7 Pembelian Terburuk Sepanjang Masa Manchester United, Termasuk Rekor Transfer Termahal

1 week ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Manchester United, yang sering disapa MU, dikenal sebagai salah satu klub sepak bola terkemuka di dunia. Klub ini telah berhasil merekrut sejumlah pemain terbaik dari Inggris dan berbagai belahan dunia selama bertahun-tahun.

Dengan koleksi 20 gelar Liga Inggris dan tiga trofi Liga Champions, MU pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Namun, seiring berjalannya waktu, momen-momen cemerlang tersebut mulai memudar.

Nama-nama legendaris seperti George Best, Wayne Rooney, dan Cristiano Ronaldo pernah menghiasi Stretford End, memberikan kontribusi luar biasa dalam sejarah klub. Meski begitu, tidak semua rekrutan berhasil memenuhi ekspektasi. Faktanya, MU juga memiliki daftar pemain yang dianggap gagal beradaptasi dan tidak memberikan dampak yang diharapkan.

Berikut adalah tujuh rekrutan MU yang tergolong flop sepanjang sejarah klub:

Berita video Bola Break episode kali ini membahas tentang problem yang berada di dalam kubu Manchester United dengan segala permasalahan pemain-pemainnya.

7. Memphis Depay

Memphis Depay, salah satu penyerang yang bergabung di era Louis van Gaal, memiliki perjalanan yang cukup menarik di Manchester United (MU). Yang pasti, performanya di Old Trafford tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

Legenda sepak bola Belanda, Ruud Gullit, memberikan penilaian tajam terhadap Depay, menyebutnya sebagai rekrutan terburuk pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya Depay untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya di klub.

Selama dua tahun berseragam Setan Merah, Depay mencatatkan 53 penampilan. Sayangnya, kontribusinya dalam bentuk gol dan assist hanya mencapai 13, dengan rincian tujuh gol dan enam assist di semua kompetisi. Statistik ini mencerminkan tantangan yang dihadapinya dalam beradaptasi dengan gaya permainan tim.

Setelah meninggalkan MU, Depay berhasil membangun kembali reputasinya saat bermain untuk Olympique Lyonnais. Performa gemilangnya di Lyon membuka jalan untuk pindah ke Barcelona dan Atletico Madrid di La Liga, di mana ia melanjutkan kariernya dengan lebih baik.

Perjalanan Memphis Depay di Manchester United menjadi pelajaran berharga tentang tantangan yang dihadapi pemain muda ketika beradaptasi dengan klub besar. Meskipun tidak berhasil di MU, ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, kebangkitan karier itu mungkin terjadi di tempat lain.

6. Donny van de Beek

Donny van de Beek merupakan salah satu pembelian gagal Manchester United. Gelandang asal Belanda ini hanya tampil sebanyak 62 kali di Premier League selama empat musim di Old Trafford. Angka ini cukup mengecewakan, terutama mengingat Manchester United mengeluarkan dana sebesar 35 juta pounds untuk mendatangkannya.

Sebelum bergabung dengan MU, Van de Beek dikenal sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan di Eropa. Ia menjadi bagian penting dari tim Ajax yang berhasil mencapai semifinal Liga Champions pada musim 2018/2019 di bawah arahan Erik ten Hag.

Sayangnya, meskipun kembali bekerja sama dengan pelatih yang sama, performa Van de Beek di Manchester United tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan akibat cedera bertub-tubi. Dia juga jarang membayar kepercayaan ketika diturunkan.

MU pun menjualnya ke Girona musim panas lalu dengan biaya awal tidak mencapai satu juta euro.

5. Bebe

Tiago Manuel Dias Correia, yang lebih dikenal dengan nama Bebe, menjadi salah satu rekrutan paling kontroversial dalam sejarah Manchester United. Bergabung dengan klub pada Agustus 2010, Bebe memicu banyak perbincangan karena biaya transfer yang dikeluarkan mencapai 7,4 juta pounds. Sayangnya, investasi tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan.

Selama empat tahun berkarier di Manchester United, Bebe hanya tampil dalam tujuh pertandingan resmi. Meskipun memiliki potensi, performanya di lapangan tidak mampu memenuhi ekspektasi pelatih Sir Alex Ferguson dan para penggemar. Situasi ini membuat banyak orang mempertanyakan keputusan klub dalam merekrutnya.

Kisah Bebe semakin rumit ketika ia terlibat dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian Portugal. Penyelidikan ini terkait dengan tuduhan korupsi yang muncul setelah Bebe berpindah agensi hanya beberapa hari sebelum resmi bergabung dengan Manchester United. Hal ini menambah deretan kontroversi yang mengelilingi kariernya di klub.

Rekrutmen Bebe menjadi contoh nyata dari risiko yang dihadapi klub-klub besar dalam dunia sepak bola. Meskipun memiliki harapan tinggi saat bergabung, kenyataannya ia tidak mampu menunjukkan performa yang memuaskan. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United dan klub-klub lainnya dalam memilih pemain untuk memperkuat tim.

4. Alexis Sanchez

Alexis Sanchez dikenal sebagai salah satu pemain sayap terkemuka di Liga Inggris, terutama saat membela Arsenal. Namun, semua itu berubah secara signifikan setelah ia bergabung dengan Manchester United pada tahun 2018.

Pada pertengahan musim 2017/2018, Sanchez menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Henrikh Mkhitaryan. Dalam kontrak tersebut, pemain internasional Chile ini menandatangani kesepakatan berdurasi empat setengah tahun dengan nilai mencapai 14 juta pounds per tahun. Manchester United mengumumkan perekrutan Sanchez dengan cara yang unik melalui video yang terinspirasi dari piano.

Meski awalnya diharapkan menjadi bintang di tim, karier Sanchez di Manchester United tidak berjalan mulus. Ia hanya mampu tampil dalam 45 pertandingan selama dua tahun, yang membuat perjalanan kariernya di Old Trafford berakhir dengan kekecewaan.

Pindah ke Inter Milan menjadi titik balik positif bagi Sanchez. Di klub Italia ini, ia berhasil membuktikan kemampuannya dan berkontribusi sebagai bagian dari tim yang meraih Scudetto pada musim 2020/2021. Kesuksesannya di Inter menunjukkan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk bersinar di level tertinggi.

Dengan perjalanan yang penuh liku, Alexis Sanchez tetap menjadi salah satu pemain yang menarik untuk diikuti, baik dalam hal prestasi maupun perkembangan kariernya di dunia sepak bola.

3. Harry Maguire

Perekrutan Harry Maguire oleh Manchester United sering kali dianggap sebagai langkah yang kurang tepat sejak awal. Meskipun bergabung dengan status sebagai bek termahal dalam sejarah klub, perjalanan Maguire di Old Trafford berakhir dengan banyak tantangan. Pada Agustus 2019, MU mengeluarkan dana sebesar 80 juta pounds untuk mendapatkan bek tengah yang sebelumnya bermain untuk Leicester City ini.

Sejak saat itu, karier Maguire di Manchester United tidak berjalan mulus. Ia mengalami penurunan performa yang signifikan, sehingga posisinya dalam susunan pemain utama semakin terancam. Keadaan semakin mencolok ketika pelatih Erik ten Hag memutuskan untuk mencopot ban kapten dari lengan Maguire pada musim panas 2023, yang menandai puncak dari penurunan statusnya di klub.

Perekrutan Maguire menciptakan banyak perdebatan di kalangan penggemar dan analis sepak bola. Dengan biaya yang sangat tinggi, ekspektasi terhadap performanya juga meningkat. Sayangnya, hasil di lapangan tidak sejalan dengan harapan tersebut. Hal ini menyebabkan Maguire dianggap sebagai salah satu rekrutan terburuk dalam sejarah Manchester United.

Sejak bergabung, Maguire menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi performa individu maupun tekanan dari media dan penggemar. Keterpurukannya dalam urutan prioritas untuk masuk ke starting XI menunjukkan betapa sulitnya ia untuk mendapatkan kembali kepercayaan pelatih dan fans.

Perjalanan Harry Maguire di Manchester United menjadi contoh nyata tentang bagaimana ekspektasi tinggi dapat berujung pada kekecewaan. Dari status sebagai bek termahal, kini ia harus menghadapi kenyataan sebagai salah satu rekrutan yang paling banyak dibicarakan dalam sejarah klub. Keputusan Erik ten Hag untuk mencopot ban kapten menandakan perubahan besar yang mungkin akan terjadi dalam karirnya di klub.

2. Juan Sebastian Veron

Sir Alex Ferguson, manajer legendaris Manchester United, dikenal sebagai sosok yang cerdik dalam menilai kemampuan pemain sepanjang kariernya. Salah satu keputusan transfer yang paling mencolok adalah saat ia mendatangkan Juan Sebastian Veron dari klub Serie A, Lazio, pada tahun 2001. Langkah ini menjadi salah satu rekor transfer terbesar di Inggris pada saat itu.

Veron bergabung dengan Manchester United dengan biaya mencapai 28,1 juta pounds, yang jika dihitung dengan inflasi saat ini, setara dengan sekitar 150 juta pounds. Meskipun memiliki potensi yang besar, Veron hanya menghabiskan dua tahun di Old Trafford. Ia menjadi pemain Amerika Selatan pertama yang memperkuat tim Setan Merah, namun perjalanan kariernya di klub tersebut tidak berjalan sesuai harapan.

Transfer Veron menciptakan banyak ekspektasi di kalangan penggemar Manchester United. Dengan reputasi sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, banyak yang berharap ia dapat membawa tim meraih kesuksesan lebih besar. Namun, performanya di lapangan tidak selalu konsisten, dan ia kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan tim.

Selama dua tahun di Manchester United, Veron menunjukkan beberapa momen gemilang, tetapi juga mengalami masa-masa sulit. Akhirnya, pada tahun 2003, ia meninggalkan klub untuk bergabung dengan Chelsea. Meskipun kariernya di Manchester United tidak sepenuhnya berhasil, Veron tetap dikenang sebagai salah satu pemain yang pernah menjadi bagian dari sejarah klub.

Transfer Juan Sebastian Veron ke Manchester United menjadi salah satu bab menarik dalam sejarah klub. Meskipun tidak memenuhi ekspektasi yang tinggi, kisahnya memberikan pelajaran berharga tentang tantangan yang dihadapi pemain saat beradaptasi dengan tim baru. Sir Alex Ferguson terus dikenang sebagai manajer yang berani mengambil risiko dalam mencari pemain-pemain berkualitas untuk timnya.

1. Paul Pogba

Transfer Paul Pogba ke Manchester United pada tahun 2016 menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepak bola. Dengan biaya mencapai 93 juta pounds, transfer ini mencatatkan rekor klub. Kembalinya Pogba ke Old Trafford setelah meninggalkan klub sebagai remaja empat tahun sebelumnya disambut dengan antusiasme tinggi.

Harapan besar menyelimuti kedatangan Pogba, namun kenyataannya, transfer ini menjadi kesalahan besar bagi kedua belah pihak. Meskipun memiliki bakat luar biasa, Pogba tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya secara konsisten. Berbagai manajer yang menangani Manchester United menghadapi tantangan besar dalam mengoptimalkan potensi pemain Prancis ini.

Setelah beberapa tahun yang penuh gejolak di Old Trafford, Pogba akhirnya memutuskan untuk meninggalkan klub dan kembali ke Juventus pada musim panas 2022. Keputusan ini diambil setelah mengalami banyak frustrasi dan ketidakpuasan selama bermain untuk Setan Merah.

Transfer Paul Pogba ke Manchester United menjadi pelajaran berharga tentang harapan dan realitas dalam dunia sepak bola. Meskipun memiliki potensi yang besar, tidak semua transfer berakhir dengan sukses. Kasus Pogba menunjukkan bahwa faktor-faktor di luar bakat individu juga memainkan peran penting dalam keberhasilan seorang pemain di klub.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Read Entire Article
Bisnis | Football |