Pendekatan Indonesia Diapresiasi AS, Sri Mulyani Yakin Pulang Bawa Keuntungan

7 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hasil pertemuan dengan sejumlah pihak di Amerika Serikat (AS). Menurutnya, proses pendekatan Indonesia tersebut mendapat apresiasi dari pihak Negeri Paman Sam.

"Konteks antara bilateral Indonesia dan Amerika mendapatkan apresiasi atas respons untuk berdialog dan untuk melakukan negosiasi," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers virtual, Jumat (25/4/2025).

Menurut dia, itu jadi sebuah pengakuan dari Amerika Serikat terhadap langkah-langkah awal yang dilakukan oleh Indonesia. Oleh karenanya, Indonesia dianggap berpotensi mendapat sejumlah keuntungan dalam proses negosiasi ini.

"Dengan bekal komunikasi awal, Indonesia among the first time, the first mover, itu akan memberikan advantage dalam posisi Indonesia dalam proses perundingan ini," kata Sri Mulyani.

"Feedback yang positif ini tentu akan dijadikan bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis dengan tentu diharapkan terjadi sebuah manfaat bagi perekonomian Indonesia dan perekonomian regional dan dunia," sambungnya.

Selain gencar melakukan pendekatan, Indonesia pun dinilai telah memberikan sejumlah pengajuan terbaik kepada Amerika Serikat. Namun, Sang Bendahara Negara belum membeberkan lebih detil rinciannya seperti apa.

"Yang dihargai adalah proposal yang disampaikan oleh pak Menko Perekonomian, termasuk proposal yang paling lengkap dan detail, yang menggambarkan suatu kerjasama yang saling menguntungkan," ungkapnya.

Tak lupa, Sri Mulyani dan rombongan yang berangkat ke AS turut membawa pesan dari Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan reformasi dan deregulasi.

"Selain untuk kepentingan Indonesia sendiri, namun sekaligus bisa memecahkan masalah, baik masalah bilateral maupun global," imbuh Sri Mulyani.

Amerika Tak Lagi Diuntungkan Globalisasi

Lebih lanjut, negosiasi RI terhadap AS juga turut membawa semangat untuk kepentingan global. Sayangnya, mekanisme untuk menciptakan hubungan positif antar negara lewat skema globalisasi kini justru banyak merugikan.

Tak hanya negara-negara kecil, tapi negara adidaya sekelas Amerika Serikat saja mengklaim dirinya telah menjadi korban dari globalisasi.

"Selama ini lebih banyak negara miskin atau emerging menganggap bahwa globalisasi tidak selalu menguntungkan secara adil. Namun, di dalam fenomena yang sekarang terjadi, justru Amerika Serikat sebagai negara terbesar di dunia juga menganggap dirinya sebagai korban dari globalisasi," urai Sri Mulyani.

"Ini memberikan suatu tekad bersama di dalam pembahasan G20, bahwa rezim dari perdagangan global untuk dilakukan reformasi. Ini lah agenda yang akan terus dibahas di dalam forum-forum internasional," pungkasnya.

Menko Airlangga: Indonesia Tingkatkan Pembelian Komoditas Utama AS seperti Migas dan Pertanian

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi dagang dengan Amerika Serikat (AS) dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden Donald Trump pada awal April 2025. Salah satu langkah penting diambil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, di Washington, DC, Kamis (24/4/2025) waktu setempat.

Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian dialog intensif antara Indonesia dan AS, dengan Menko Airlangga bertindak sebagai Ketua Delegasi RI sekaligus Koordinator Perundingan terkait kebijakan tarif tersebut.

Dalam pertemuan itu, Scott Bessent menyampaikan apresiasi atas respons cepat dan konstruktif dari Pemerintah Indonesia. Ia menyoroti surat resmi dari Menko Airlangga sebagai langkah awal yang positif dalam membangun dialog strategis antar kedua negara.

"Saya terkesan dengan surat yang disampaikan oleh Menko Airlangga kepada saya, dan berpandangan bahwa itu adalah awal yang sangat baik. Saya berterima kasih karena Indonesia terus melanjutkan hubungan bilateral yang baik ini,” ujar Bessent.

Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang aktif menjalin komunikasi dengan AS sejak pengumuman tarif diberlakukan. Pemerintah AS pun menilai perkembangan diskusi dengan Indonesia berlangsung cepat dan produktif.

Pembelian Komoditas

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga kembali menegaskan posisi Indonesia seperti yang telah disampaikan dalam pertemuan sebelumnya dengan USTR dan Departemen Perdagangan AS. Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah Indonesia menyatakan komitmennya mendukung perdagangan yang adil dan seimbang.

“Kami akan meningkatkan pembelian beberapa komoditas utama dari AS seperti migas dan produk pertanian,” jelas Airlangga.

Tak hanya itu, Indonesia juga tengah menyiapkan sejumlah kebijakan deregulasi, termasuk pelonggaran perizinan impor, revisi kuota, serta penyesuaian aturan TKDN. Selain itu, kerja sama dalam sektor mineral kritis, ekonomi digital, dan bidang keuangan juga menjadi fokus pembahasan.

Read Entire Article
Bisnis | Football |