Manchester United Digugat Eks Kitman Sendiri: Terkait Dugaan Kekerasan Seksual di Masa Lalu

Liputan6.com, Jakarta Manchester United kembali diterpa isu serius di luar lapangan. Klub raksasa Premier League itu kini tengah menghadapi gugatan hukum terkait dugaan kekerasan seksual dan fisik yang diduga terjadi pada era 1980-an.

Gugatan tersebut diajukan ke High Court pekan lalu, menargetkan mantan petugas klub Billy Watts, yang pernah bekerja sebagai caretaker, kitman, dan groundsman di fasilitas latihan The Cliff, Salford.

Watts telah meninggal dunia pada 2009, namun kasus yang menjerat namanya terus bergulir.

Menurut dokumen pengadilan, Manchester United dituduh gagal memberikan perlindungan kepada korban yang saat itu masih di bawah perawatan klub sebagai anak.

Firma hukum Simpson Millar LLP, yang mewakili penggugat, menyebut klien mereka mengalami pelecehan seksual dan fisik saat masih anak-anak pada 1980-an.

Pihak firma hukum juga menuding Manchester United tidak kooperatif dalam upaya penyelesaian kasus di luar pengadilan.

Meski para pengacara menolak mengonfirmasi apakah korban merupakan pemain akademi, laporan menyebut Watts bekerja cukup dekat dengan lingkungan tim muda saat itu. Ia diketahui bekerja di The Cliff hingga redeployment pada Agustus 1989.

Nama Watts sebelumnya juga sempat menyeruak pada 2016 ketika muncul serangkaian tuduhan baru. Dalam laporan independen tersebut, beberapa mantan pemain muda menggambarkan sosok Watts sebagai “pervert”.

Tuduhan yang muncul meliputi aksi memaksa seseorang masuk ke kantor, mengikuti pemain ke sauna, hingga mencoba melakukan kontak fisik yang tidak pantas di ruang ganti.

Temuan ini kemudian dimasukkan ke dalam The Independent Review into Child Sex Abuse in Football 1970–2005 yang dipimpin Clive Sheldon QC pada 2021.

Laporan itu menyatakan klub mengetahui adanya tuduhan serupa pada 1980-an dan sempat memindahkan Watts dari area latihan ke stadion, meski alasan pemindahan tidak pernah dijelaskan secara resmi.

Dalam pernyataannya pada 2016, Manchester United menegaskan telah bekerja sama dengan proses investigasi Sheldon Review, termasuk melakukan berbagai wawancara dengan mantan dan staf klub yang bekerja di era 70–80-an.

Klub menyebut menguak kembali kasus lama bukanlah hal mudah karena minimnya bukti dokumentasi dan banyak pelaku maupun saksi yang sudah meninggal dunia.

Kate Hall, pakar hukum dari Simpson Millar, memuji keberanian korban yang akhirnya memutuskan untuk angkat suara.

“Klien kami menunjukkan keberanian luar biasa dengan maju setelah sekian lama. Seperti banyak penyintas lainnya, ia harus kembali membuka luka masa lalu demi mendapatkan keadilan,” ujar Hall.

Ia juga menyayangkan respon Manchester United yang dianggap tidak memuaskan terkait proses hukum yang sedang berjalan.

Hingga artikel ini diterbitkan, Manchester United belum memberikan komentar resmi mengenai gugatan terbaru tersebut.

Sumber: The Sun