Liputan6.com, Jakarta Nicky Butt menilai Manchester United telah gagal memberikan dukungan yang layak bagi Harry Maguire. Mantan gelandang MU itu menyebut klub seharusnya bisa mencarikan pasangan bek tengah yang tepat untuk sang pemain.
Maguire baru saja menjadi pahlawan kemenangan saat Manchester United menumbangkan Liverpool 2-1 di Premier League. Gol penentu kemenangan itu juga memperpanjang tren positif pasukan Ruben Amorim menjadi dua kemenangan beruntun di liga.
Sejak direkrut dari Leicester City pada 2019 dengan nilai transfer 80 juta pound, Maguire kerap menjadi sasaran kritik. Ia bahkan kehilangan ban kapten di era Erik ten Hag dua tahun lalu.
Namun menurut Butt, masalah utama bukan pada Maguire, melainkan pada strategi klub yang tidak pernah menemukan tandem ideal untuk mengeluarkan kemampuan terbaik sang bek. Ia merasa MU telah gagal melindungi investasi besar mereka sendiri.
MU Tidak Pernah Carikan Partner Ideal untuk Maguire
Nicky Butt menilai performa Maguire di MU tidak mencerminkan potensi sebenarnya. Ia menilai bek Inggris itu tampil lebih solid ketika bermain untuk tim nasional dibanding di klub.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena MU tidak pernah mendatangkan bek tengah dengan karakter yang bisa melengkapi gaya bermain Maguire. Butt menegaskan bahwa dalam sepak bola, keseimbangan antar pemain di lini belakang adalah kunci.
“Anda tahu, orang sering bilang pemain tidak boleh mengecewakan klub, tapi menurut saya kali ini justru klub yang mengecewakan dia,” kata Butt dalam podcast The Good, The Bad & The Football.
“Kalau lihat performa terbaik Maguire, semuanya datang saat dia bermain untuk Inggris, di mana dia punya John Stones di sebelahnya. Mereka seperti Yin dan Yang,” lanjut Butt.
Contoh Pasangan Ideal di Masa Lalu
Butt juga menyoroti bahwa MU seharusnya belajar dari era-era sukses sebelumnya. Ia mencontohkan duet legendaris seperti Steve Bruce dan Gary Pallister, atau Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand, yang memiliki karakter berbeda namun saling melengkapi.
Menurut Butt, perbedaan gaya bermain di antara dua bek tengah justru menciptakan keseimbangan dan stabilitas di lini pertahanan. Sementara di era Maguire, pola tersebut tidak pernah terjadi.
“Kalau kita lihat semua pasangan bek terbaik di MU dulu, seperti Bruce–Pallister atau Vidic–Ferdinand, mereka selalu merupakan dua tipe pemain yang sangat berbeda,” ujar Butt.
“Harry datang ke klub ini dan tidak pernah punya rekan yang bisa menyeimbangkan permainannya,” tambahnya.
MU Dinilai Salah Kelola Potensi Maguire
Selain soal pasangan bek, Butt juga menilai MU keliru dalam membentuk gaya bermain tim. Klub terlalu memaksa Maguire untuk memainkan peran yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Ia menilai manajemen MU mencoba menjadikan Maguire sebagai bek pengumpan seperti Rio Ferdinand atau John Stones, padahal karakteristiknya berbeda. Hal ini justru memperburuk penilaian publik terhadap sang pemain.
“Selama bertahun-tahun, MU mencoba membangun permainan dari belakang dan mengandalkan Maguire untuk melakukannya,” jelas Butt.
“Mereka ingin dia bermain seperti Rio Ferdinand atau John Stones, tapi dia tidak punya kemampuan itu. Jadi saya pikir klub telah mengecewakannya dengan rekan-rekan yang bermain di sebelahnya,” tegasnya.
Maguire Akhirnya Tuai Penghargaan
Meski mendapat banyak kritik dalam beberapa musim terakhir, Butt merasa Maguire layak dihormati atas keteguhan mentalnya. Kemenangan atas Liverpool disebutnya sebagai bentuk pembalasan yang pantas untuk semua tekanan yang pernah diterima sang bek.
Menurut Butt, keberhasilan Maguire mencetak gol penentu membuktikan tekad dan profesionalismenya sebagai pemain. Ia menilai Maguire akhirnya mendapatkan ganjaran setelah bertahan di situasi sulit.
“Sekarang dia mendapatkan hadiah atas semua hal buruk yang harus dia hadapi dalam dua atau tiga tahun terakhir,” ucap Butt.
Sumber: Metro