, delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi AS, di antaranya yaitu USTR, Secretary of Commerce, Secretary of Treasury, dan National Economic Advisor, serta sejumlah pelaku usaha di AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, United States-Industry Indonesia Society (USINDO), Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan putaran pertemuan untuk membahas inti perundingan tarif dengan AS sudah dimulai. Pemerintah menargetkan perundingan akan selesai paling cepat 60 hari.

“Yang dibahas mengenai tarif resiprokal. Jadi tarif resiprokal inilah yang kita dalam negosiasi untuk menurunkan tarif tersebut. Seluruh negara saat ini diberlakukan 10% itu hanya 90 hari, sesudah itu nanti kita lihat dari hasil pembicaraan,” ungkap Menko Airlangga saat wawancara dengan salah satu media televisi, seperti dikutip dari laman ekon.go.id

Menko Airlangga memastikan, Indonesia tetap harus waspada terhadap persaingan global dan menurunnya jumlah perdagangan karena kebijakan uncertainty yang dilakukan oleh AS serta perang dagang yang sedang terjadi antara AS dengan China.

Dijelaskannya, Indonesia perlu memanfaatkan potensi pasar dan investasi dari berbagai forum kerja sama internasional, seperti Perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA), dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

Siapkan Paket Deregulasi

Selain itu, perlu juga untuk mencegah masuknya barang-barang dumping dengan memperhatikan safeguard dan daya saing industri dalam negeri. Saat ini, Pemerintah juga mempersiapkan paket deregulasi kebijakan untuk mendukung kemudahan perizinan berusaha dalam rangka menarik para investor.

Di tengah gejolak perdagangan global, komitmen Indonesia dan Uni Eropa untuk menyelesaikan Perundingan I-EU CEPA menjadi semakin relevan. Dengan kondisi sekitar 87% perdagangan barang dunia berlangsung di luar keterlibatan Amerika Serikat, semakin menegaskan urgensi diversifikasi mitra dagang dan penguatan kerja sama regional.

"Target kita memang memperluas pasar. Jadi kalau kita melihat episentrumnya di Amerika untuk ketidakpastian dan gejolak ini, maka kita mencari daerah lain yang kita bisa masuki,” kata Menko Airlangga.

Read Entire Article
Bisnis | Football |