ADB Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ini Alasannya

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) telah merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 dan 2026. Revisi ini didorong oleh kinerja yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2025, khususnya dalam aktivitas ekspor dan ketahanan investasi domestik.

Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) December 2025, dikutip Rabu (10/12/2025), ADB menaikkan perkiraan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia untuk tahun 2025 dari 4,9% menjadi 5,0%. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2026 juga dinaikkan dari 5,0% menjadi 5,1%.

Kenaikan proyeksi ini mencerminkan sejumlah faktor positif yang diamati pada kuartal ketiga 2025:

Kinerja Kuartal Ketiga yang Solid:

Pertumbuhan PDB Indonesia pada Q3 2025 tercatat sebesar 5,0% year-on-year. Kinerja Q3 yang kuat ini, bersama dengan Malaysia, Singapura, dan Vietnam, mendorong revisi naik proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.

Ekspor Robust:

Pertumbuhan yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal ketiga dipimpin oleh ekspor yang kuat, terutama ke Republik Rakyat Tiongkok (PRC), ASEAN, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa. Indonesia juga mencatat perolehan yang solid di antara ekonomi ASEAN.

Investasi yang Tangguh:

Pertumbuhan investasi modal tetap hanya melemah secara moderat di Indonesia. Ketahanan ini didukung oleh pengeluaran yang kuat untuk pembangunan serta mesin dan peralatan.

Aktivitas Manufaktur Membaik:

Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia tercatat mengalami kenaikan dan konsisten dengan peningkatan aktivitas manufaktur pada November. PMI di atas 50 dari Agustus hingga Oktober mengindikasikan ekspansi dalam aktivitas industri.

Dukungan Kebijakan:

Penyesuaian ke atas pada proyeksi didorong oleh permintaan domestik yang lebih kuat, didukung oleh stimulus fiskal dan moneter. Selain itu, belanja pemerintah meningkat melalui pelaksanaan anggaran dan stimulus yang lebih baik.

Apindo Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Awal 2026 di Kisaran 5-5,4 Persen

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada awal 2026 masih berada di kisaran 5 hingga 5,4 persen. Proyeksi tersebut dinilai mencerminkan kehati-hatian dunia usaha dalam melihat dinamika perekonomian, baik dari sisi domestik maupun global.

Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani mengatakan, proyeksi untuk 2026 relatif tidak jauh berbeda dengan proyeksi tahun sebelumnya. Rentang pertumbuhan yang cukup lebar menurutnya disebabkan oleh masih tingginya ketidakpastian global, meskipun pemulihan ekonomi domestik mulai terlihat di berbagai sektor.

“Untuk 2026 Apindo juga masih tetap berkisar di angka yang hampir mirip-mirip antara 5 sampai 5,4 persen. Kenapa rentangnya begitu besar? Karena kita masih melihat banyak sekali ketidakpastian,” kata Shinta dalam Konferensi pers Indonesia Economic Outlook Apindo 2026, di Permata Kuningan Jakarta, Senin (8/12/2025).

Ia menegaskan, dunia usaha saat ini berada dalam posisi optimistis namun tetap waspada. Shinta menegaskan bahwa optimisme tetap ada, tetapi perlu kehati-hatian karena faktor eksternal masih menjadi tantangan yang belum sepenuhnya reda.

“Kalau saya bisa bahas dunia usahanya, we are optimistic but cautious. Jadi, saya bilang optimistis dengan perlu berhati-hati ya,” ujarnya.

Kuartal Awal 2026 Diuntungkan Faktor Musiman

Apindo menilai kuartal pertama 2026 berpotensi menjadi periode terkuat bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini didorong oleh konsolidasi berbagai faktor musiman seperti perayaan tahun baru, Imlek, serta momentum Ramadan yang biasanya meningkatkan konsumsi rumah tangga.

“Kuartal pertama tahun 2026 ini menjadi periode terkuat berkat konsolidasi seasonal driver yaitu tahun baru, imlek, bulan ramadhan,” ujarnya.

Namun demikian, Shinta mengingatkan bahwa kuartal kedua dan ketiga 2026 perlu diwaspadai. Hilangnya faktor musiman berpotensi menimbulkan tekanan berupa stagnasi sekular, terutama jika tidak diimbangi dengan dorongan investasi dan produktivitas yang memadai.

Pertumbuhan Kuartal IV 2025 Jadi Penentu

Untuk tahun 2025, Apindo menilai perekonomian Indonesia menunjukkan tingkat resiliensi yang cukup solid dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5 hingga 5,2 persen. Capaian akhir pertumbuhan tahun ini, menurut Shinta, sangat bergantung pada kinerja kuartal IV.

Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi menunjukkan perbaikan yang relatif konsisten, dengan realisasi 4,78 persen pada kuartal I, meningkat menjadi 5,12 persen pada kuartal II, dan berada di level 5,04 persen pada kuartal III. Momentum musiman di akhir tahun diharapkan kembali memberikan dorongan tambahan.

“Nah, kalau pada tahun 2025 perekonomian Indonesia menunjukkan resiliensi yang cukup solid dengan proyeksi pertumbuhan di 5 sampai 5,2 persen. Apakah ini akan tercapai? Saya rasa kita akan lihat nanti di kuartal IV ya. Karena di kuartal ini biasanya yang menunjukkan selalu pasti akan lebih tinggi biasanya,” pungkasnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |