Jakarta, CNN Indonesia --
Kepergian mendiang Paus Fransiskus pada Senin (21/4) menjadikan kepemimpinan di Vatikan kosong untuk sementara waktu sampai penerus pemimpin umat Katolik yang baru terpilih.
Selain sebagai pemimpin umat Katolik dunia, seorang Paus juga menjabat sebagai pemimpin pemerintahan Vatikan, kota kecil di Roma, Italia, yang memiliki status istimewa di mata hukum internasional yang kerap dikenal sebagai The Holy See atau Takhta Suci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan status istimewa ini, Vatikan dianggap sebagai wilayah yang memiliki kedaulatan dan kepemerintahan sendiri setara negara sendiri.
Sementara itu, kepergian Paus Fransiskus membuat pimpinan kepemerintahan di Vatikan pun kosong. Menurut hukum Vatikan, jalannya pemerintahan negara kota itu kini berada di tangan satu orang yakni Kardinal Kevin Farrel yang menjabat sebagai Camerlengo.
Camerlengo merupakan salah satu jabatan penting dalam sistem pemerintahan Gereja Katolik Vatikan.
Jabatan Camerlengo ditunjuk langsung oleh Paus dan memiliki beberapa tugas krusial salah satunya mengelola Vatikan selama masa sede vacante. Masa sede vacante merupakan periode di mana ada kekosongan jabatan Paus baik itu karena ada yang mengundurkan diri atau karena tutup usia.
Dalam masa ini, seluruh jabatan administratif yang terkait langsung dengan Paus otomatis berhenti. Namun, Camerlengo tetap bekerja dan memegang peran utama dalam menjaga keberlangsungan urusan internal Vatikan.
Ia juga dapat meminta laporan keuangan dari semua departemen Vatikan dan mengawasi jalannya pemerintahan sehari-hari, tapi ia tidak boleh membuat keputusan besar atau mengubah kebijakan Paus sebelumnya.
Selain itu, peran krusial seorang Camerlengo adalah mengonfirmasi kematian Paus. Ia biasanya akan menyebut nama Paus tiga kali sambil memanggilnya. Setelah tidak ada respons, kematian Paus dinyatakan oleh dirinya secara resmi kepada publik.
Seorang Camerlengo juga bertugas menyegel tempat tinggal Paus dan mengamankan properti pribadi. Penyegelan tempat tinggal Paus menjadi awal masa berkabung Vatikan dimulai yang biasanya berlangsung 15-20 hari.
Camerlengo akan menyegel kamar pribadi Paus dan memastikan semua dokumen serta barang-barang pribadi disimpan dengan aman.
Seorang Camerlengo juga mengatur pemakaman dan memimpin rapat-rapat pra-konklaf atau proses pemilihan Paus baru. Camerlengo memimpin pertemuan para kardinal untuk menentukan tanggal pemakaman Paus dan mempersiapkan konklaf.
Dikutip AFP, Farrell akan memimpin rapat-rapat penting untuk menentukan tanggal pemakaman Paus Fransiskus, serta mengawasi berbagai urusan organisasi lainnya yang berpuncak pada konklaf untuk memilih Paus baru.
Pada Senin malam, Farrell dijadwalkan memimpin upacara penempatan jenazah Paus Fransiskus ke dalam peti mati di kapel Casa Santa Marta, tempat kediaman sekaligus tempat Paus menghembuskan napas terakhirnya.
Sebelumnya, pada Senin pagi, Farrell pula yang mengumumkan kepada dunia bahwa Paus berusia 88 tahun itu telah wafat.
"Pagi ini, pukul 07.35 waktu Roma (05.35 GMT), Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa," ucap Farrell dari kapel Casa Santa Marta.
"Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," lanjutnya.
Farrel merupakan kardinal asal Dublin yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Irlandia, dan telah menjabat sebagai Camerlengo sejak Februari 2019.
Ia dikenal dengan selera humornya serta aksen Irlandia yang khas ketika berbicara dalam bahasa Spanyol. Kardinal berusia 77 tahun ini pernah menjadi pastor kampus di Universitas Monterrey, Meksiko, dan kini menjabat sebagai prefek Dicastery for Laity, Family and Life (Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan).
Pada 2016, Paus Fransiskus memintanya untuk memimpin dikasteri baru tersebut, yang merupakan gabungan dari dua lembaga sebelumnya. Farrell pun pindah ke Roma untuk pertama kalinya dan mulai menjalani tugas di Vatikan. Di tahun yang sama, ia juga diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus.
Sejak Januari 2024, Farrell juga menjabat sebagai Presiden Mahkamah Agung Negara Kota Vatikan.
Sebelum bertugas di Vatikan, sebagian besar masa imamatnya dihabiskan di Amerika Serikat, hampir 30 tahun di wilayah Washington DC dan sembilan tahun di Dallas.
Dalam sebuah wawancara pada 2016 lalu dengan The Irish Times, Farrell menceritakan saat asistennya di Dallas memberitahunya bahwa Paus Fransiskus sedang menelepon untuk memberitahu bahwa ia akan diangkat menjadi kardinal.
Farrell merespons, "Mana mungkin, ah yang benar saja!"
"Saya terus bilang ke sekretaris saya, 'itu pasti salah satu teman uskupku, lagi bercanda saja'," ucap Farrell.
Dalam perannya sebagai pengelola sementara Takhta Suci Vatikan, Farrell akan dibantu oleh tiga kardinal lainnya.
(rds)