Penguatan Tata Kelola AI di Perbankan, OJK Usul Pembentukan Komite Khusus

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, buku Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia disusun sebagai acuan minimum bagi perbankan dalam mengembangkan dan menerapkan sistem berbasis teknologi, termasuk kecerdasan artifisial (AI) tingkat lanjut.

"Panduan implementasi Tata Kelola Kecerdasan Artifisial ini disusun sebagai acuan minimum bagi bank dalam mengembangkan dan menerapkan sistem berbasis teknologi termasuk kecerdasan artifisial tingkat lanjut," kata Dian dalam Peluncuran Tata Kelola Kecerdasan Artifisial atau tata kelola AI, Selasa (29/4/2025).

Peluncuran panduan ini bertujuan untuk memastikan penggunaan kecerdasan artifisial di sektor perbankan dapat memberikan manfaat optimal, sambil tetap berada dalam koridor manajemen risiko yang efektif dan terkendali. Dian menegaskan, implementasi AI di perbankan harus mengutamakan prinsip keandalan, akuntabilitas, dan transparansi.

Dalam penyusunannya, OJK mengacu pada berbagai peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, serta Undang-Undang No. 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Panduan ini juga selaras dengan sejumlah peraturan internal OJK, termasuk ketentuan Tata Kelola Bank Umum dan Penyelenggaraan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

Salah satu aspek penting dalam panduan ini adalah pendekatan holistik terhadap siklus hidup kecerdasan artifisial. Siklus tersebut mencakup tahap inisiasi, perancangan, pembangunan model, pengujian, implementasi, hingga evaluasi dan audit berkala.

"Panduan ini juga menekankan pentingnya pendekatan yang holistik melalui pengelolaan siklus hidup kecerdasan artifisial secara menyeluruh," ujarnya.

Dengan pendekatan ini, teknologi AI diharapkan tetap akuntabel, transparan, dan sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik.

OJK Dorong Pembentukan Komite AI di Bank untuk Perkuat Tata Kelola Digital

Dian juga menekankan pentingnya dukungan dan komitmen dari seluruh pelaku industri perbankan untuk mewujudkan penerapan kecerdasan artifisial yang bertanggung jawab dan berdampak positif.

"Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam ekosistem keuangan digital, dukungan dan komitmen dari seluruh pelaku industri, khususnya perbankan, menjadi kunci dalam mewujudkan penerapan kecerdasan artifisial yang bertanggung jawab dan berdampak positif," ujarnya.

Dia menuturkan, dalam konteks tata kelola, peran Direksi dan Dewan Komisaris bank dinilai sangat strategis dan harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku, termasuk dalam mengawasi pengembangan dan penggunaan AI. Selain itu, pembentukan Komite Kecerdasan Artifisial di internal bank juga dianjurkan, yang melibatkan berbagai fungsi seperti hukum, kepatuhan, risiko, data science, keamanan siber, dan layanan nasabah.

Komite ini dapat menjadi bagian dari Komite Pengarah Teknologi Informasi atau berdiri sendiri, bergantung pada kompleksitas adopsi AI di masing-masing bank. Melalui penguatan tata kelola ini, diharapkan pemanfaatan AI di sektor perbankan dapat berjalan dengan aman, adil, dan bertanggung jawab.

Perkembangan AI Isu yang Penting

Dian mengatakan perkembangan AI menjadi salah satu isu penting yang perlu dicermati dengan serius.

Ia menegaskan, AI memiliki kekuatan transformasional dalam dunia teknologi modern, karena mampu meniru kecerdasan manusia melalui mesin dan perangkat lunak. AI diprediksi akan menjadi komponen penting dalam pengembangan sektor keuangan di masa mendatang.

"Kecerdasan artifisial ini merupakan kekuatan transformasional dalam teknologi modern ini yang mencakup kemampuan meniru kecerdasan manusia melalui mesin dan perangkat lunak. Ini adalah merupakan salah satu komponen mungkin komponen penting di masa yang akan datang," kata Dian dalam peluncuran Tata Kelola Kecerdasan Artifisial Perbankan Indonesia, Selasa (29/4/2025).

Mengutip laporan Fortune Business Insight tahun 2023, Dian menyampaikan bahwa sektor teknologi informasi, telekomunikasi, jasa keuangan, dan industri otomotif merupakan sektor yang paling banyak mengadopsi AI secara global. Secara khusus, sektor perbankan, yang selama ini dikenal konservatif, justru menjadi salah satu yang paling cepat bertransformasi.

Transformasi ini didorong oleh kebutuhan untuk memperluas pengalaman nasabah (customer experience), meningkatkan efisiensi, memperbaiki manajemen risiko, mendukung deteksi fraud, serta memperkuat kepatuhan terhadap regulasi.

"Jadi, saya kira tidak ada satu pun saya kira kegiatan atau aktivitas perbankan kita yang tidak disentuh oleh artificial intelligence ini hampir sama dengan manusia yang hampir bisa menyentuh semua aspek kehidupan kita diperbankan," ujarnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |