Alejandro Garnacho Ungkap Kenyataan Pahit Seorang Pemain Usai Pindah ke Manchester United

3 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta Alejandro Garnacho mulai menemukan lagi performa terbaiknya bersama Chelsea. Pemain berusia 21 tahun itu, pindah dari Manchester United dan bergabung dengan klub itu, pada bulan Agustus dengan harga 40 juta pounds.

Garnacho hengkang dari MU usai terlibat perselisihan dengan Ruben Amorim setelah final Liga Europa. Pemain berusia 21 tahun itu merasa pantas mendapatkan lebih banyak menit bermain.

Dan setelah melampiaskan rasa frustrasinya di depan umum, Amorim membalas kekesalan pemainnya dengan mengatakan: "Semoga Anda memiliki agen yang baik musim panas ini."

Kepergian itu merupakan hal yang buruk bagi pemain sayap yang telah berada di klub sejak bergabung dengan akademi pada tahun 2020. Kini, usai menjadi pemain Chelsea, Garnacho mulai menemukan performanya setelah awal yang lambat di London barat.

Sebaliknya, seorang pemain bernama Mason Mount melakukan transfer balik, dari Chelsea ke United. Pemain Inggris, yang direkrut di bawah asuhan Erik ten Hag dengan harga 60 juta pounds, belum mencapai performa terbaiknya di Old Trafford seperti yang pernah ia tunjukkan bersama Chelsea.

Harus diakui, Mount kurang beruntung dengan cedera yang dialaminya. Lima cedera terpisah telah membuat pemain berusia 26 tahun itu absen dalam lebih dari 50 pertandingan untuk United. Tapi, ketika ia tampil musim ini, ia hanya mencetak satu gol dan satu assist dalam sembilan penampilan.

Kegigihan Asnawi Mangkualam "menempel" bintang muda Argentina, Alejandro Garnacho, tampaknya diapresiasi oleh penggawa Manchester United tersebut.

MU Punya Sejarah Penjualan Pemain yang Buruk

Di sisi lain, Garnacho telah mencetak dua gol dan dua assist dalam 10 pertandingannya untuk Chelsea. Kedua assist tersebut tercipta dalam kemenangan 3-0 Chelsea atas Wolves pada hari Sabtu.

MU memang memiliki sejarah penjualan pemain yang kurang baik. Ini yang kemudian membuat para pemain tersebut pindah dan bermain di klub lain. Salah satu contoh paling menonjol adalah Scott McTominay.

Sejak bergabung dengan Napoli dengan harga 25 juta pounds musim lalu, pemain internasional Skotlandia tersebut telah menjadi salah satu pemain terbaik klub Italia tersebut. Ia dinobatkan sebagai MVP Serie A untuk musim 2024/25 dan finis di peringkat ke-18 dalam peringkat Ballon d'Or 2025 setelah membantu Napoli meraih gelar liga Italia keempat mereka.

Ujian Berat buat Ruben Amorim

Kisah Garnacho di Chelsea belum sebanding dengan McTominay. Namun, situasi ini bisa menjadi ujian realitas yang berat bagi Amorim dan betapa berharganya ia melihat Mount dalam skuad.

Pemain nomor punggung 7 United ini telah menunjukkan fleksibilitas taktis di bawah Amorim. Ia terkadang bermain sebagai pemain nomor 10 di sisi kiri, sayap kiri, dan bahkan sebagai false nine.

Kemampuan untuk berpindah posisi dengan sedikit efek negatif adalah sesuatu yang sangat dihargai oleh manajer United karena formasi uniknya. Di akhir tahun 2024, Amorim secara terbuka menyatakan kekagumannya kepada Mount ketika ia berkata: "Saya harus mengatakan bahwa saya mengagumi anak itu.

Amorim Beri Banyak Kesempatan Bermain

"Hal pertama adalah dia bekerja sangat keras. Dan kemudian Anda juga harus memahami sisi manusianya. Anda bisa melihat di matanya bahwa dia sangat menginginkan ini." Dan ini yang terpenting bagi saya..."

Mount masih muda dan punya banyak waktu untuk memulihkan performanya yang hilang musim ini. Kontraknya dengan United berakhir pada 2028, dan dengan Amorim yang sudah menunjukkan rasa sukanya kepada sang gelandang, pemain berusia 26 tahun itu tampaknya akan mendapatkan lebih banyak kesempatan. Namun, Amorim pasti ingin segera melihat peningkatan performanya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |