Legenda Man United Buka Resep Duet Maut untuk Liverpool, Tapi Florian Wirtz Jadi Penghalang Besar

3 weeks ago 26

Liputan6.com, Jakarta Liverpool sempat jadi sorotan besar pada bursa transfer musim panas lalu. Klub asal Merseyside itu berbelanja besar-besaran dengan mendatangkan tiga nama top: Florian Wirtz, Hugo Ekitike, dan Alexander Isak. Publik pun berekspektasi tinggi, membayangkan trio baru itu bakal membuat lini depan The Reds semakin menakutkan.

Namun, kenyataan di lapangan tidak sepenuhnya sesuai harapan. Meski ketiganya tampil menjanjikan secara individu, kombinasi mereka justru membuat serangan Liverpool terasa tumpul. Ritme permainan sering tersendat ketika ketiganya tampil bersamaan, dan koneksi di lini depan belum terbentuk sempurna.

Arne Slot telah mencoba berbagai formasi untuk menemukan keseimbangan, termasuk rotasi besar-besaran di sektor penyerangan. Tetapi sejauh ini, belum ada kombinasi yang mampu menghadirkan efektivitas seperti era-era keemasan Liverpool sebelumnya. Ketika Wirtz tampil sebagai kreator utama, justru intensitas dan kecepatan serangan sering menurun.

Melihat kondisi tersebut, legenda Manchester United Dwight Yorke pun ikut angkat suara. Ia menilai Liverpool sebenarnya sudah memiliki potensi duet berbahaya seperti dirinya dan Andy Cole dulu, asalkan Arne Slot berani mengambil risiko memainkan Ekitike dan Isak bersama — tanpa dibayangi pengaruh besar Florian Wirtz.

Ciptakan Persaingan Sehat di Dalam Tim

Menurut Dwight Yorke, langkah pertama untuk membentuk duet tajam seperti dirinya dan Andy Cole adalah menciptakan suasana kompetitif yang sehat di ruang ganti. Ia menilai Isak dan Ekitike perlu merasa saling mendorong satu sama lain untuk terus berkembang, bukan bersaing secara negatif.

Yorke menilai bahwa atmosfer seperti itu sangat penting agar para pemain tak saling menjatuhkan. Justru sebaliknya, mereka harus tumbuh bersama dan bersaing dalam semangat kolektif demi tim.

Dalam wawancara dengan Snabbare, dikutip dari Goal, Yorke menegaskan, “Anda harus menciptakan suasana yang sehat di sekitar tempat ini," bukanya.

"Jika Anda menciptakan semangat kompetitif di mana Anda merasa seperti bersaing dengan teman-teman yang berada di tim yang sama, maka tidak akan ada kebencian atau perasaan buruk di sana. Itu hal pertama," ungkapnya.

Terima Tantangan, Bukan Takut Kehilangan Posisi

Yorke juga mengingatkan pentingnya mentalitas juang dan penerimaan terhadap persaingan di dalam tim. Ia mencontohkan hubungannya dengan Andy Cole, yang tetap profesional meski kedatangan Yorke sempat mengancam posisinya di Manchester United.

Menurutnya, itulah sikap yang harus dimiliki oleh para pemain muda Liverpool seperti Isak dan Ekitike jika ingin tumbuh menjadi duet yang mematikan. Mereka harus siap bersaing, tanpa saling menyingkirkan, dan membuktikan kemampuan masing-masing di lapangan.

“Coley tidak membenci saya datang ke United. Awalnya saya datang untuk menantangnya memperebutkan posisinya karena saya adalah pemain baru, pemain baru di tim, tetapi ia menerima tantangan itu," akunya.

"Ia tidak menerima bahwa saya adalah pemain yang lebih baik darinya. Ia harus percaya pada kemampuannya sendiri. Ia bersedia berjuang. Itu hal kedua,” ujar Yorke.

Temukan Keseimbangan Peran di Lini Depan

Langkah ketiga yang diungkap Yorke adalah menemukan keseimbangan peran yang alami di lapangan. Ia percaya bahwa duet Isak dan Ekitike bisa saling melengkapi jika mereka memahami gaya bermain satu sama lain, seperti dirinya dan Cole dulu di Old Trafford.

Yorke menjelaskan bahwa dirinya dulu bukanlah striker murni, melainkan pemain penghubung yang bisa membuka ruang dan menciptakan peluang. Sementara Cole lebih sebagai finisher sejati di kotak penalti. Pola serupa, kata Yorke, bisa diterapkan pada Ekitike dan Isak dengan sedikit penyesuaian dari pelatih.

“Di sisi lain, saya adalah pemain baru yang mahal, tetapi itu tidak menjamin apa pun. Saya harus pergi dan menunjukkan apa yang mampu saya lakukan. Saya pikir pelatih beruntung karena saya sebenarnya bukan pemain nomor sembilan," tuturnya.

"Saya bisa bermain sebagai pemain nomor sembilan, tetapi saya lebih sebagai pemain penghubung, saya suka terlibat dalam permainan, jadi semuanya beres dengan sendirinya. Para pemain Liverpool juga dapat menemukan solusi untuk diri mereka sendiri. Itu hal ketiga,” tutur Yorke.

Berani Coba Duet Ekitike–Isak, Tapi Wirtz Jadi PenghambatTerakhir

Yorke menegaskan bahwa Arne Slot harus cukup berani untuk mencoba duet Ekitike dan Isak secara bersamaan. Ia percaya duet itu bisa menghasilkan kombinasi gol mematikan, selama diberikan kesempatan bermain bersama secara konsisten.

Namun, ada satu kendala besar yang bisa menggagalkan rencana itu: Florian Wirtz. Pemain Jerman itu menjadi sosok yang sulit disingkirkan karena label harga mahal dan ekspektasi tinggi. Yorke menilai, keberadaan Wirtz justru menghambat Slot dalam menemukan bentuk serangan terbaik Liverpool.

“Isak bisa menjadi pemain nomor sembilan. Ekitike bisa bermain melebar. Tetapi Anda tidak akan tahu sampai Slot dipaksa untuk mencobanya. Ia mungkin akan memilih cara itu seperti bagaimana Sir Alex menemukan apa yang berhasil untuk saya dan Coley,” kata Yorke.

Ia menutup dengan peringatan, “Masalah yang dihadapi Liverpool adalah Florian Wirtz. Itu mungkin akan sedikit menjadi masalah karena uang yang ia dapatkan juga. Namun, Slot harus percaya diri dan mengandalkan instingnya untuk memastikan apakah Ekitike dan Isak bisa mencetak gol bersama karena mereka berdua bisa mencetak gol secara individu," tandas Yorke.

(Goal)

Read Entire Article
Bisnis | Football |