Beda Komentar Alonso dan Tudor Usai Real Madrid Kalahkan Juventus: Satunya Jujur, Satunya Kritis

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Tanggapan berbeda datang dari pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, dan pelatih Juventus, Igor Tudor, usai laga Liga Champions. Real Madrid berhasil mengamankan kemenangan tipis 1-0 atas tamunya di Santiago Bernabeu. Skor akhir yang ketat ini mencerminkan pertarungan yang alot di atas lapangan.

Xabi Alonso, sebagai pihak pemenang, justru secara jujur mengakui betapa sulitnya pertandingan tersebut. Ia menyebut timnya harus melewati banyak momen rumit dan nyaris kebobolan di akhir laga. Kemenangan ini diraih Los Blancos dengan perjuangan ekstra keras.

Di sisi lain, Igor Tudor dari kubu Juventus mengungkapkan penyesalan timnya yang gagal mencetak gol. Ia merasa Si Nyonya Tua pantas mendapatkan hasil yang lebih baik meski harus pulang dengan tangan hampa. Namun, ia tetap bersikeras bahwa timnya sudah berada di jalur yang benar.

Menariknya, Tudor juga tidak ragu melontarkan kritik internal yang cukup tajam kepada skuadnya. Ia menyoroti adanya 'rasa takut' saat bertahan dan kurangnya figur pemimpin di dalam tim. Berikut adalah rangkuman lengkap komentar dari kedua pelatih tersebut.

Promosi 1

Pengakuan Alonso Soal Laga Sulit

Xabi Alonso sama sekali tidak terkejut dengan perlawanan sengit yang diberikan oleh Juventus. Ia sejak awal sudah menduga bahwa pertandingan ini akan berjalan sangat berat bagi Real Madrid. Alonso pun menaruh hormat pada kualitas pemain dan ide permainan yang diusung oleh Igor Tudor.

Pelatih asal Spanyol itu juga mengungkapkan pesannya kepada para pemain saat jeda babak. Ia meminta skuadnya untuk tetap tenang, sabar, dan melanjutkan permainan sesuai rencana. Ia sangat yakin bahwa momen untuk Real Madrid pada akhirnya akan tiba.

"Kami sudah menduga ini akan menjadi laga yang berat, karena kualitas para pemain Juve dan ide dari pelatih mereka," ujar Xabi Alonso kepada Sky Sport Italia.

"Kami tahu ini akan sulit dan berimbang, dengan banyak momen yang rumit. Saya katakan saat jeda babak bahwa kami harus terus seperti ini, bahwa momen kami akan tiba," lanjutnya.

Nyaris Gagal Menang

Meskipun Real Madrid mampu menciptakan sejumlah peluang, Alonso mengakui timnya gagal "membunuh" permainan. Kegagalan mencetak gol kedua membuat posisi mereka sangat rawan hingga peluit panjang dibunyikan. Juventus bahkan memiliki peluang emas untuk menghukum kelengahan mereka.

Peluang Lois Openda di menit-menit akhir menjadi sorotan utama sang pelatih yang membuatnya sempat waswas. Alonso juga memuji penampilan solid dari lini pertahanan kedua tim. Para kiper dari kedua kubu juga dinilainya tampil sangat baik di bawah mistar gawang.

"Kami tidak berhasil menyelesaikannya [dengan gol kedua], jadi apa saja masih bisa terjadi," ungkap Alonso.

"Ada banyak peluang mencetak gol untuk kedua tim malam ini, kami punya peluang kami, begitu juga Juve. Ada beberapa performa individu yang bagus dari para pemain bertahan dan kedua kiper," jelasnya.

Pujian untuk Skuad Juventus

Saat ditanya apakah ia terkejut dengan perlawanan Juventus, Alonso dengan tegas menjawab tidak. Mengingat performa buruk Si Nyonya Tua belakangan ini, perlawanan mereka mungkin di luar dugaan banyak pihak. Namun, Alonso sudah menduga Juventus akan tampil solid dan merepotkan.

Ia secara spesifik menyoroti kemampuan juang para pemain Juventus yang dinilainya luar biasa. Ia juga menyebut Dusan Vlahovic sebagai ancaman konstan di lini depan. Vlahovic dianggapnya sangat berbahaya, terutama dalam situasi duel-duel fisik dengan bek Real Madrid.

"Saya sudah menduga Juventus akan tampil solid, dengan banyak kualitas individu, mampu berjuang keras," akunya.

"Dengan Vlahovic yang sangat berbahaya dalam duel. Mereka bekerja keras dan pastinya akan berkembang seiring berjalannya musim," imbuh Alonso.

Penyesalan di Kubu Juventus

Sementara itu, dari kubu Juventus, Igor Tudor mengungkapkan suasana ruang ganti yang penuh kekecewaan. Para pemainnya merasa sangat terpukul dengan hasil akhir pertandingan. Mereka merasa seharusnya bisa membawa pulang setidaknya satu poin dari lawatan sulit ini.

Penyesalan terbesar bagi Tudor adalah kegagalan timnya mengonversi beberapa peluang menjadi gol. Meski begitu, di tengah kekecewaan tersebut, ia tetap menyisipkan nada optimistis. Ia bersikeras bahwa timnya telah menunjukkan perkembangan dan berada di jalur yang benar.

"Para pemain kecewa, karena mereka merasa pantas mendapatkan setidaknya satu gol," ujar Tudor kepada Sky Sport Italia dan Amazon Prime Video Italia.

"Ada penyesalan, tetapi kami berada di jalur yang benar," sambungnya.

Analisis Penyebab Kebobolan

Tudor kemudian memberikan analisisnya mengenai proses terjadinya gol tunggal Real Madrid. Ia memuji sikap dan karakter timnya di awal laga yang dinilainya berjalan sesuai rencana. Ia pun mengakui gol itu lahir dari kualitas individu pemain lawan yang sangat brilian.

Namun, ia juga mengkritik respons para pemainnya saat bertahan menghadapi aksi individu Vinicius. Menurutnya, ada sedikit rasa takut dan keraguan untuk melakukan tekel. Para pemainnya dinilai khawatir akan memberikan hadiah penalti kepada tim tuan rumah.

"Kami hanya kebobolan karena kualitas individu Vinicius yang luar biasa di antara tiga pemain, dan kemudian bola membentur tiang," jelas Tudor.

"Ada sedikit rasa hormat dan ketakutan untuk melakukan pelanggaran penalti, jadi tidak ada yang melakukan tekel. Lagi pula, jika tidak ada yang membuat kesalahan dalam sepak bola, tidak akan pernah ada gol," lanjutnya.

Kritik Internal Igor Tudor

Di akhir wawancara, pelatih asal Kroasia itu juga memberikan kritik internal yang cukup tajam. Ia merasa timnya masih memiliki kekurangan besar dalam aspek kepemimpinan di atas lapangan. Menurutnya, level kepemimpinan skuadnya saat ini masih di bawah standar yang ia harapkan.

Ia menyoroti banyaknya pemain baru dan hilangnya beberapa figur senior berpengalaman sebagai salah satu faktor utama. Selain itu, ia juga dengan jujur menyebut banyak pemainnya yang belum terbiasa bermain di level setinggi Liga Champions.

"Setiap orang harus menjadi pemimpin di tim ini, dan dalam hal itu saya pikir kami sedikit di bawah apa yang ingin saya lihat," akunya.

"Kami memiliki rasa lapar, tetapi ketika berlari begitu banyak, ada kekurangan dalam hal ketajaman dan banyak yang tidak terbiasa bermain di level ini," tutup Tudor.

Read Entire Article
Bisnis | Football |