Juventus, Tak Ada Jalan Pintas Menuju Kejayaan

3 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta Juventus memang masih menjadi salah satu nama besar dalam sepak bola Italia. Namun, di balik reputasi gemilang itu, klub asal Turin tersebut tengah menghadapi persoalan mendasar: ketidakstabilan di kursi pelatih. Sepanjang tahun 2025 saja, Juventus sudah memiliki tiga pelatih tetap. Pergantian yang terlalu sering ini memperlihatkan betapa rapuhnya konsistensi di level manajemen.

Sejak terakhir kali menjuarai Serie A pada 2021, Bianconeri belum mampu kembali mendominasi seperti dulu. Performa mereka kerap naik turun, dan meski tetap kompetitif di papan atas, hasilnya belum cukup untuk diakui sebagai tim juara. Persoalannya bukan semata pada pemain di lapangan, tetapi pada arah klub yang kerap berubah mengikuti wajah pelatih baru.

Setiap pelatih datang membawa ide, taktik, dan filosofi baru. Akan tetapi, belum sempat mereka membangun pondasi yang kokoh, pintu keluar sudah menanti. Akibatnya, proyek jangka panjang tak pernah benar-benar berjalan. Juventus pun seolah berputar di lingkaran yang sama: mencari kestabilan, tapi tak pernah benar-benar memberinya waktu untuk tumbuh.

Spalletti dan Harapan Baru

Kehadiran Luciano Spalletti diharapkan bisa menjadi awal dari perubahan itu. Dengan reputasi mentereng dan kecerdasan taktik yang sudah terbukti, mantan pelatih Napoli tersebut dipercaya bisa membawa Juventus kembali bersaing di semua kompetisi. Spalletti datang dengan visi dan karakter kuat—dua hal yang dibutuhkan tim besar untuk keluar dari masa transisi yang berlarut-larut.

Tantangannya tentu tak ringan. Spalletti harus membangun kembali rasa percaya diri dan konsistensi dalam skuad yang sudah lama goyah. Di sisi lain, manajemen klub juga memikul tanggung jawab besar. Mereka perlu memberi pelatih asal Certaldo itu waktu dan sumber daya untuk menjalankan visinya, bukan sekadar menuntut hasil instan.

Jika Juventus ingin kembali menjadi kekuatan dominan di Italia, kuncinya terletak pada perencanaan jangka panjang dan kepercayaan penuh kepada pelatih. Memberi Spalletti kesempatan membentuk tim sesuai arahannya mungkin akan menjadi investasi terbaik klub dalam beberapa tahun ke depan.

Kembalikan Kejayaan Juventus

Mantan kiper Juventus, Michelangelo Rampulla, turut menyuarakan kegelisahan serupa. Dalam wawancaranya dengan Tuttomercatoweb, ia menilai manajemen klub perlu belajar lebih sabar. “Mengelola tim pemenang itu berbeda. Saya skeptis terhadap manajemen ini, yang menurut saya terlalu jauh. Terlalu banyak ‘jika’, kita harus punya rencana. Kalian sudah memilih pelatih dengan sejarah yang berbicara sendiri, lanjutkan bersamanya. Delapan bulan tidak cukup untuk menciptakan rentetan kemenangan; seharusnya kalian mempertahankannya setidaknya dua tahun. Ini kepercayaan sementara. Klub yang kuat harus mengatakan mereka memulai lagi sekarang dengan pelatih kuat untuk proyek tiga tahun, entah lolos ke Liga Champions atau tidak,” ujarnya.

Pernyataan Rampulla mencerminkan keresahan yang dirasakan banyak pihak di sekitar klub. Kesuksesan tak dibangun dalam semalam. Diperlukan waktu, kesinambungan, dan kepercayaan terhadap visi pelatih. Tanpa itu semua, Juventus hanya akan terus mengulang kesalahan yang sama: mencari jalan pintas menuju kejayaan, tapi tersandung di tengah jalan.

Bila manajemen Juventus benar-benar ingin mengembalikan kejayaan masa lalu, mereka harus berhenti menjadi korban dari ambisi jangka pendek. Stabilitas adalah kunci, dan kepercayaan adalah fondasinya. Spalletti sudah ada di tempat yang tepat—sekarang, tinggal bagaimana klub mempercayakannya dengan waktu yang cukup untuk membuktikan diri.

Sumber: Tuttomercatoweb, juvefc.com

Klasemen Serie A/Liga Italia

Read Entire Article
Bisnis | Football |