Ederson Ungkap Cerita Pahit di Balik Keputusan Tinggalkan Manchester City

2 weeks ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Ederson menikmati delapan tahun karier yang penuh trofi di Manchester City. Dia menjadi sosok kunci dalam skuad Pep Guardiola selama era tersukses klub saat membangun dominasi di kompetisi domestik maupun Eropa.

Selama masa baktinya, pemain berusia 32 tahun ini memenangkan enam gelar Liga Primer, dua Piala FA, empat Piala Carabao, tiga Community Shield, dan trofi Liga Champions pertama bagi Manchester City.

Prestasi-prestasi ini mengukuhkan statusnya sebagai salah satu kiper terbaik di generasinya dan menjadikannya sebagai legenda klub.

Namun, pada bursa transfer musim panas lalu, Ederson memutuskan untuk hengkang ke Fenerbahce setelah dua musim mempertimbangkan untuk meninggalkan Stadion Etihad. Ia mengaku merasa gelisah, mengalami lima cedera, dan semakin terdorong untuk hengkang setelah Manchester City merekrut Gianluigi Donnarumma.

Manchester is Blue! Etihad Stadium jadi saksi keperkasaan Manchester City yang berhasil mempermalukan Manchester United dengan skor telak 3-0 di Derby Manchester.

Mengaku Tidak Bahagia

Ederson mengakui bahwa ia sebenarnya sudah ingin meninggalkan Manchester City sejak musim sebelumnya, namun rencananya belum terlaksana. Ia menyebut keputusan yang tertunda itu turut memengaruhi performanya, terlebih karena ia mengalami lima cedera dan tidak mampu tampil pada level terbaik.

Ia menjelaskan bahwa keputusannya untuk pergi sudah dibicarakan matang-matang bersama keluarga dan disampaikan kepada klub. Menurutnya, berada di klub besar tidak ada artinya jika ia tidak merasa bahagia.

"Itu adalah keputusan yang sudah saya buat bersama keluarga untuk membicarakan kepergian saya dengan klub jika mereka setuju," ungkap sang kiper.

"Percuma saja berada di klub besar dan sukses kalau tidak bahagia," tambahnya.

Mencari Kebahagiaan Baru

Ederson menekankan bahwa keputusannya untuk meninggalkan City lebih karna kebutuhan pribadi untuk menemukan kembali kebahagiaannya. Ia menyadari bahwa setiap perjalanan pada akhirnya akan berakhir.

"Semua siklus berakhir; pemain datang dan pergi, tetapi klub selalu tetap sama," ujarnya, seperti dikutip Goal.

Ia mengaku sangat menghargai delapan tahunnya bersama City, periode yang memberinya banyak kenangan dan trofi.

"Saya menjalani delapan tahun yang luar biasa mengenakan seragam City dan memenangkan 18 gelar, tetapi saya membutuhkan perubahan ini dan perubahan suasana," ujarnya.

"Ketika Fenerbahce datang, saya menerimanya. Saya masih memiliki mentalitas yang sama," ucap Ederson.

Statistik Bersama Fenerbahce

Ederson berjuang melawan cedera selama dua musim dan absen selama 12 pertandingan terakhirnya di Manchester City. Setelah pindah ke Fenerbahçe, ia kembali diganggu cedera otot yang membuatnya absen selama dua pekan di bulan Oktober. Meskipun demikian, ia tetap tampil solid, mencatatkan lima clean sheet dalam 10 pertandingan di semua kompetisi.

Di Liga Super Turki, Fenerbahçe saat ini berada di peringkat kedua, hanya terpaut satu poin dari Galatasaray. Sementara itu, mantan klubnya, Manchester City, juga berada di peringkat kedua Liga Inggris, terpaut empat poin dari Arsenal.

Sejak kepergian Ederson, Gianluigi Donnarumma telah menjadi pemain pilihan utama City, mencatatkan enam clean sheet dalam 12 pertandingan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |