Menteri PKP Pinjam Desain Milik James Riady untuk Rumah MBR

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait kunjungan kerja proyek perumahan terbaru milik Lippo Group, Park Serpong Residence di kawasan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (15/3/2025).

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir bos Lippo Group James Riady dan pemilik Sinar Mas Group Franky Oesman Widjaja. 

Ara dan rombongan berkeliling meninjau contoh rumah komersil di Park Serpong. Dengan luas bangunan 40 meter persegi dan punya dua kamar tidur, Ara kagum dengan desain minimalis rumah komersil seharga Rp 390 juta tersebut. 

Oleh karenanya, Ara meminta izin kepada James Riady selaku pemilik proyek perumahan baru itu, untuk meminjam desain rumah milik perusahaannya, agar bisa digunakan pada rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).  

"Jadi pak James, terus terang saja, kalau desain luar biasa. Jadi izin ya, saya sekarang sebagai pemerintah, kepentingan rakyat, negara, nomor satu. Jadi desain-desain ini kalau bagus, boleh enggak saya gunakan buat masyarakat berpenghasilan rendah?" ungkapnya. Permohonan itu pun segera diiyakan James.

Melanjutkan omongan itu, James melihat komitmen Presiden Prabowo Subianto dan jajarannya untuk memberantas kemiskinan. Itu tergambar lewat program pembangunan 3 juta rumah yang tengah digiatkan. 

"Program besar ini adalah program perumahan, dan tidak ada orang yang lebih tepat lagi dari menteri kita, yang mengerti politiknya bagaimana supaya itu bisa terwujud," ungkap dia.

James yang juga merupakan seorang pimpinan Kadin Indonesia, mendorong para pengusaha di berbagai daerah untuk ikut menyukseskan program 3 juta rumah. "Kita di sini juga terus mendorong supaya Kadin seluruh Indonesia ikut ambil bagian daripada program 3 juta rumah," imbuhnya. 

Promosi 1

Beri Apresiasi

Menimpali perkataan James, Franky Oesman Widjaja mengapresiasi Maruarar Sirait yang bisa merangkul pengusaha di segala lini dalam menyukseskan program pemerintah. 

"Pak Menteri ini, kalau udah mau kerja, enggak pernah mau libur. Bukan hanya kerja keras, tapi juga mengerti bagaimana untuk merangkul semua komponen untuk bisa dilaksanakan," kata Franky. 

Menanggapi ucapan itu, Ara mengaku tak akan segan-segan kepada pengembang yang tidak mau patuh dengan pemerintah. 

"Kalau tidak bisa rangkul, kita sikat. Yang enggak benar, kita sikat. Pengembang-pengembang yang nakal, yang menipu rakyat terutama rakyat kecil, kita sikat," seru dia. 

Bertemu 2 Pengusaha

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melakukan pertemuan dengan dua taipan besar yakni pemilik Sinar Mas Franky Oesman Widjaja dan bos Lippo Group, James Riady. 

Pertemuan ketiganya dilakukan di Rumah Sakit (RS) Siloam Pusat, Karawaci, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Sabtu (15/3/2025) sore. Setelahnya, mereka melanjutkan kunjungan ke Park Serpong Residence di kawasan Legok, Kabupaten Tangerang. 

Di tempat kunjungan terakhir, Ara selaku Menteri PKP menceritakan maksud pertemuannya dengan Franky dan James, yakni untuk membicarakan skema pembiayaan rumah dengan program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Ara mengatakan, pemerintah saat ini sudah memegang dana untuk penyaluran program FLPP bagi 220 ribu unit rumah. Namun, ia tidak merinci berapa besaran anggaran yang dipegang untuk program tersebut. 

"Berkat support pak Presiden, dengan BI (Bank Indonesia), Sri Mulyani, pak Dasco (Wakil Ketua DPR) dan lain-lain sebagai yang membantu. Paling tidak 220 ribu rumah lagi bisa kita buat, dananya sudah ready," ujar Ara.

Tak hanya untuk rumah subsidi, Kementerian PKP disebutnya bakal menyiapkan minimal 100 ribu rumah komersial. Namun untuk penyalurannya, Ara masih mencari model pembiayaan seperti apa yang tepat. 

Termasuk dengan skema pembiayaan baru di luar FLPP. Melalui model baru ini, ia berharap pungutan-pungutan negara pada penjualan rumah komersial bisa mendapat insentif. Sehingga harga jualnya bisa lebih murah. 

"Untuk komersial, minimal 100 ribu, kita lagi mau mencari scheme-scheme yang mana pembiayaan, dan gambar model mana yang menarik buat konsumen," kata Ara. 

"Kita akan lihat mana yang bagus, terbuka aja. Saya minta diuji coba ke publik, bagaimana respon publik, marketnya gimana. Kalau diperlukan, saya akan mengusulkan scheme-scheme baru di luar FLPP, dengan harga lebih murah dari FLPP," ungkapnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |