Luciano Spalletti dan Tantangan Membangun Juventus Lagi

Liputan6.com, Jakarta Massimo Mauro menilai pekerjaan Luciano Spalletti di Juventus tidak akan mudah sama sekali. Mantan winger Juventus itu menekankan klub harus kembali menjadi acuan bagi pemain top Italia.

Juventus meraih hasil yang kurang baik di bawah asuhan Igor Tudor pada awal musim ini. Alhasil, pelatih asal Kroasia tersebut diberhentikan dan posisinya digantikan Spalletti.

Sejauh ini, Spalletti mengumpulkan satu kemenangan dan dua hasil imbang dalam tiga laga awalnya di Allianz Stadium. Hasil itu menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah bagi pelatih asal Italia tersebut.

Menurut Mauro, performa Juventus di awal kepemimpinan Spalletti masih belum memuaskan. Kini Bianconeri harus memanfaatkan waktu dan sumber daya yang ada untuk mengembalikan klub ke posisi dominan di Italia.

Mauro menilai performa Juventus di derby terakhir masih belum memuaskan. Ia menekankan jika pemain terbaik di derby adalah kiper, maka ada yang salah dengan permainan tim.

Ia menyebut Spalletti menghadapi tantangan besar untuk memenuhi ekspektasi fans. Proses adaptasi tim terhadap pelatih baru bukanlah hal mudah.

“Permainannya bagus, tapi tidak menarik,” kata Mauro. “Ketika pemain terbaik di derby adalah kiper, ada yang salah. Saya memahami kesulitan Spalletti dalam memenuhi harapan penggemar; ini sama sekali tidak mudah.”

“Juventus hanya memenangkan satu Coppa Italia sejak 2021-22. Mereka bukan lagi acuan bagi pemain top Italia, dan ini harus dikembalikan,” tambah Mauro.

Mauro menyoroti pentingnya akademi Juventus dalam menghasilkan pemain. Namun, beberapa pemain potensial justru dilepas sebelum berkembang maksimal.

Ia mencontohkan beberapa nama seperti Marchisio, Fagioli, Kean, dan Rovella. Menurut Mauro, jumlah pemain muda yang tersisa terlalu sedikit, sehingga klub harus kembali fokus pada produksi atau pencarian talenta baru.

“Mereka memiliki akademi yang luar biasa, tapi kehilangan pemain tepat saat mereka mulai menjadi bagus. Marchisio, misalnya, menghabiskan seluruh kariernya di Juventus. Fagioli, Kean, Rovella. Melihat tim sekarang, melepas mereka bukan keputusan yang cerdas.

"Juventus terlalu sedikit pemain muda. Mereka perlu mulai menghasilkan atau menemukannya lagi, tapi itu tidak mudah. Comolli, Chiellini, dan lainnya memiliki pekerjaan yang sangat sulit,” ujar Mauro.

Mauro menekankan Spalletti perlu mengembangkan pemain di lapangan agar mencapai hasil serupa seperti di Napoli. Pemain seperti Thuram, Yildiz, dan Vlahovic harus digali potensinya.

Ia menyoroti juga kebutuhan Juventus memiliki sosok pemimpin di lapangan. Pemain harus bisa menunjukkan kepribadian, membuat keputusan tepat, dan bermain efektif.

“Di Napoli, dia bekerja seperti mukjizat, membantu pemain seperti Di Lorenzo dan Kvaratskhelia menjadi pemain top. Osimhen dulunya sering bertengkar dan melawan semua orang, sekarang dia striker tingkat internasional,” kata Mauro.

“Spalletti harus melakukan hal sama dengan Thuram, Yildiz, dan Vlahovic. Tapi mereka kekurangan seseorang seperti Kim. Gatti punya kualitas, tapi saya tidak tahu apakah dia akan menjadi bek internasional. Bremer adalah salah satunya, tapi masih harus dilihat apakah dia tetap fit.

"Spalletti harus meyakinkan mereka untuk menunjukkan kepribadian dan menjadi pemimpin. Yildiz harus melakukannya melalui dribel, tapi dengan konkret dan dapat diandalkan. Bermain tanpa bola, melakukan umpan yang tepat, dan berpikir lebih banyak daripada selalu berjalan cepat 100 mil per jam,” tambah Mauro.

Sumber: Football Italia