Arsenal Butuh Napas: Jeda Internasional Datang di Waktu yang Tepat untuk Arteta dan Skuad

3 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta Arsenal menutup pekan Premier League dengan hasil imbang 2-2 di markas Sunderland, laga yang seharusnya bisa mereka menangkan.

Namun, di balik hasil tersebut, ada sisi positif yang tak bisa diabaikan, jeda internasional dua pekan ke depan datang di saat yang paling dibutuhkan Mikel Arteta dan timnya.

The Gunners sebenarnya tampil dominan dan menunjukkan karakter tim calon juara. Mereka bangkit dari ketertinggalan melalui gol Bukayo Saka dan Leandro Trossard, namun dua kesalahan bertahan membuat kemenangan di depan mata sirna.

Brian Brobbey mencetak gol penyeimbang di masa tambahan waktu, menutup laga dengan hasil yang terasa pahit.

Namun, alih-alih terjebak dalam frustrasi, Arteta memilih untuk menatap ke depan. Bagi Arsenal, jeda ini bukan jeda evaluasi besar, melainkan kesempatan langka untuk bernapas setelah melewati jadwal yang padat dan penuh tekanan sejak awal musim.

Skuad yang Tergerus Cedera, Tapi Tetap Kompetitif

Salah satu alasan utama mengapa jeda ini sangat berarti adalah daftar cedera panjang yang menimpa Arsenal.

Di Sunderland, Arteta tidak bisa menurunkan tujuh pemain utama, enam di antaranya adalah pemain lini depan: Kai Havertz, Martin Odegaard, Noni Madueke, Gabriel Martinelli, Viktor Gyokeres, dan Gabriel Jesus.

“Pilihan kami sangat terbatas, terutama di lini depan,” ujar Arteta usai laga. “Namun musim memang berjalan seperti ini. Para pemain itu sudah absen hampir dua bulan dan kami tetap tampil baik, jadi saya bangga dengan tim ini.”

Fakta bahwa Arsenal masih berada di puncak klasemen Premier League meski tanpa sejumlah bintangnya menunjukkan ketahanan luar biasa. Di klub lain, daftar cedera seperti ini mungkin menjadi bencana.

Meski begitu, Arsenal tetap tangguh, bahkan hanya menelan satu kekalahan dari 17 laga di semua kompetisi musim ini.

Performa Konsisten, Tapi Stamina Mulai Tergerus

Sejak jeda internasional Oktober lalu, Arsenal mencatat enam kemenangan dan satu hasil imbang dari tujuh laga di semua ajang.

Mereka juga mencetak rekor klub dengan delapan clean sheet beruntun, sesuatu yang terakhir kali terjadi 122 tahun silam. Gol Sunderland dari Dan Ballard menjadi kebobolan pertama mereka setelah 812 menit.

Namun, intensitas tinggi itu mulai terlihat berdampak. Di Stadium of Light, Arteta hanya melakukan satu pergantian pemain sepanjang 100 menit pertandingan, Eberechi Eze digantikan Cristhian Mosquera di menit ke-88.

Banyak yang bertanya, mengapa pelatih tak menurunkan tenaga segar seperti Ben White, Piero Hincapie, atau Ethan Nwaneri? Jawabannya sederhana, bahwa Arteta tahu timnya sudah mencapai batas fisik, dan ia memilih bertahan dengan komposisi yang sudah kompak.

Keputusan itu akhirnya berbuah kehilangan dua poin, tapi juga memperlihatkan keterbatasan skuad di fase kritis ini. Arsenal seperti tim yang kehabisan tenaga di lima menit terakhir, namun masih berjuang sampai peluit panjang.

Arteta: Frustrasi, tapi Tetap Tenang

Pasca-pertandingan, Arteta tampil berbeda dari biasanya. Tidak ada kemarahan berlebihan, hanya ekspresi kecewa yang terkendali.

“Saya tidak puas karena kami seharusnya bisa menang. Tapi ini Premier League. Mereka mencetak gol dengan cara mereka, dan kami harus menghormati itu,” ujarnya dengan nada datar namun realistis.

Arteta tampaknya memahami konteks besar musim ini: timnya sudah bermain 17 kali sejak Agustus, dengan catatan 14 kemenangan, dua hasil imbang, dan hanya sekali kalah, agregat gol 35-5. Itu pencapaian luar biasa, terutama dengan krisis pemain yang dialami.

Dengan performa seperti itu, hasil imbang di Sunderland hanyalah gangguan kecil di tengah perjalanan panjang menuju puncak. Dalam situasi seperti ini, jeda dua pekan menjadi waktu emas untuk memulihkan fisik dan mental skuad yang telah bekerja di ambang batas.

Momentum untuk Pulih dan Kembali Lebih Kuat

Arsenal akan kembali beraksi pada 23 November dalam laga besar, derby London Utara melawan Tottenham di Emirates Stadium.

Arteta berharap saat itu beberapa pemain kunci seperti Odegaard, Martinelli, dan Havertz sudah pulih dan siap memperkuat tim. Sementara nama-nama lain seperti Gyokeres dan Madueke diharapkan kembali bertahap setelah itu.

Dengan skuad lengkap, Arsenal bisa memulai kembali misinya dengan energi baru. Mereka sudah memberikan fondasi kokoh, unggul enam poin di puncak Premier League dan tak terkalahkan di fase grup Liga Champions.

Kini, fokus utama Arteta adalah menjaga kebugaran, kestabilan mental, dan ritme permainan tim.

Read Entire Article
Bisnis | Football |