Kekurangan Juventus Masih Terlihat Meski Sudah Ganti Pelatih

Liputan6.com, Jakarta Daniele Adani kembali menyoroti performa Juventus yang dinilai belum kembali ke level kompetitif. Mantan bek Fiorentina itu menilai kondisi ini mencerminkan pekerjaan besar yang harus diselesaikan pelatih Luciano Spalletti di musim ini.

Juventus telah mengalami pergantian pelatih berulang kali hingga Spalletti menjadi manajer ketiga mereka pada tahun 2025. Perubahan ini diharapkan mampu membalikkan keadaan, namun laga awal menunjukkan masalah lama belum teratasi.

Padahal Juventus memiliki banyak pemain berkualitas yang seharusnya mampu membawa tim kembali bersaing di papan atas Serie A. Spalletti juga datang dengan reputasi besar setelah sukses membawa Napoli menjadi juara sebelumnya.

Para suporter berharap perubahan ini dapat membawa Juventus kembali kompetitif. Namun hasil sejauh ini menunjukkan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum Juventus kembali stabil di jalur juara.

Adani melihat bahwa Juventus belum keluar dari masalah lama meski sudah berada di tangan pelatih baru. Ia menilai bahwa persoalan di dalam tim masih berkaitan dengan struktur permainan yang tidak solid dan konsistensi yang belum terbentuk.

Menurutnya, kesulitan yang dialami Spalletti serupa dengan pelatih sebelumnya yang gagal mengeluarkan potensi terbaik skuad.

“Menurut saya, Juventus saat ini kekurangan banyak hal. Saya tidak mengatakan semuanya, tapi memang banyak,” ujar Daniele Adani kepada Calciomercato.

“Jika kita bicara tentang Juventus, Bologna, Como, atau Lazio—tim-tim yang berjuang mempertahankan posisi di empat atau lima besar—mereka melakukannya dengan martabat, kualitas, ide, dan kesadaran. Itu satu hal,” lanjut Adani.

“Namun jika kita bicara tentang Juventus, maka ada banyak yang kurang. Kepemimpinan tidak terlihat, kualitas permainan kurang, tempo kurang, karakter kurang, dan level permainan Juventus tidak tampak,” tegas Adani.

Adani menilai Juventus saat ini bukan sedang dibandingkan dengan masa kejayaan klub. Menurutnya, Juventus harus kembali ke level minimal sebagai tim yang mampu memberi tekanan besar kepada lawan dan bermain dengan ritme kuat.

Ia melihat bahwa saat ini Juventus belum menunjukkan karakter sebagai tim yang mampu mengintimidasi lawan dalam persaingan papan atas.

“Dan ketika saya mengatakan itu, saya bukan membandingkannya dengan Juve di masa lalu, tetapi Juventus yang seharusnya kembali ke level kompetitif, yang menakutkan lawan, memberi tekanan, dan bermain dengan ritme,” ujar Adani.

“Kemudian, ada hal lain, sebuah statistik mengejutkan, yaitu selama 90 hari, saya rasa, tidak ada striker yang mencetak gol dari open play di Serie A—entah sejak melawan Parma atau pekan kedua, saya tidak tahu. Itu luar biasa,” lanjutnya.

Performa lini depan mengalami penurunan tajam dalam tiga bulan terakhir. Adani menilai masalah ini sudah berada pada level mengkhawatirkan.

Menurutnya, produktivitas striker Juventus tidak menunjukkan perkembangan signifikan meski klub memiliki nama-nama besar di lini serang. Ia menilai kondisi ini membuat Juventus kehilangan identitas sebagai tim yang biasanya mampu menekan dan menakutkan lawan.

Juventus, termasuk Vlahovic yang berstatus striker dengan bayaran tinggi, dua rekrutan baru yaitu Openda dan David yang belum memberikan kontribusi, lalu Yildiz yang kita tahu—bahkan menurut Spalletti, dia adalah talenta sejati tim ini, meski masih muda, tapi dia adalah seorang penyerang,” katanya.

“Dan tim ini belum mencetak gol dari open play lewat para striker selama 90 hari. Di Amerika, ada ungkapan bahwa pertahanan memenangkan gelar dan striker menjual tiket. Tapi Juventus saat ini tetap rapuh di belakang dan tidak produktif di lini depan,” tutup Adani.

Sumber: Calciomercato