Liputan6.com, Jakarta - Indonesia melakukan ekspor Kelapa segar seberat 200 kilogram pertama yang ke China pada hari Sabtu 12 April 2025. kelapa asal Indonesia ini tiba di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok timur. Kedatangan kelapa Indonesia ini merupakan bentuk terbaru dari kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Tiongkok dan Indonesia.
Pada bulan November 2024, General Administration of Customs (Administrasi Umum Kepabeanan) mengumumkan akan mengizinkan impor kelapa segar dari Indonesia yang memenuhi persyaratan yang relevan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjelaskan, ekspor kelapa ini membuat harga kelapa bulat yang lebih tinggi, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan stok kelapa di pasar domestik.
Kementerian Perdagangan telah mengadakan pertemuan dengan para pelaku industri kelapa serta eksportir untuk membahas masalah tingginya harga kelapa. Dari hasil pertemuan tersebut, terungkap bahwa harga kelapa untuk ekspor jauh lebih tinggi, sehingga banyak pengusaha yang memilih untuk menjual stok mereka ke luar negeri.
"Ini mahal, karena di ekspor ya. Harga ekspor memang lebih tinggi daripada harga dalam negeri. Karena semua ekspor, akhirnya jadi langka dalam negeri," ungkap Budi, dikutip dari Antara, Selasa (22/4/2025).
Dia juga menambahkan bahwa pertemuan antara pelaku industri kelapa dan eksportir bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan mengenai harga dan ketersediaan stok di dalam negeri.
"Biar nanti ada kesepakatan yang lebih baik. Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan. Tetapi harga tentunya juga kalau murah kan, petani dan eksportir kan nggak mau. Jadi nanti kita cari kesempatan yang lebih baik," jelasnya.
Data Pangan
Menurut data dari Info Pangan Jakarta pada tanggal 17 April 2025, harga rata-rata kelapa kupas atau bulat di Pasar Induk Kramat Jati tercatat mencapai Rp13.769 per kilogram, dengan harga tertinggi mencapai Rp21 ribu per kilogram.
Di Pasar Senen Blok III-IV, harga rata-rata mencapai Rp13.333 per kilogram dan harga tertinggi di angka Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan di Pasar Grogol, harga rata-rata berada di Rp10.321 per kilogram, dengan harga tertinggi Rp20 ribu per kilogram.
Untuk wilayah Jakarta Barat, harga rata-rata kelapa mencapai Rp17.500 per kilogram, sedangkan Jakarta Pusat Rp15.600 per kilogram, Jakarta Rp16.400 per kilogram, Jakarta Timur Rp17.500 per kilogram, dan Jakarta Utara Rp13.667 per kilogram.
China Impor 200 Kg Kelapa dari Indonesia
Sebelumnya, China melakukan gelombang pertama impor kelapa dari Indonesia. Laporan Xinhua yang dikutip Jumat (18/4/2025) menyebut Kelapa segar seberat 200 kilogram pertama yang diimpor dari Indonesia tiba di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian di Tiongkok timur, pada hari Sabtu (12/4).
Kedatangan kelapa impor tersebut merupakan sorotan terbaru dari kerja sama ekonomi dan perdagangan yang semakin erat antara Tiongkok dan Indonesia tahun ini, yang menandai peringatan 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara kedua negara.
Pada bulan November 2024, General Administration of Customs (Administrasi Umum Kepabeanan) mengumumkan akan mengizinkan impor kelapa segar dari Indonesia yang memenuhi persyaratan yang relevan.
Dalam beberapa tahun terakhir, impor kelapa China telah menunjukkan tren peningkatan, dan pasar impornya menjadi semakin beragam, kini mencakup Thailand, Vietnam, dan Kamboja. Permintaan pasar Tiongkok yang besar menyediakan ruang ekspor yang luas bagi kelapa dari Indonesia, yang merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia.
Menurut statistik bea cukai, volume perdagangan bilateral antara China dan Indonesia melampaui 1 triliun yuan (sekitar 138,72 miliar dolar AS) untuk pertama kalinya pada tahun 2024. Pada Januari dan Februari 2025, volume tersebut mencapai 172,57 miliar yuan, naik 4,7 persen dari tahun ke tahun.
Situs gofujian.com menyebut bahwa kelapa-kelapa dari Indonesia tersebut menjalani pemeriksaan pabean di tempat yang ketat di bandara lalu diangkut ke New Area's Yuanhong Functional Zone (Zona Fungsional Yuanhong di Area Baru Fuzhou), bagian dari inisiatif "Two Countries, Twin Parks" (Dua Negara, Taman Kembar) China-Indonesia, di mana kelapa-kelapa tersebut akan berfungsi sebagai bahan baku utama untuk China-Indonesia Coconut Industrial Park (Taman Industri Kelapa Tiongkok-Indonesia).
Keberhasilan impor kelapa Indonesia ke Fuzhou merupakan tonggak penting bagi kemitraan "Dua Negara, Taman Kembar" China-Indonesia. Hal ini tidak hanya memajukan pembangunan "Fuzhou Maritim", tetapi juga menjadi proyek utama untuk Belt and Road Initiative.
Permintaan Kelapa Meningkat di China
Dengan meningkatnya permintaan produk kelapa di kalangan konsumen China dan kurangnya produksi kelapa dalam negeri, impor kelapa segar dari Indonesia tidak hanya menandakan terobosan dalam kerja sama pertanian tropis antara kedua negara tetapi juga menjanjikan peningkatan pengalaman konsumen di dalam negeri.
Setelah keberhasilan impor sebelumnya sebanyak 107 metrik ton kelapa mentah ke Fujian pada tahun 2023, gelombang terbaru ini siap untuk mengkatalisasi pembentukan rantai industri kelapa baru di dalam taman tersebut. Perkembangan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak perusahaan makanan ke "Dua Negara, Taman Kembar" Tiongkok-Indonesia, sehingga merangsang kerja sama industri dan perdagangan antara China dan Indonesia.
Dalam kerangka inisiatif "Dua Negara, Taman Kembar" China-Indonesia, kedua negara secara aktif mengeksplorasi model untuk kerja sama pembagian kerja internasional, yang bertujuan untuk integrasi mendalam rantai industri, pasokan, dan nilai. Tujuan bersama mereka adalah untuk membina "komunitas lintas negara", memanfaatkan sumber daya dan industri masing-masing negara, sehingga mempercepat pengembangan rantai industri lintas negara utama seperti perikanan laut, pertanian tropis, dan industri ringan serta tekstil.