Inter vs AC Milan – Nerazzurri Siap Menguasai Permainan: Analisis Taktis jelang Derby Milan

Liputan6.com, Jakarta Derby Milan di Serie A akhir pekan ini bakal menghadirkan tensi tinggi, terutama dengan Inter Milan yang turun sebagai pemuncak klasemen dan berada dalam performa meyakinkan. Pertandingan ini menjadi ujian besar bagi Cristian Chivu yang baru akan menjalani debut sebagai pelatih di laga sebesar ini. Di sisi lain, AC Milan berharap tren positif mereka bisa berlanjut dalam duel penuh gengsi tersebut.

Inter menatap laga dengan motivasi besar setelah menyapu bersih empat pertandingan kompetitif terakhir, selalu mencetak minimal dua gol. Mereka menunjukkan karakter tim yang kembali percaya diri setelah periode naik turun. Milan memang tak menang dalam tiga dari empat laga terakhir Serie A, tetapi mereka tetap menjaga rekor lima pertandingan tak terkalahkan melawan Nerazzurri.

Situasi ini menjadikan Derby della Madonnina kali ini bukan sekadar pertarungan dua rival sekota, melainkan adu strategi antara tim yang ingin mendominasi sejak awal melawan tim yang siap membalas lewat ruang yang ditinggalkan. Inter tampak agresif dalam pendekatan mereka, sedangkan Milan menunggu momentum yang tepat.

Massimo Ambrosini, legenda AC Milan, menilai bahwa laga ini akan berjalan sesuai kecenderungan gaya masing-masing tim. “Inter, yang suka mengontrol permainan, akan menyerang,” ujarnya kepada La Repubblica. “Milan akan siap melakukan serangan balik dan memanfaatkan setiap ruang.”

Inter diprediksi tampil menekan sejak menit awal. Chivu telah mendorong Hakan Calhanoglu bermain lebih tinggi untuk menekan playmaker lawan, pola yang sangat mungkin kembali digunakan. Dengan kepercayaan diri yang meningkat dan kedalaman skuad yang solid, Inter berpeluang besar mendikte tempo laga.

Namun, Milan bukan tanpa senjata. November menjadi waktu yang tepat bagi Rossoneri untuk melakukan reset setelah performa yang kurang stabil. Mereka tetap menjaga lima laga tak terkalahkan kontra Inter, sebuah rekor psikologis yang tak bisa disepelekan. Milan mungkin menunggu lebih dalam, tetapi ketika menyerang, mereka memiliki kemampuan untuk menyulitkan pertahanan Inter.

Ambrosini bahkan mengingatkan Inter akan potensi ancaman dari sosok berpengaruh seperti Luka Modric. “Ia mengisi hati siapa pun yang mencintai sepak bola. Para juara seperti dia melampaui warna; mereka adalah sebuah anugerah,” katanya. “Bersama Rabiot dan Maignan, dia adalah pemimpin karismatik Milan. Dari sisi teknis, Leao juga bisa membuat perbedaan.”

Salah satu titik fokus dalam pertandingan ini berada di lini tengah, tempat duel antara Modric dan Calhanoglu dinilai Ambrosini sebagai faktor penentu. “Saya memilih duel antara Modric dan Calhanoglu, karena Chivu mendorong Calha tinggi untuk menekan playmaker lawan,” ujarnya. Jika strategi itu kembali diterapkan, lini tengah akan menjadi arena pertarungan intens yang menentukan ritme permainan.

Modric, dengan pengalaman dan visinya, bisa menjadi elemen krusial bagi Milan untuk mengendalikan transisi. Sementara itu, Calhanoglu akan berperan ganda: mengalirkan serangan sekaligus menghambat kreativitas Milan dari sumbernya. Ini bukan hanya duel kualitas, melainkan duel pengaruh terhadap identitas permainan masing-masing tim.

Ambrosini juga menegaskan bahwa Inter harus waspada terhadap ledakan serangan Milan. “Para bek Inter harus mampu meredam ledakan serangan Milan,” katanya. Dengan kemampuan Leao dalam situasi satu lawan satu serta kemampuan Milan memanfaatkan ruang, setiap kehilangan bola bisa berubah menjadi bahaya.

Pada akhirnya, Derby Milan ini mempertemukan dua pendekatan yang berbeda: Inter yang menyerang dan ingin mengontrol, serta Milan yang menunggu dengan sabar untuk melukai. Siapa yang lebih efektif mengeksekusi rencana—itulah yang akan menentukan siapa yang tersenyum di akhir laga.

Sumber: La Repubblica, Sempre Inter