Liputan6.com, Jakarta Real Madrid menyalakan tensi panas rivalitas El Clasico, bukan di lapangan, tapi di meja hukum. Real Madrid mempermasalahkan rencana La Liga menggelar pertandingan Barcelona di luar Spanyol, tepatnya di Miami.
Real Madrid secara resmi mengajukan protes keras kepada otoritas olahraga setelah La Liga dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) memutuskan untuk menggelar pertandingan Barcelona vs Villarreal di Miami, Amerika Serikat.
Keputusan ini menjadi sorotan besar karena dianggap mengubah esensi kompetisi domestik. Bagi Madrid, langkah membawa pertandingan La Liga keluar dari tanah Spanyol bukan sekadar eksperimen promosi global, melainkan bentuk ketidakadilan yang mencederai sportivitas.
Situasi ini pun langsung memicu kemarahan publik sepak bola Spanyol, termasuk dari Asosiasi Pesepakbola Spanyol (AFE) yang ikut memprotes kebijakan tersebut.
Protes itu bahkan berdampak langsung ke lapangan. Akhir pekan lalu, para pemain di berbagai divisi menolak bermain selama 15 detik pertama sebagai bentuk solidaritas, termasuk Barcelona sendiri.
Namun, Real Madrid memilih jalur resmi dengan menyerahkan laporan kepada Dewan Olahraga Tinggi Spanyol (CSD), meminta agar keputusan tersebut dikaji ulang.
Real Madrid Desak Pemerintah Bertindak
Menurut laporan MARCA, Real Madrid menyebut keputusan memainkan laga Barcelona di Miami sebagai bentuk 'korupsi kompetisi'.
Klub menilai keputusan itu tidak hanya merugikan Villarreal sebagai tuan rumah, tetapi juga memberikan keuntungan tak wajar kepada Barcelona yang tak perlu melakoni laga tandang di lingkungan lawan.
Keluhan resmi Madrid pun sudah memicu respons cepat dari CSD. Lembaga tersebut meminta dokumen lengkap dari RFEF untuk menelusuri dasar keputusan memindahkan pertandingan ke luar negeri.
Di sisi lain, RFEF meminta salinan laporan dari Madrid untuk menyiapkan tanggapan resmi. Perdebatan kini tak hanya soal sepak bola, tapi juga soal prinsip keadilan dan integritas kompetisi domestik.
Dani Carvajal: Pemain dan Klub Harus Melawan Korupsi
Bek kanan Real Madrid, Dani Carvajal, turut angkat suara dalam kontroversi ini. Ia secara terbuka menggunakan istilah yang sama dengan klubnya, menuding keputusan tersebut sebagai bentuk korupsi dalam sepak bola Spanyol.
“Saya pikir ini jelas-jelas korupsi kompetisi, yang tidak memungkinkan semua tim La Liga bersaing dengan pijakan yang sama,” ujarnya kepada Teledeporte.
“Saya pikir penting bagi kita, para pemain, klub, dan liga itu sendiri, untuk bersikap adil. Kita harus memperjuangkan keadilan, dan saya rasa ini tidak cukup," tegas Carvajal.
Sumber: Marca