Ketika Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne Tersesat di Stamford Bridge: Mengapa Mereka Gagal Bersinar di Chelsea?

3 weeks ago 22

Liputan6.com, Jakarta Di balik kegemilangan Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne di Liga Inggris, tersimpan babak kelam yang jarang dibicarakan: masa mereka di Chelsea.

Klub London Barat itu pernah memiliki dua pemain terbaik dunia dalam skuadnya, namun keduanya justru tersingkir sebelum bersinar di tempat lain. Ironisnya, pemain yang pernah dianggap belum siap itu kini menjadi momok menakutkan bagi The Blues.

Chelsea merekrut Salah dari Basel dan De Bruyne dari Genk dengan keyakinan besar bahwa mereka adalah masa depan klub. Namun kenyataan berkata lain.

Keduanya hanya menjadi penonton di antara bintang-bintang lain dalam era Jose Mourinho yang dikenal keras dan penuh tuntutan. Salah hanya tampil 19 kali, sementara De Bruyne bahkan hanya sembilan kali mengenakan seragam biru kebanggaan London.

Kini, waktu menjawab segalanya. Salah menjelma sebagai mesin gol Liverpool, De Bruyne sebagai otak permainan Manchester City untuk periode yang lama sebelum pindah ke Napoli.

Dua nama yang dulu dianggap gagal di Stamford Bridge justru menjadi simbol kesempurnaan sepak bola modern dan mengingatkan Chelsea bahwa kesabaran adalah kemewahan yang dulu tak mereka miliki.

Salah dan De Bruyne Belum Siap untuk Chelsea

Mantan kapten Chelsea, John Terry, menegaskan bahwa kegagalan keduanya bukan karena kurang bakat, melainkan karena waktu yang belum tepat.

"Kevin De Bruyne datang, Mo Salah datang, mereka telah menjadi pemain-pemain yang luar biasa hebat dalam sepak bola, seperti pemain-pemain yang luar biasa. Mereka datang di saat mereka belum siap untuk tim," ujar Terry kepada John Obi Mikel di podcast The Obi One.

“Memang, mereka menunjukkan sedikit kualitas, tetapi saya harus mengatakan level latihan Chelsea saat itu sangat sulit yang pernah saya rasakan di masa kami."

"Orang-orang yang datang adalah pemain-pemain yang sangat bagus dan berpengalaman, hanya saja mereka tidak memahami levelnya dan cepat sekali tersingkir. Itu sangat menuntut,” lanjutnya.

Dari Kegagalan Jadi Legenda

Ketika De Bruyne tiba di London pada 2013, Chelsea baru saja menorehkan sejarah dengan trofi Liga Champions dan Liga Europa. Salah pun bergabung tak lama setelahnya.

Hanya saja di bawah Mourinho, keduanya jarang mendapat kesempatan dan akhirnya tersingkir. De Bruyne pergi ke Wolfsburg, sementara Salah menemukan napas baru di Roma.

Mereka berdua kemudian kembali ke Premier League dengan cerita berbeda. De Bruyne dan Salah menjadi tulang punggung dua kekuatan besar sepak bola Inggris modern, Manchester City dan Liverpool.

Dari yang dulu dianggap gagal, keduanya kini mengubah luka masa lalu menjadi bahan bakar menuju top level. Dan di setiap laga melawan Chelsea, seolah ada pesan sunyi yang terus bergaung: seandainya saja dulu mereka diberi kesempatan.

Sumber data: FotMob

Klasemen Premier League 2025/2026

Read Entire Article
Bisnis | Football |