Drama di Timnas Inggris: Thomas Tuchel Harus Sadar Bahwa Jude Bellingham Itu Berbeda dan Sangat Berharga

2 weeks ago 11

Liputan6.com, Jakarta Bintang Real Madrid, Jude Bellingham, telah mengukir namanya sebagai salah satu gelandang muda terbaik di dunia saat ini. Kemampuannya yang komplet dan mentalitas pemenang telah menjadikannya pilar tak tergantikan di klub raksasa Spanyol. Banyak pengamat sepakat bahwa ia adalah pemain Timnas Inggris terbaik kedua setelah Harry Kane. Oleh karena itu, asumsi bahwa Bellingham akan menjadi starter yang pasti di skuad Three Lions adalah hal yang wajar, terutama setelah kepelatihan timnas berganti.

Namun, karier Bellingham di Timnas Inggris sejak tongkat kepelatihan beralih dari Gareth Southgate ke Thomas Tuchel justru menjadi penuh tanda tanya. Dalam jeda internasional terbaru, sang gelandang hanya bermain 109 menit dari dua pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia bahkan sempat digantikan oleh Morgan Rogers di starting XI sebelum akhirnya kembali mengisi posisi inti saat menghadapi Albania meskipun tetap ditarik keluar sebelum menit ke-90.

Momen pergantian pemain itulah yang memicu drama. Bellingham menunjukkan reaksi kemarahan yang kentara saat meninggalkan lapangan. Ekspresi frustrasi itu adalah cerminan dari seorang pemain Real Madrid yang haus akan menit bermain—kondisi yang membuat penggemar Los Blancos semakin bingung dengan perlakuan yang diterimanya dari Tuchel. Kejelasan pun dicari, tetapi penjelasan sang pelatih justru meninggalkan lebih banyak pertanyaan.

Reaksi Jude Bellingham Bukan Masalah Penerimaan Keputusan

Selepas pertandingan, Thomas Tuchel memberikan tanggapan atas reaksi berapi-api yang ditunjukkan Jude Bellingham. Alih-alih meredakan kebingungan, pernyataan pelatih asal Jerman itu justru terasa menyalahkan sang pemain atas ekspresi emosinya.

"Saya melihat Jude Bellingham tidak senang ketika ia keluar," ujar Tuchel. "Saya tidak ingin membesar-besarkannya, tetapi saya berpegang pada kata-kata saya, sikap adalah kunci dan rasa hormat terhadap rekan satu tim yang masuk. Keputusan dibuat dan Anda harus menerimanya sebagai pemain."

Membaca pernyataan tersebut secara harfiah, Real Madrid dan penggemar Bellingham mungkin berasumsi bahwa Tuchel meragukan penerimaan Bellingham terhadap keputusan teknis. Akan tetapi, faktanya, Bellingham telah menerima keputusan tersebut. Ia tidak melakukan penolakan seperti insiden Kepa Arrizabalaga yang menolak ditarik keluar. Ia meninggalkan lapangan tanpa berlama-lama.

Intinya, Tuchel tampaknya salah menempatkan akar permasalahan. Memberitahu Bellingham untuk menerima keputusan adalah hal yang tidak relevan, karena ia tidak pernah menolaknya. Masalah utamanya adalah Bellingham menunjukkan kekesalan di depan umum.

Mentalitas Pemenang Jude Bellingham yang Disalahpahami

Jika dikaji lebih dalam, Tuchel jelas tidak senang dengan drama yang ditimbulkan Bellingham saat ditarik keluar. Ini adalah titik di mana interpretasi terhadap mentalitas pemain menjadi bias. Bayangkan sebaliknya: jika Bellingham keluar dari lapangan sambil tersenyum setelah tampil di bawah performa, media Inggris pasti akan menghabisinya karena dianggap tidak memiliki fighting spirit atau mentalitas buruk.

Apa yang ditunjukkan Bellingham adalah bagian integral dari karakternya yang ambisius. Kekesalan saat tidak bermain atau ditarik keluar adalah manifestasi dari dorongan kompetitif yang kuat—dorongan yang sama yang membawanya meraih kesuksesan luar biasa di usia muda. Pemain dengan mentalitas elite tidak akan pernah puas jika waktu bermainnya dibatasi atau performanya tidak maksimal.

Dalam kasus ini, Thomas Tuchel perlu memahami bahwa kemarahan yang terlihat itu bukanlah bentuk ketidakpatuhan, melainkan gairah. Reaksi emosional tersebut adalah tanda bahwa Bellingham sangat ingin bermain dan memberikan segalanya untuk tim. Mentalitas seperti itu seharusnya menjadi aset, bukan masalah yang harus dikendalikan. Tuchel, yang dikenal keras, mungkin mengharapkan ketenangan total, tapi gairah yang bergejolak inilah yang membuat Bellingham berbeda dan sangat berharga.

Sumber: The Real Champs

Read Entire Article
Bisnis | Football |